H A L LO
Siapa yang udah nggak sabar buat baca My Neighbor, nih? Absen dulu, yuk.
Jangan lupa tap bintang dan tulis komentarnya. Ya, seperti biasa, kalau udah 50 vote atau 50-100 komentar aku bakalan up cepat.
Kasih tau aja kalau ada typo.
Oh iya, aku juga mau bilang, kalau cerita ini tuh banyak banget mengandung unsur kata-kata kasar, jadi kalian bisa seleksi sendiri mana ucapan yang bisa ditiru, dan yang mana enggak, oke?
Semoga suka.
Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ketepian
Berharap dia naksir dahulu
Ditikung teman kemudian🏡🏡🏡🏡🏡🏡🏡
Rafka berdecak Sebal. Samin dan Halim masih beradu mulut di sisinya, membuat telinganya jadi terasa berdenging.
Kekesalannya memuncak saat Samin membawa nama Caca dalam adu mulut mereka yang berubah jadi sesi ghibah seketika.
"Cocok, sih. Yang satu ganteng, yang satu cantik," ucap Halim mendukung penuh Caca dengan seseorang yang ia ketahui Kakak Kelas Caca dulu pas di SMP. "Tuh orang bawaannya adem, pantes Caca demen."
Samin mengangguk. Masih teringat kejadian heboh pagi tadi di mana Caca diantar oleh seorang cowok yang tenyata bukan Rafka. Tentu saja hal tersebut membuat seisi kelas heboh. Pasalnya, cowok yang mereka ketahui namanya Elang tersebut mengantar Caca sampai ke depan kelas. Membuat banyak para siswi-siswi yang menjerit karena iri dibuatnya.
"Pawangnya Caca tuh jangan-jangan. Lo liat sendiri, kan, bagaimana kalemnya Caca pagi tadi. Mana sambil senyum-senyum malu gitu lagi. Berbeda banget sama yang gue liat tiap hari," ucap Samin.
"Emangnya Caca yang tiap hari lo liat gimana, Min?"
"Bar-bar, anjir," jawab Samin.
Rafka mengepalkan kedua tangannya erat. Susah cukup! Telinganya benar-benar akan tuli jika terus mendengarkan ocehan tidak berbobot Samin dan Halim. Untuk saat ini, angka kekesalannya sudah berada di angka tujuh. Syukur-syukur ia tidak menyobek mulut kedua temannya tersebut karena sangat menyebalkan.
Rafka menghela napas berat. Pagi ini ia, Samin, dan Halim dihukum karena datang terlambat, sekaligus tidak bisa mengumpulkan tugas yang kemarin dengan tepat pada hari ini. Ia kaget saat Caca bilang kalau sudah mengerjakan tugas tersebut dengan Nafa dan Putri, tapi dibantu oleh Elang. Pantasen saja kemarin ada Elang di rumah cewek tersebut sampai larut malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Neighbor
Teen FictionGimana, sih, rasanya punya tetangga yang normal? Yang kalau ketemuan itu senyum, bukannya malah ngajak baku hantam plus sesi nyinyir tiga ronde? Kalau ada, segera hubungi Rafka Kalingga-cowok tampan yang sialnya mempunyai tetangga nadzubillah sepert...