6

1K 95 5
                                    

Selamat Membaca☺️
.
.
.
.
.
.

Seungri membawa Lisa ke danau dekat rumah bibinya. Di pinggir danau, gadis itu menghela nafas panjang, entah mengapa pikirannya menjadi kacau. Seungri menatap Lisa dari samping, Ia paham hati gadis itu saat ini tidak sedang baik-baik saja.

"Maafkan untuk perkataan Ahjumma Lisa-ya" ucap Seungri.

"Aniyo Oppa, gwenchana" ucap Lisa tersenyun.

"Apa kau mulai menyukai Ji hyung?" Tanya Seungri membuat Lisa menoleh sebentar lalu kembali menatap ke arah depan.

"Aku tidak tau Oppa, hanya saja aku mulai nyaman, tapi mungkin tidak akan terjadi...

Aku hanya tidak ingin menjadi beban"

"Jika kau menyukainya kau bisa memperjuangkan itu Lice"

"Oppa, aku tidak ingin memperpanjang masalah ini, tujuanku bukan dia, aku hanya ingin bekerja saja seperti biasa tanpa melibatkan perasaan apapun" ucap Lisa.

"Kau sebagai sekretarisnya, kau harus siap selalu bertemu dengannya"

"Itu resiko pekerjaanku Oppa, aku yang harus profesional, tapi aku tidak menjamin hatiku akan baik-baik saja" ucap Lisa pelan.

"Kau bisa, kau gadis yang kuat" ucap Seungri tersenyum dan dibalas senyuman oleh Lisa.

"Apa yang kalian bicarakan hingga lupa waktu?" Tanya seseorang membuat mereka langsung menoleh kebelakang.

"Aku hanya memberimu kesempatan bicara pada calon istrimu hyung" ucap Seungri cuek, sedangkan Lisa hanya menunduk.

"Aku tidak mau menikah dengan Yeon" ucap Jiyong.

"Dan aku tidak ingin Ahjumma membuat Lisa menderita" ucap Seungri. Ia lalu melangkah mendekat ke arah Jiyong dan memegang pundak pria itu.

"Jika memang kau tidak ingin Lisa pergi, jaga dia hyung, sekali saja kau membuat dia menangis, maka aku yang akan mengambilnya darimu" peringat Seungri membuat Jiyong menatapnya tajam.

"Kau?!"

"Aku hanya ingin melihat dia bahagia" Seungri lantas meninggalkan mereka berdua setelah mengucapkan hal itu yang sudah pasti membuat Jiyong takut di hatinya yang paling dalam.

"Ayo kita pulang" ajak Jiyong.

"Aniyo, Jiyong-Ssi, aku naik taksi saja. Aku ingin langsung pulang ke apartemenku" ucap Lisa.

"Kau pulang denganku" ucap Jiyong tanpa mau dibantah. Lisa hanya diam dan mengikuti Jiyong dari belakang. Sampai di ruang tengah di sana masih ada beberapa orang termasuk Nyonya Kwon dan Yeon.

"Eomma" panggil Haneul yang berlari memeluk Lisa.

"Apa katanya? Eomma? Haneulie kenapa kau memanggil pengasuhmu Eomma? Bahkan dia tidak pantas menjadi Eomma mu. Haneulie Eomma mu di sini sayang" ucap Nyonya Kwon sambil merangkul Yeon. Ucapan Nyonya Kwon membuat hati Lisa semakin terluka.

"Ani...ini adalah Eommaku" ucap Haneul kesal masih memeluk Lisa erat. Lisa melepas pelan pelukan Haneul dan menyamakan tingginya dengan Haneul.

"Sayang, Halmeoni benar, dia adalah eomma mu yang sebenarnya bukan aku" ucap Lisa lembut berusaha untuk tidak menampilkan kesedihannya.

"Tapi aku tidak nyaman dengannya seperti denganmu Eomma...." Haneul kini mulai terisak karena tidak terima. Jiyong yang melihat itupun menghela nafasnya.

"Sudahlah Eomma, Haneul lebih nyaman dengan Lisa, jangan merusak kebahagiaannya" ucap Jiyong kini menggendong anaknya dan menggenggam tangan Lisa, tanpa pamit Ia keluar sambil menarik Lisa tanpa mendengarkan panggilan dari Nyonya Kwon dan Yeon yang mengejar mereka. Jiyong membuka pintu mobilnya untuk Lisa dan Haneul, lalu Ia segera memasuki mobilnya di kursi kemudi. Yeon mengetuk-ngetuk kaca mobil Jiyong, tapi Jiyong langsung melajukan mobilnya keluar dari halaman rumah itu. Sementara saudara-saudara yang lain hanya menonton, mereka tidak terlalu menyukai keberadaan Yeon.

.
.
.
.
.
.

Jiyong dan Lisa serta Haneul kini baru saja sampai di rumah Jiyong. Lisa langsung menuju kamarnya untuk membereskan pakaian. Lalu Haneul masuk ke kamar Lisa menghampiri Lisa yang tengah memasukkan pakaiannya.

"Eomma akan kemana?" Tanya Haneul lirih. Lisa menatap Haneul dan menghampiri gadis kecil itu.

"Ne, Haneulie, kan Appa sudah pulang, jadi Eomma akan kembali ke apartemen" ucap Lisa lembut. Sebenarnya Ia berat hati meninggalkan Haneul.

"Aniyo Eomma....hiks hiks aku tidak ingin berpisah denganmu" Haneul menangis di pelukan Lisa.

"Eh wae Haneulie? Uljima sayang, Eomma berjanji kan selalu mengunjungimu, Ne?"

"Eomma Shireo....hikss hikss tetaplah di sini" Haneul semakin terisak.

"Haneulie, biarkan Eomma kembali Ne? Appa janji Eomma nanti tinggal selamanya bersama kita" ucap Jiyong menghampiri membuat Lisa tak mengerti dengan ucapannya.

"Shireo hiks hiks"

"Uljima Haneulie....." Lisa menatap Jiyong. Namun sepertinya tuan naga itu sama seperti putrinya. Lisa pun akhirnya menghela nafasnya.

"Arraseo...Eomma akan tetap di sini Ne? Uljima, tapi izinkan Eomma untu ke apartemen mengambil pakaian lagi, Ne?" Haneulie pun mulai berhenti menangis dan menatap Eommanya.

"Jinjja? Yaksok??"

"Ne, Yaksok" Haneul memekik senang membuat Lisa terkekeh gemas. Lihatlah bagaimana menempelnya gadis kecil itu pada Lisa.

"Bisa kita bicara Lisa-ya?" Lisa menoleh pada Jiyong lalu mengangguk. Jiyong lebih dulu turun ke bawah, sedangkan Lisa masih menidurkan Haneul. Setelah memastikan Haneul tertidur, Lisa keluar dari kamar Haneul dan turun me bawah untuk menghampiri Jiyong yang tengah duduk di ruang santai sambil mengecek ponselnya.

"Jiyong-Ssi..." Panggil Lisa membuat Jiyong yang sedari tadi mengecek ponselnyapun menoleh.

"Lisa-ya, sudah aku bilang panggil Op-" belum selesai Jiyong berbicara, Lisa sudah memotong ucapan Jiyong.

"Mianhae, tapi Jiyong-Ssi, tapi saya hanya ingin menghargai anda sebagai atasan saya di kantor. Tugas saya menjaga Haneul sudah selesai, saya ingin bersikap profesional dalam bekerja"

"Apa karena perjodohan itu?"

"Ani-"

"Lisa-ya...ayo berjuang" ucap Jiyong kini berdiri menghadap Lisa. Pria itu memegang kedua lengan Lisa.

"Mwo?"

"Ayo berjuang bersama untuk hubungan kita" ucap Jiyong lagi.

"Tapi kita-"

"Kita akan berjuang, Ne?" Lisa mengangguk membuat Jiyong tersenyum lalu memeluk Lisa dengan erat.

"Tapi boleh kan aku kembali ke apartemen Oppa?"

"Tidak sekarang Ne? Ini sudah sangat malam, lebih baik kau istirahat" ucap Jiyong hingga Lisa hanya bisa pasrah.

.
.
.
.
.
.

Jiyong dan Lisa berangkat bersama ke kantor setelah mengantar Haneul ke sekolahnya. Jiyong dan Lisa turun dari mobilnya saat dua orang bodyguard membukakan pintu mobil untuk mereka.

Jiyong menggandeng tangan Lisa untuk masuk bersama, namun Lisa menarik tangannya untuk mengingatkan Jiyong bahwa mereka tengah di kantor, namun bukan Jiyong namanya jika tidak memaksa. Ia menarik tangan Lisa membuat gadis itu pasrah.

.
.
.
.
.
Tbc
.
.
.
.
Jangan lupa Vote dan Komen 😁

Our Destiny (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang