4

1.4K 126 29
                                    

Selamat Membaca☺️

.
.
.
.
.
.
.


Jiyong bersiap berangkat ke Bandara. Sedangkan Lisa tengah menyisir rambut Haneul. Mereka berdua ikut mengantar Jiyong.

Jiyong yang melihat Lisa telaten menyisir rambut putrinya pun tersenyum hangat. Sikap dingin tuan naga itu telah menghangat ketika melihat dua orang berbeda generasi itu begitu dekat, seperti seorang Ibu dan anak.

'Kau lihat itu Dara? Dia sama sepertimu, cantik, baik dan tulus. Aku rasa dia mencintai anakmu' batin Jiyong. Mendiang istrinya meninggal setelah melahirkan Haneul. Bahkan belum sempat untuk menggendong dan menyusui Haneul.

Jiyong pun memasuki kamar putrinya.
"Cantiknya bidadari kecil Appa" ucap Jiyong membuat Lisa dan Haneul menoleh.

"Appa lihat ini Eomma yang membuatkan ini untukku" ucap Haneul sambil memperlihatkan origami berbentuk kupu-kupu itu pada Jiyong. Jiyong tersenyum dan mengelus pucuk kepala Haneul.

"Ne, ini cantik sekali" puji Jiyong. Lisa bersemu karena Jiyong meliriknya dan menampilkan senyuman kecil.

"Eomma berjanji akan mengajariku membuat ini Appa"

"Ne, gunakanlah waktumu untuk belajar bersama Eomma" ucap Jiyong.

"Ini sudah setengah 4 sore Oppa, kita berangkat jam berapa?" Tanya Lisa mengalihkan perhatian Jiyong.

"Kau dan Haneul sudah siap?" Lisa mengangguk.

"Arraseo...kajja" ucap Jiyong menggendong Haneul, sementara tangan kanannya menggenggam tangan Lisa yang membuat gadis itu bersemu lagi dan lagi. Tak lupa Lisa mengambil tas kecilnya.

Sopir membukakan pintu mobil untu ketiganya. Haneul memilih duduk di pangkuan Lisa dan memeluk gadis itu.

"Haneulie, duduklah di sini kasihan Eomma" ucap Jiyong. Namun putrinya itu malah mengeratkan pelukannya pada Lisa.

"Haneulie...."

"Gwenchanayo Oppa biarkan saja" ucap Lisa tersenyum sambil mengelus rambut Haneul dengan tangan kiri dan mengelus lengan Jiyong dengan tangan kanannya. Jiyong pun menghela nafas lalu tersenyum. Ia merasakan ada yang tidak beres dengan hatinya saat ini. Kenapa dengan detak jantungnya?

.
.
.
.
.
.

Setelah mengantar Jiyong, Lisa dan Haneul kembali ke rumah Jiyong. Gadis kecil itu tertidur di pelukan Lisa.

"Annyeong hasimnika Lisa-Ssi" sapa kepala maid. Lisa tersenyum dan sedikit membungkuk karena sedang menggendong Haneul.

"Apakah Nona Haneul tertidur?"

"Ne, Ahjussi, dia kelelahan dari Bandara" ucap Lisa pelan. Kepala pelayan itu pun mengangguk.

"Saya ke atas dulu Ahjussi"

"Ne, Lisa-Ssi pakai lift saja agar lebih mudah" ujarnya sambil mengantar Lisa k depan lift.

"Kamsahamnida Ahjussi" ucap Lisa diangguki kepala pelayan itu.

.
.
.
.
.

Sampai di Paris pukul 4 pagi. Jiyong langsung menuju hotel untuk istirahat sebentar, karena pukul 10 pagi Ia akan meresmikan cabang perusahaannya.

Jiyong mengaktifkan ponselnya, ada beberapa pesan dari Lisa yang mengirim foto serta memberitahunya apa saja yang Haneul lakukan. Jiyong tersenyum, akhirnya ada wanita yang tulus mencintai putrinya, dan Lisa masih seorang gadis.
Setelah meletakkan ponselnya, Jiyong langsung beristirahat.

Our Destiny (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang