04.

96 36 30
                                    

"Hehe iya dong pah, Btw mamah nya mana pah? Udah lama aku gapernah liat mamah" Tanya Hedward kepada Aldino yang mengaku2 Papah nya.

"Tuh calon mamah kamu dibarisan tetangga" Jawab Aldino sambil menunjuk ke arah Alena dan Alena yang mengetahui dirinya ditunjuk oleh musuh bebuyutan nya langsung melotot tak terima.

"Ngapain loh nunjuk2 gue? Jangan macem2 loh!" Ucap Alena dengan nada yang agak sedikit ngeng(ngegas).

"Itu papah bilang calon mamah baruku?aku gamau pah kayanya sangar bed dah, mirip kakanya Upin Ipin aku takutttt" Ucap Hedward sambil mengekpresikan ketakutan.

"Eits kamu gaboleh ngomong kaya gitu di depan calon mamah mu jaga attitude yah sayang" Ucap Aldino yang langsung tertawa kecang sekali.

"Udahlah anjir geli gua" Ucap Aldino kepada Hedward yang masih tertawa.

"Anjir nasduk gua kering goblok, Makan tolol itu siomay lu jangan sampe gua embat(ambil) nih" Ucap Hedward karna dari tadi mereka berdua asyik berekting anak dan papah sampai2 mereka berdua lupa untuk memakan makanannya.

"Oh iya anjir mana dikit lagi pengen bel" Jawab Aldino yang langsung melahap siomay nya itu dengan terburu2 takut bel berbunyi.

~Beberapa menit kemudian bel pun berdering dan pelajaran pun berlangsung hingga bunyi bel terakhir yaitu bel tanda pulang~

"Len" Panggil Lia kepada teman sebangkunya itu yang hanya diam membereskan alat tulis nya kedalam buku.

"Hem.." Jawab Alena singkat padat gajelas.

"Lu mau pulang bareng gua ga kebetulan gua dijemput supir gua nih" Tawar Lia kepada Alena yang sudah menggendong tas nya.

"Gausah makasih gua bawa motor kok gua duluan ya Li dadah" Ucap Alena sambil berlalu pergi meninggalkan kelas.

"Lu kenapa si Len?, Alena tungguin gua" Ucap Lia yang hendak menyusul Alena namun ketika sudah sampai di depan gerbang sekolah Alena sudah berlalu pergi dengan motor metik nya tersebut.

~setibanya Alena dirumah~

"Assalamualaikum" Ucap Alena sambil melepaskan sepatunya dan langsung menyalami tangan kanan seorang perempuan paruh baya yaitu pembantunya sendiri dan di balas oleh pembatunya dengan senang hati, Mengapa bukan ibundanya yang menyambutnya? Ya karna ibundanya sangat sibuk dengan pekerjaan yang tak bisa ia tunda dan itu sudah Alena terima lapang dada karna ia berfikir ibundanya berkerja untuk kebutuhan sehari² dan untuk keberlangsungan kehidupan nya jadi untuk apa ia merajuk karna merasa tak mendapat kasih sayang.

"Walaikumsallam non sini bibi bawain tas nya Non, gimana hari pertama sekolahnya Non?pasti seru kan?" Tanya pembantu itu dengan rasa sangat penasaran.

"Hmm makasih bi tapi aku masih bisa ko bawa sendiri, seru banget dong bi baru masuk aja udah punya sahabat baik banget lagi bi, Oh iya ibu blom pulang ya bi?" Tanya Alena kepada pembantunya itu yg bernama bibi ana.

"Wahh alhamdulillah kali kaya gitu, Em belum Non mungkin hari minggu kan Nyonya sedang ada urusan di luar negri, gimana kalo Non bibi masakin makanan kesukaan Non?" Ucap bibi nya itu dengan senyuman yang ramah untuk menenangkan hati anak majikannya itu.

"Oh gitu yaudah bi hehe, yeyy makasih bi, Alen tinggal mandi dulu ya bi nanti kalo sudah selesai mandi, Alen langsung ke meja makan ko" Jawab Alena yang langsung menaiki anak tangga dan menuju kekamarnya.

~Setibanya di tempat tidur, Alena langsung membaringkan tubuhnya diatas tempat tidurnya itu karna saking lelahnya Alena terlelap diatas ranjang tempat tidurnya itu~

"Non ini bibi sudah siapkan makanan kesukaan Non" Teriak pembantunya itu dari lantai bawah namun ia tak mendapat jawaban dari sang anak majikannya itu dengan sangat khawatir ia langsung menaiki anak tangan dan langsung mengetuk pintu kamar anak majikannya itu.

"Tok tok tok... Non buka pintunya, Non ga kenapa² kan?" Tanya pembatunya itu dibalik pintu kamar Alena karna tak mendapatkan jawaban sedikitpun dari siempunya nama pembatunya itu pun membuka pintu kamar Alena dengan sangat hati².

"Oh lagi tidur toh kirain kenapa², maafin bibi ya Non yang sudah berfikiran yang tidak²" Ucap pembatunya itu sambil mengelus pucuk kepala Alena dengan penuh kasih sayang.

"Ibu" Ngingau Alena dalam tidurnya itu.

"Sabar ya Non, Nyonya pasti disana juga rindu sama Non" Ucap pembantunya itu sambil mencium kening Alena dengan sangat lembut dan berlalu pergi meninggalkan Alena yang masih terlelap.

Next
_
_
_
_
_

Vote dan komen yah biar aku makin rajin update hehe><


IMPLAUSIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang