꒲ ❑᭄ 07. Permintaan

87 11 6
                                    

H A L L O


APA kabar semuanya? Baik-baik aja, kan? Alhamdulillah kalau kalian dalam keadaan baik-baik saja dan jangan patah semangat  yang lagi menjalani hari buruk.

Mari kita lupakan sejenak kepenatan yang ada, dan saatnya kita refreshing dengan membaca cerita My Neighbor.

Sudah siap?

Tapi, sebelum itu jangan lupa pencet bintang dan tuliskan komentar kalian. Seperti biasa, kalau tembus 50—100 komentar aku bakalan segera update.

Happy Reading

🏡🏡🏡🏡🏡🏡🏡

Pagi menjemput. Caca segera berlari menuju balkon kamar hotelnya. Menikmati udara segar yang berhembus.

Agendanya cukup banyak hari ini. Caca akan memanjakan diri dengan berjalan-jalan. Menyambagi satu wisata ke wisata lainnya. Sangat disayangkan jika ia melewatkan itu semua.

Setelah dirasa cukup, Caca kembali masuk ke dalam kamar. Bergegas siap-siap untuk jalan-jalan di sekitar pantai.

“Ca, nggak salah lo pakai baku tertutup kayak gitu? Seharusnya lo pakai baju yang hot gitu, kapan lagi coba kita bisa pakai pakaian kayak gini.” Putri memutar tubuhnya. “Kali aja hoki bisa gebet turis.”

Caca mendesah. Memijit pangkal hidungnya pelan. “Bisa di amuk Rafka gue kalau pakai pakaian yang kayak lo itu.”

“Ngapain takut coba. Ini kan tubuh lo. Serah aja dong mau pakai baju apapun,” sewot Putri.

“Dih, males gue. Nanti ribut sama Rafka panjang masalahnya,” sahut Caca setengah malas.

Nafka memasang topi ke kepalanya. Menatap kedua temannya dengan kesal.

“Buruan woi! Keburu di tinggal sama cowok-cowok kita nanti.”

“Iya-iya, bawel banget lo anak kadal Afrika.” Caca mengambil plat shoes nya yang berada di bawah meja rias lalu segera menyusul Putri dan Nafka.

“Woi, tungguin gue!”

Caca berlari pelan di sepanjang lorong hotel. Ia mengumpat atas kelakuan kedua temannya yang bisa-bisanya meninggalkan dirinya.

🏡🏡🏡🏡🏡🏡🏡

Rafka berjalan di samping Caca. Kedua tangannya berada di dalam saku celana.

Beruntung cuaca di pantai saat ini terasa menyejukkan. Ia dan Caca tidak perlu ribet-ribet menggunakan krim apapun untuk melindungi kulit.

“Raf, lo mau beli oleh-oleh buat Tante apaan? Gue beli baju aja kali, ya?” usul Caca. Kedua tangannya sedari tadi sibuk memilih oleh-oleh untuk Ibu Rafka serta teman-temannya yang lain.

“Si Puput ke mana coba? Pasti lagi ngejablay sama bule tuh anak,” dumel Caca.

Mulutnya tak henti-henti tuk tidak berkomat-kamit semenjak tadi.

“Bacot lo, Ca. Cepetan dah pilih apa aja. Terserah. Gue mau cari jaket.”

“Buat Nyokap lo nih, Ngab,” sembur Caca tak santai. “Nggak bisa asal-asalan. Gue takut Tante malah nggak suka. Kan sia-sia uang gue.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Neighbor Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang