Cengkramanku pada kerah Theo dilonggarkan oleh teriakan salah seorang anak mengatakan ada guru yang datang. Ah, Sial. Jam pelajaran dimulai, Sir Fuji yang mengisinya. Aku menghela napas dan kembali duduk di bangkuku. Sebenarnya di kelasku setiap bangku siswa terpisah satu sama lain. Akan tetapi aku masih menganggap bangku sebelahku adalah teman sebangku. Bangku itu milik Seika, dan itu hanya bangku kosong sekarang.
Hari ini Seika tidak masuk lagi. Dia pasti menderita sekarang, meninggalkan pelajaran bukanlah tabiatnya. Tapi dia sakit hari ini. Aku akan pinjamkan catatanku hari ini padanya nanti. Ini semua karena salah Theo. Seika pasti dipukuli olehnya saat pulang sekolah kemarin, bersama berandalan lainnya yang pasti. Mereka memang menjijikan hanya mengganggu yang pasti tidak bisa mengganggu mereka balik.
Sir Fuji mengadakan ulangan harian hari ini. Aku ingin sekali beranjak dari bangku ini dan membanting lagi bajingan itu. Dengan begini Seika tidak akan mengikuti ulangan ini. Dia tidak pantas mendapatkan kesusahan tanpa melakukan dosa apapun. Kenapa dunia tidak adil bagi sebagian orang?
Ulangan harian Sir Fuji selalu dilakukan setelah menerangkan materi. Ulangannya berdurasi 2 jam pelajaran. Aku agak mengesampingkan masalah Seika dan mulai fokus mengerjakan. Andri selalu menjadi yang pertama mengumpulkan ulangan. Dilanjutkan oleh, tunggu sebentar. Mataku menangkap pemandangan yang aneh. Theo memegang tangan Alicia. Sepertinya mereka sedang mendebatkan sesuatu.
Kenapa pemandangan ini aneh? Karena selain Seika dan Andri, Theo belum pernah menganggu anak lain seingatku. Kali ini Alicia juga dia ganggu? Keterlaluan sekali. Tidak lama Theo melepas tangan Alicia dengan wajah yang kecut. Sepertinya Alicia mengancamnya dengan baik. Bagus Alicia!
"Apa kamu bilang?!" Teriakan Alicia membuat seluruh kelas menoleh ke arahnya minus Andri yang pastinya sudah keluar duluan.
"Is there any problem here?" Tanya Sir Fuji yang sepertinya tidak memahami permasalahan yang terjadi.
"He called me 'Cina', Sir!" Koar Alicia tanpa menurunkan nada bicaranya sedikit pun.
"What's the problem? You're a Chinese, right?" Ucap Sir Fuji sambil mengambil absen kelas, "You've got chinese name too here, An Tian Liu." Lanjutnya.
"What the fuck, Fujianto?!" Umpat Alicia tanpa memperdulikan lawan bicaranya lalu dia berjalan ke meja guru, mengumpulkan ulangannya dan bergegas keluar.
Kelas lengang, satu kelas sepertinya belum bisa mencerna apa yang barusan terjadi. Sir Fuji akhirnya memecah keheningan itu dengan menyuruh kami melanjutkan ulangan kami lalu beliau sendiri kembali duduk.
Selepas ulangan harian, ramai anak yang membicarakan kejadian tadi. Aku hanya duduk di kursiku, tidak peduli. Tidak ada Seika kelas terasa sepi. Selain dia, aku hanya berbicara dengan Astri. Gadis paling cantik yang pernah aku liat sepanjang hidupku. Dia juga sangat baik, bagaimana seseorang bisa begitu sempurna?
Dari semua hal baik tentangnya siapa lelaki yang tidak akan jatuh hati kepadanya. Satu angkatan membicarakan kecantikannya ke penjuru sekolah. Bahkan mungkin angkatan lain pun sependapat. Dia mendapat nominasi peserta mos tercantik dulu. Tidak ada yang meragukannya lagi. Dia perempuan yang sangat menarik.
Fakta bahwa aku dan Seika sekelas dengannya tidak bisa dibilang hal yang baik. Seika jelas-jelas tertarik padanya. Bukan berarti aku cemburu pada Astri, tapi di kelas ini hanya Seika yang mau berteman denganku. Aku bisa berbicara dengan Astri juga karena ada campur tangan Seika dalam hal ini. Siapa juga yang mau berteman dengan gadis liar pemarah yang suka membanting orang hanya karena kesal?
Bel masuk berbunyi, kelas penuh kembali. Semuanya kembali ke tempat duduknya kecuali beberapa yang masih berada di luar. Pelajaran sejarah oleh Bu Mega. Hari ini materi yang dibawakan adalah manusia prasejarah atau praaksara. Entahlah, aku tidak pernah suka pelajaran ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Getun
Teen FictionBagaimana kalau penyesalan terbesar dalam hidup adalah hidup itu sendiri? Cerita ini memiliki sudut pandang orang pertama yang berbeda setiap bagiannya. Siapkah kamu melihat dengan mata mereka? p.s. : Cerita ini sudah di unpublish dan disunting sede...