2

1.4K 135 13
                                    

Selamat Membaca ☺️
.
.
.
.
.

Jiyong sore ini akan ke Paris, Ia meminta peresmian cabang perusahaan di undur. Kini Ia masih berada di kantornya. Ia harus mengurus beberapa hal sebentar.

Seperti biasa di kantor Jiyong tidak ada karyawan yang berani bergosip ketika waktunya bekerja. Jiyong juga tidak segan-segan untuk memecat karyawannya yang tidak disiplin.

Jiyong tengah sibuk berkutat dengan berkas-berkas di atas mejanya. Ya, Jiyong tipe pria yang sangat profesional dalam pekerjaan. Tapi Ia tetap mengutamakan kepentingan putrinya sampai putrinya bisa mandiri. Entah kenapa Ia belum ingin mencari Ibu baru untuk putrinya. Ia hanya belum siap dan takut jika putrinya diperlakukan tidak baik. Maka Ia memilih perlahan untuk mencari wanita yang benar-benar memiliki jiwa seorang Ibu dan menjadi istri yang baik kelak.

Terdengar ketukan pintu dari luar. Setelah Jiyong mengijinkan untuk masuk, seorang pria dengan membawa berkas ditangannya masuk dan melangkah ke arah Jiyong.

"Annyeong Hasimnikka Sajangnim" ucapnya membungkuk.

"Ada apa?"

"Saya membawa data calon sekretaris yang diinterview hari ini Sajangnim" ucapnya.

"Berapa orang?" Tanya Jiyong.

"Ne, Sajangnim, Ada lima orang" ucapnya. Jiyong mengangguk lalu menyuruhnya untuk memanggil mereka satu persatu.

"Suruh masuk satu persatu" ujar Jiyong.

"Ne, Sajangnim" ucapnya lalu membungkuk dan keluar dari ruangan Jiyong.

Mulai calon pertama hingga keempat tak ada yang cocok menurut Jiyong. Karena menurutnya semua hanya mengutamakan penampilan tubuh dengan suara menggoda yang dibuat-buat. Dan jika yang terakhir juga sama. Maka Jiyong akan mencarinya sendiri.

Tak lama pintu di ketuk kembali, setelah Jiyong mengijinkan untuk masuk, seseorang memasuki ruangan itu. Dengan sopan Ia melangkah pelan.

.
.
.

*Lisa POV*

Kemarin malam sepulang dari studio Hanbin Oppa, aku diberitahu oleh Seungri Oppa, bahwa perusahaan temannya sedang mencari seorang sekretaris perusahaan dan besok aku diminta langsung datang untuk interview. Dia juga memberikanku alamat perusahaan itu dan apa saja yang harus aku siapkan.

Aku melihat diriku yang sudah siap di depan cermin. Aku seorang lulusan manajemen bisnis. Jika aku diterima di perusahaan itu, aku akan bekerja keras dengan baik.

"Kau sudah siap Lisa-ya?" Tanya Hanbin Oppa padaku. Aku pun tersenyum dan mengangguk.

"Ne, Oppa aku sangat siap" ucapku semangat tanpa rasa ragu. Aku berangkat diantar oleh Hanbin Oppa, karena Ia juga langsung menuju agensi.

"Berusahalah dengan baik Lisa-ya" Hanbin Oppa mengelus pucuk kepalaku. Aku mengangguk lalu melambaikan tangan pada Oppaku yang sudah melajukan mobilnya. Aku berbalik dan menatap gedung megah dan mewah di depanku ini. Mataku berbinar menatap setiap sudutnya.

Aku pun melangkahkan kakiku memasuki lobi, dan lagi-lagi aku terpana melihat interior kantor ini. Sungguh fantastis.

"Annyeong Hasimnika" ucapku pada salah seorang karyawan di lobi.

"Ne, Annyeong, apa yang bisa kami bantu?"

"Ne, Joesong, saya melamar untuk bagian sekretaris di sini. Teman saya menyuruh saya langsung ke sini" ucapku sambil tersenyum ramah. Wanita yang ada di meja resepsionis itu pun juga tersenyum.

"Tunggu sebentar, saya akan hubungi dulu sekretaris Lee" ucapnya dan aku mengangguk. Aku melihat wanita itu menelfon seseorang dan tak lama seorang pria datang.

"Mari ikut saya Nona" ucapnya padaku, aku berdiri dan mengikutinya. Tak lupa membungkuk pada resepsionis tadi.

Aku melihat 4 orang calon lainnya menunggu. Aku merasa salah kostum saat melihat pakaian calon lainnya yang terlihat err seksi? Aku mendapat urutan masuk ke 5 karena kedatanganku paling belakang. Aku melihat pria tadi masuk lalu keluar dan memanggil kami satu persatu. Dari yang pertama hingga keempat memperlihatkan raut wajah sedih dan kecewa. Aku merasa kepercayaan diriku semakin berkurang saat ini.

"Kim Lisa" panggil pria tadi membuatku terkejut lalu berdiri dan membungkuk padanya sebelum masuk ke ruangan. Aku mengetuk pintu lalu mendengar perintah untuk masuk ke sana. Lagi dan lagi mataku terpana melihat ruangan itu. Ruangan kerja yang mewah dan luas.

Aku melangkah pelan ke arah meja yang bertuliskan nama dari CEO Perusahaan itu. 'Kwon Jiyong'

*Lisa POV End*

"Annyeong Hasimnika Sajangnim" ucap Lisa membuat Jiyong menoleh.

"Kau?" Jiyong dan gadis di depannya itu sama-sama terkejut.

"Sudahlah, lupakan. Kim Lisa? benar?" Jiyong membaca CV gadis di depannya itu. Pakaian gadis itu formal dan sopan. Lisa pun mengangguk.

"Duduklah" Lisa langsung duduk dengan tangan yang Ia tautkan. Kenapa Ia bertemu lagi dengan pria sombong ini?

"Kenapa kau melamar di sini? Bukankah anakku bilang jika kau guru di sekolahnya" Tanya Jiyong tanpa menoleh pada Lisa karena Ia fokus dengan CV di tangannya.

"Ne, Sajangnim. Saya ingin bekerja sesuai dengan lulusan dan kemampuan saya. Saya bekerja sebagai guru pengganti hanya 1 bulan saja karena sepupu saya cuti melahirkan" ucap Lisa. Jiyong mendongakan kepalanya dan menatap mata gadis itu, tidak ada pancaran gugup atau tatapan menggoda seperti wanita lainnya yang justru akan jatuh dalam pesona seorang Kwon Jiyong. Namun Jiyong merasa gadis di depannya ini berbeda.

"Kau diterima" ucap Jiyong tanpa berpikir panjang membuat Lisa terkejut.

"Jinjja?!" Lisa terkejut namun langsung merutuki mulutnya. Ia segera membungkuk meminta maaf.

"Ah, Joesong, Sajangnim, Tapi saya belum menceritakan pengalaman saya"

"Itu sudah jelas di CV mu, dan saya rasa kau orangnya profesional juga bisa melaksanakan tanggung jawab dengan baik" ucap Jiyong membuat Lisa bersyukur.

"Baik, Kamsahamnida Sajangnim. Saya akan berusaha melakukan yang terbaik" ucapnya. Jiyong tersenyum kecil namun masih bisa dilihat oleh Lisa. Senyuman yang membuat semua wanita luluh. Tak terkecuali Lisa. 'jadi pria ini bisa tersenyum juga' batin Lisa.

"Kau bisa bekerja mulai hari ini?" Tanya Jiyong.

"Ne, Sajangnim"

"Periksa berkas-berkas itu dan pelajari semuanya, mejamu di sana" ucap Jiyong sambil menunjuk meja yang tak jauh dari Jiyong. Lisa mengangguk paham lalu membungkuk dan melangkah ke meja kerja barunya. Dengan segera Lisa mempelajari semuanya hingga Ia paham.

Jiyong sedikit melirik Lisa yang serius berkutat dengan pekerjaannya.
'Semoga saja wanita ini benar-benar bekerja dengan serius' batin Jiyong.

Saat jam makan siang, Jiyong bangkit dari duduknya, Ia masih melihat Lisa sibuk lalu menghampirinya.

"Kau bisa beristirahat dulu" ucapnya membuat Lisa mendongak.

"Ne, Sajangnim, sedikit lagi"

"Aniyo, letakkan itu dulu dan temani aku makan siang hari ini. Ada yang ingin ku bicarakan" ucap Jiyong membuat Lisa langsung berdiri. Ia tak ingin membuat kesalahan saat ini.

Lisa mengikuti Jiyong yang berjalan lebih dulu, saat sampai di parkiran. Lisa berdiam di dekat mobil saat Jiyong sudah masuk ke dalam kemudi. Jiyong mensyaratkan untuk masuk duduk di sebelahnya. Lisa pun dengan canggung masuk. Oh hell, ini pertama kalinya Lisa merasa tak percaya diri. Dan Lisa tidak tahu jika dirinya sekretaris pertama yang Jiyong ajak makan siang bersama meskipun dengan dalih ingin membicarakan sesuatu. Karena biasanya sekretaris-sekretarisnya yang dulu lah yanh akan menggodanya.

.
.
.
.
.
Tbc
.
.
.
.
Akan diusahakan update setiap hari per chapter. Cerita ini akan lebih berat karena sesuai judulnya Our Destiny. Takdir yang bermain.

Jangan Lupa Vote dan Komennya

Our Destiny (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang