Chapter 18 : seperti tertembak sebuah peluru

1.7K 197 50
                                    

《《《PRESENT》》》

Hari itu setelah mengumpulkan keberanian Baekhyun memberanikan diri mengajak Luhan berbicara, memperjelas kejadian tempo hari memang masih menyimpan Baekhyun pada posisi kebingungan mendalam. Bagaimana Luhan tidak seperti sosok kembar yang selama ini dikenalnya, Luhan tempo hari adalah perwujudan benci yang kerap ia terima, dan itu benar bukan Luhan-nya yang ia kenal. Luhan menjauhinya, Luhan tak mau memandangnya. Bukan, bukan hanya Luhan tetapi Chanyeol juga makin menjaga jaraknya dari dirinya. Tapi hari ini ia butuh penjelasan dari Luhan, ia meminta kejelasan dari mengapa ia dijauhi.

"Ada apa?"

Luhan tidak menyambut baik-baik, tidak menyuruh Baekhyun masuk dan membiarkan kembarannya tetap berdiri diambang pintu. Satu hal kecil yang menjadi salah satu contoh bagaimana Luhan benar berubah. Bukan hanya sekedar perasaanya saja tapi benar adanya.

Meski takut-takut Baekhyun memberanikan diri masuk ke dalam kamar Luhan. kemudian menyerahkan tulisannya, Luhan menyambar catatan di tangan Baekhyun tidak bersahabat, menggangetkan pemilik tangan dengan gerakan tiba-tiba tersebut.

Tulisan itu berbunyi.

"Luhannie, apa aku telah berbuat salah? Luhannie menjauhiku."

Luhan mengajak Baekhyun beradu tatap, yang tentu saja diputuskan langsung kontak mata keduanya oleh Baekhyun. Menunduk Baekhyun tak berani melawan cara Luhan menatapnya tajam. Setelah hari itu tatapan Luhan selalu mengingatkan Baekhyun terhadap ibunya. Menolak diabaikan Luhan memegang dagu Baekhyun, membuat tatapan mereka kembali bertemu. Dan yang Luhan dapati dari raut itu adalah ketakutan, sebuah ekspresi yang belum pernah Luhan dapati datang dari Baekhyun untuknya. Entah mengapa Luhan malah senang dengan reaksi Baekhyun tersebut, ada kepuasan batin didapati sebagai pertanda ia berhasil menjatuhkan anak itu agar tak berani menyentuh miliknya.

"Apa kau menyukai Chanyeol?" tanyanya dengan masih mencengkram dagu Baekhyun, tak sebegitu kuat namun Baekhyun tak nyaman "katakan!"

Pertanyaan bak buah simalakama bagi Baekhyun, ia ditempatkan pada posisi yang mana melangkah mundur adalah salah tetapi maju bukan pilihan terbaik. Dan lagi, Luhan secara membingungkan menyeret Chanyeol dan Baekhyun secara bersamaan, seingatnya rasa cinta yang tertanam benar-benar tersembunyi sehingga dapat dipastikan sedikit kemungkinan orang lain tahu. Pada pengakhiran, gelengan kepala menjadi jawaban, berbohong ia tapi tak terpikirkan olehnya lagi, Selama ini ia sudah hidup dalam kebohongan, jadi kebohongan kecil seperti itu bukan permasalahan untuknya.

"Bagus," cengkramannya Luhan terlepas, "jangan pernah membuat tumbuh cinta di hatimu, keluar dari kamarku." Karena jawaban yang ia mau sudah ia dapatkan jadi tak ia butuhkan lagi keberadaan Baekhyun.

Akan tetapi Baekhyun belum mau keluar, ia belum mendapatkan jawaban dari pertanyaanya. Ia masih belum tahu mengapa ia di jauhi, seharusnyakan Luhan selalu berada di sampingnya, seperti janji Luhan dulu padanya. Luhan sering mengatakan : "Baekkie jangan menangis, Luhannie akan selalu berada di sampingmu, selalu. Jadi jangan takut oke?"

Menulis kalimat baru. "Luhannie belum menjawabku." Merobek kertas catatan memberikannya pada Luhan untuk di baca.

Bukan jawaban seperti harapan yang Baekhyun dapat, ia malah diseret keluar kamar. Keras bunyi bantingan pintu begitu Baekhyun berada di luar kamar. nanar menatap daun pintu, memikirkan Luhan sungguh jauh dari jangkauan sekarang. Baekhyun menghela napas kecewa.

''Luhannie jangan berubah, kumohon .... '' Monolog hatinya.

☆☆☆☆☆

Semua orang akan berubah. Peduli omong kosong seberapa kental dirimu dengan keadaan, sifat, dan watakmu sekarang kau akan tetap berubah tanpa ada yang bisa mencegah. Percayala juga seseorang bisa berubah sebab orang lain. Berbunyi klise tetapi fakta berkata : "apabila hatimu menemukan yang dicari selama tahun-tahun hidupmu maka kau akan mendapati dirimu bukanlah yang kemarin."

My Day Are A Struggle [CHANBAEK] [REMAKE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang