_____________________
Happy Reading :)
_____________________'Ar, Lo apa kabar? Kenapa Lo nggak bangun-bangun. Lo nggak kangen sama gue. Lo nggak kasihan sama gue harus bolak balik kesini buat nungguin Lo siuman. Gue kangen Ar sama Lo. Gue pengen digitarin sama Lo, gue pengen dibeliin es krim 2 dus lagi sama Lo. Emang Lo nggak kangen sama gue? Udah seminggu lebih Lo mejamin mata Lo. Emang Lo nggak capek tidur terus Ar? Gue aja capek ngeliatin lo tidur terus. Lo nggak kasihan sama nyokap Lo, bokap Lo, Adek Lo, mbok nah, pak RT Lo, mereka semua nungguin Lo sadar Ar. Emang seindah apa sih mimpi Lo sampe Lo nggak mau bangun. Lo harus cepet Sadar ya Ar, jangan bikin gue khawatir. Gue udah kehilangan seseorang yang berarti buat gue. Gue nggak mau kehilangan untuk kedua kali. Lo harus sadar Ar. Dia udah ngorbanin semua buat kebahagiaan kita. Cuma dari lo gue bisa ngelihat kehadiran dia Ar. Cuma dari lo gue bisa nunjukin terimakasih gue buat dia kalo gue bahagia, kalo pengorbanan dia nggak sia-sia. I Miss You Ar'
Tak terasa setetes cairan bening keluar dari mata Aca. Ya! Dia menangis. Dia merindukan seseorang yang terbaring lemah didepannya. Seseorang yang kepalanya kini berbalut perban. Dia ingin menikmati hari-hari bersama Arsa lagi. Berangkat dan pulang sekolah bersama. Bercerita, bercanda. Meski kadang diselimuti oleh pertengkaran.
Namun, dia juga merindukan seseorang yang telah menjadi malaikat penolong untuk Arsa. Dialah Raga. Aca merindukan Raga, sahabatnya. Dahulu sebelum Aca bertemu dengan Arsa Raga lah yang selalu mengantar jemput Aca. Tapi semenjak Aca berhubungan dengan Arsa, dia tidak lagi mengantar jemput Aca. Bahkan bisa dibilang waktu Aca bersamanya mulai berkurang.
Maaf, hanya kata itu yang mungkin bisa diucapkan Aca. Rasa bersalah selalu menghantui Aca. Namun, apalah daya. Semua sudah terjadi. Semua tidak bisa diulang kembali. Kini hanya satu hal yang harus Aca tuju, kebahagiaan. Karena ini adalah hal yang diinginkan Raga.
Aca terbangun dari tidurnya karena merasakan pergerakan dari kepalanya. Tunggu? Ada yang membelainya? Apakah itu tangan Arsa? Arsa siuman?
"Ar. . . Lo u. da. .h sadar Ar " ucap Aca terkejut setelah mendongakkan kepalanya.
"Iya, ini gue Ca. Gue udah sadar. Lo nggak suka kalo gue sadar ya? " tanya Arsa lirih.
"Isshh Lo tu ya, ya jelas gue suka lah Ar. Gue kangen sama Lo hiiiksss" ucap Aca sesenggukan sambil memeluk Arsa.
"Aaawww" ringis Arsa kesakitan.
"Aduh maaf Ar, sakit ya. Maafin gua ya, habisnya gue seneng banget ngelihat Lo udah siuman" ucap Aca cemas.
"Hhhhh gue bercanda kok Ca, muka Lo gitu banget. Gue nggak papa. Sini kalo Lo mau meluk gue lagi" ucap Arsa terkekeh.
"AARRSAAAA. . Baru bangun udah nyebelin" ucap Aca dengan nada ketus.
"Maaf deh, kan bercanda. Lo kangen banget ya sama gue hhhhhh. Lo dari kapan tidur disini Ca? tanya Arsa.
"Menurut Lo?" jawab Aca ngegas.
"Dih gitu aja ngambek, pingsan lagi nih ya aku" ucap Arsa.
"Yaudah sana pingsan aja, nggak perduli . Bodoamat" ucap Aca memalingkan muka.
"Jangan deh, ntar Lo nangis - nangis lagi. Gue nggak tega hahaha" ucap Arsa sambil tertawa terbahak-bahak.
"Nggausah ngaco deh. Gue nggak pernah nangisan Lo ya. Jangan Ge-er" ucap Aca tak terima.
"Tapi tadi kayaknya aku denger orang lagi ngomong nggak mau kehilangan aku ahhahaha, sebenernya aku udah dari tadi sadar Ca. Tapi karena ngedenger kamu lagi ceramah jadi aku undur deh sadarnya hahahaha" ucap Arsa tertawa lagi.
"Haaah?? Jadi kamu denger semua celotehan aku tadi? Termasuk? " Ucap Aca terkejut.
"Iya Ca, gue denger, dan gue juga tau kok kalo Raga kan yang udah donorin Jantungnya buat gue" ucap Arsa sambil menatap Aca penuh lirih.
__________________________________________
Thanks ya udah mampir hehe
Jangan lupa vote, coments, and share
See you next time soon💕💕
__________________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
R.A.S.A
Historia Corta"Bahagia bukan hanya tercipta melalui rasa yang sama." "Kalau lo nggak bener bener suka jangan menerima, yang ada malah nyiksa dan ujungnya nyiptain luka" "Nggak perlu jadi dia buat bikin gue bahagia, gue udah bahagia dengan Lo apa adanya"