Happy reading!
jangan lupa vote n komen!🤎
______________________________________
"MAU NGAPAIN LO NGAJAK GUE KESINI HAH?!" tanya Aldino tak santai.
AISLA ZAHIRA, selaku Adik kandung Aldino, Ia terus menarik kuat pergelangan tangan Abangnya itu hingga memasuki Toko buku.
Aldino tak ingin meronta-ronta dengan kasar jadi mau tak mau Ia hanya bisa pasrah walau terpaksa.
Apa maksud Adiknya ini, sudah tahu Aldino tak menyukai buku serta para saudara-saudaranya tapi mengapa dengan sangat kejam Adiknya ini menarik paksa tangannya.
"Ya Allah, tolong baim," batin Aldino.
Aisla adalah seorang Gadis pencinta novel garis keras, "Gua mau ngeracunin hidup lo dengan novel," ucap Aisla mantap.
"Nggak mau! gue fobia sama buku, Ais." Jelas saja Aldino akan menolaknya mentah-mentah.
"Diem deh! lo lebih suka sad ending atau happy?"
"Heum, kalau buat pemula yang happy-happy dulu aja kali ya haha," ucap Aisla di iringi tawa jahatnya, eh becanda ko.Aldino hanya bisa pasrah saat melihat Aisla berjalan menuju kasir.
"Gua beli dua novel buat lo, nanti lo baca ya jangan cuma di simpen," perintahnya.
"Lo ngelawak ya Ais?!, Lo sehatkan Ais?!, LO TAUKAN GUE TUH FOBIA SAMA BUKU?!, Lo tau itukan?!, please, gue nggak mau baca novel lo ini." Dari nada rendah sampai ke nada sedang Aldino menjelaskan fobianya kepada Adiknya itu, tak lupa Ia juga memasang wajah melas.
"Apapun alesan lo, gua nggak peduli."
"Oh jadi begitu, oke gue juga nggak akan mau baca novel yang udah lo beli itu," balas Aldino sambil menunjuk ke arah tote bag yang ada di genggaman Aisla.
"Jahat lo!" Aisla berlalu pergi begitu saja, meninggalkan Aldino yang hampir frustasi.
Suka tak suka Aldino harus menurutinya. Begini lah nasib Aldino, selalu di paksa untuk menuruti permintaan Aisla yang jelas-jelas itu adalah sesuatu yang Aldino benci.
"Siniin novelnya," ucap Aldino cuek.
"WHAT?! BENERAN?! NIH!" dengan senang hati Aisla memberikan tote bag yang ada di genggamannya.
Aisla tersenyum senang, "Selamat membaca Abangku tercayang plus tercintah."
"Lo seneng, gue menderita."
Mood Aldino kali ini benar-benar hancur, lebih baik Ia di suruh beres-beres rumah dari pada harus membaca buku yang memiliki halaman yang lumayan banyak ini.
"Bang, kita ke taman dulu, yuk!" ajaknya.
"Gue cape, mau langsung balik, bye!" Aldino melenggang pergi seraya mengusap kepala Adiknya pelan.
"T-tapi .... ah sudahla, hati-hati!"
Aisla menatap kepergian sang Abang dengan wajah cemberut.
⌐■-■
'Aisla! lo bener-bener Adik yang kejam,' batin Aldino.
Di dalam kamar bercat hitam ini fikiran Aldino terus berputar dan itu membuat kepalanya sangat sakit.
"Heh novel! lo denger ya, gue nggak akan sudi buka-buka isi lo, nggak akan!" tapi, di sisi lain Aldino tak ingin mengecewakan perasaan Aisla.
"ARGHH!"
Aldino berkali-kali menggaruk kepalanya yang tak gatal, Ia berjalan mondar-mandir sambil menatap tajam novel yang berada di atas kasur.
Ini sudah keputusannya, Aldino tak ingin mengecewakan perasaan Aisla.
"Bismillahirrahmanirrahim."
Dengan pelan tapi pasti, Aldino membuka plastik yang melekat pada novel tersebut dan membaca setiap tulisan yang tertera di cover novel itu.
Selama di sekolah, Aldino selalu menolak jika di suruh membaca. Aldino akan mengeles demi menghindari melihat huruf-huruf yang berjejer.
Di kelasnya tak setiap hari membaca,. hanya mata pelajaran tertentu yang menyuruh anak murid membaca secara bergilir.
Tugas? sudah pasti Aldino akan mengandalkan teman dekatnya, satu kekurangan akan di sempurnakan oleh teman.
segitu dulu sajah ya kawan-kawan!
terima kasih telah mampirfollow ig aing : @btrfllnd
follback? dm ja uuuuu.lov u n lov me ahahhaa
bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPLAUSIBLE
RomanceHAI! AKU BENER-BENER BUTUH VOTE AND KOMEN KALIAN, JUJUR! SO, BUAT YANG BARU MAMPIR AKU MOHON BANGET FOLLOW AKUN INI! MAKASI! LOPYU SEMOGA SUKA HEHE! Jangan pernah meremehkan soal perasaan yang muncul tiba-tiba. Sebab, jika sudah mekar. Maka, akan...