• Blue : a faint memories

922 197 0
                                    


    Andai saja memori itu manis pasti rasanya bagaikan gula, hanya saja, yang berbeda adalah cara merasakan rasa manis tersebut.

   Namun sayang sejuta sayang, tidak ada memori yang hanya berisi hal-hal yang manis saja–setidaknya itu untukku.

   Meskipun semua hal tidak terisi oleh hal-hal yang manis, setidaknya itu cukup untuk membuat diriku merasa lebih hidup.

    Baik memori pahit, sedih, bahagia atau menjengkelkan, semuanya adalah sesuatu yang berharga.

    Termasuk memori tentang dirimu.

    Apa kau masih ingat ucapanmu tentang bunga Daffodil itu? Aku mengukirnya ke dalam hatiku sehingga saat bertemu denganmu rasanya debaran hatiku tak bisa lagi ditahan.

   Aku mencintaimu.

   Perkataan itu tidak pernah terucap dengan benar dari mulutku. Sebenarnya aku sedikit berharap bahwa kau akan menangkap maksud sesungguhnya dari ucapanku itu, tapi sampai akhir kau menghilang, kau meninggalkanku dalam kebimbangan.

   Lalu selanjutnya apa kau ingat saat kita bersama-sama mengunjungi panti tempat kau dulu tinggal?

   Di bawah birunya langit tanpa awan, dirimu yang langsung bersembunyi tepat ketika pengurus panti keluar terlihat manis di mataku.

   Kau hanya bisa tertawa canggung saat aku bertanya alasannya tapi itu bukanlah sebuah masalah besar.

   Kau adalah cahayaku serta tempatku untuk kembali berteduh setelah angin dan badai menerpa tepat di depan wajahku.

    Maka dari itu aku percaya kau akan kembali–

     –meski aku harus menunggu bertahun-tahun lamanya, aku percaya pada akhirnya kau akan kembali.

     Entah bagaimana caranya.

.
.

Coloruary • William J. Moriarty ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang