3

1.4K 135 16
                                    

Selamat Membaca☺️

.
.
.
.
.


Jiyong dan Lisa kini sampai di restoran yang sering Jiyong kunjungi. Restoran ini juga merupakan milik Jiyong sendiri.

Lisa mengikuti Jiyong turun dari mobil dan masuk ke dalam restoran itu. Lisa sangat kagum dengan eksterior dan interior dari Restoran ini. Jiyong melirik gadis di sebelahnya ini, entah kenapa gadis itu bisa membuat hatinya menghangat.

"Kau bisa menabrak jika tak melihat jalan" ucap Jiyong menyadarkan Lisa. Gadis itu lantas tersenyum kikuk.

"Ah, Ne Joesong, Sajangnim" ucap Lisa lalu mengikuti Jiyong. Jiyong memilih ruangan privasi di restorannya.

"Pilihlah menunya" ucap Jiyong pada Lisa sambil mengambil salah satu buku menu.
Lisa pun mengangguk, matanya seketika membulat.

"Mwo?!" Jiyong menoleh pada gadis itu.

"Wae?"

"Uhm, uangku tidak cukup Sajangnim" ucap Lisa pelan dengan matanya menatap harga di dalam menu tersebut. Jiyong sedikit tersenyum.

"Pilihlah, aku yang akan membayarnya"

"Tapi, aku baru saja bekerja kenapa Sajangnim mau membayarnya?"

"Anggap saja aku membayar karena kau sudah menjaga dan mengajari anakku dengan baik di sekolah"

Awalnya Jiyong curiga pada gadis itu, tapi setelah mendengar cerita Haneul setiap malam tentang Lisa, hati Jiyong sedikit menghangat ditambah gadis itu benar-benar ada di hadapannya dan mengobrol dengannya.

"Ne, Kamsahamnida Sajangnim" ucap Lisa.

"Tak usah terlalu formal Lisa-ya, sebelumnya aku ingin membicarakan hal penting" ucap Jiyong membuat Lisa menatap bosnya dengan serius.

"Aku akan berangkat sore ini ke Paris untuk peresmian cabang perusahaan. Aku memintamu untuk menjaga putriku Haneul, apa kau keberatan?"

"Ani Sajangnim, tapi bagaimana dengan pekerjaanku di kantor?" Tanya Lisa.

"Kau bisa mengerjakannya di rumahku, untuk tiga hari kedepan" ucap Jiyong.

"Mwo? Apa tidak apa tinggal di rumahmu Sajangnim? Aku rasa itu tidak sopan"

"Ada banyak kamar, ada beberapa maid juga. Aku percayakan Haneul padamu" ucap Jiyong.

"Memang kau tinggal dimana?" Tanya Jiyong.

"Ah, saya tinggal di Apartemen bersama-" ucap Lisa.

"Pacarmu?" Potong Jiyong.

"Ani..Aniyo...aku tinggal bersama Oppa kandungku" ucap Lisa. Jiyong bernafas lega. Catat bernafas lega.

"Bagaimana?" Tanya Jiyong.

"Ne, Sajangnim aku akan menjaga putrimu"

"Kau bisa memanggilku Oppa jika di luar, di kantor kau bisa memanggilku Jiyong-Ssi"

"Tapi-"

"Aku tidak suka dibantah" ucap Jiyong final membuat Lisa menghela nafasnya.
Tak lama makan siang mereka datang dan mereka makan dalam diam.

.
.
.
.
.
.
.

Jiyong mengantarkan Lisa ke apartemennya. Jujur saja Lisa canggung karena bos besar yang dikenal dingin dan tak mau repot pun kini entah kenapa mau mengantarnya mengambil baju dan perlengkapan lainnya untuk keperluannya menginap. Padahal Jiyong menawarkan membelikan segala keperluannya, tetapi gadis itu dengan kekeh menolak tawarannya. Jika wanita lain rela memberi tubuh untuk mendapat harta, berbeda dengan Lisa.

Our Destiny (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang