Pagi sekali Harraz sudah berada di rumah Elena, beritikad untuk meminta maaf atas kejadian beberapa hari lalu. Setelah sekitar dua puluh menit. Gadis yang Harraz cari, turun dari lantai dua dan mendapati dirinya yang sedang duduk di ruang tamu seraya bersenandung sambil memukuli pahanya pelan.
"Lo ngapain pagi-pagi udah kesini?" tanya Elena yang baru saja muncul di hadapan Harraz.
Laki-laki itu hanya menatap Elena sebentar, lalu menundukkan kepalanya. Hal tersebut tentu saja membuat sang gadis mengernyitkan dahinya kebingungan.
"G-gue mau minta maaf," seru Harraz.
"Astaga, lo kesini pagi-pagi cuma mau minta maaf?" tanya Elena.
"Hmmm," Harraz berdehem.
"Harraz... gue udah maafin lo kok," ucap Elena sambil tersenyum lebar.
"Serius?" tanya Harraz.
"Gue serius, mending lo ikut gue sarapan!" sahut Elena.
Mendengar ucapan Elena membuat Harraz tersenyum dan bernafas dengan lega.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kenapa ga diangkat?" tanya Harraz
"G-gapapa kok, gak penting juga." jelas Elena.
Harraz hanya menganggukan kepala dan mereka pun melanjutkan aktivitasnya.
***
"Kenapa telfon gue ga diangkat ya, apa dia masih tidur?" Samuel bermonolog, lalu ia langsung bergegas pergi.
"Kamu mau kemana, Samuel?" tanya Esra.
"Bukan urusan papa," jawab Samuel pada Esra.
"Ya sudah, hati-hati!" ucap Esra.
"Iya, makasih," pamit Samuel.
"Sam... papa pulang siang ini," ucap Esra.
"Iya,"
Esra tau anaknya tidak akan diam di rumah jika ada dirinya dan Yeri, istri barunya. Samuel langsung pergi begitu saja meninggalkan rumah Ibunya, Lisa. Bahkan ia tidak menanggapi ucapan ayahnya,
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
