1

58 12 0
                                    

"Perkenalkan namaku Moy azalea, kalian bisa panggil Aku Moy. Salam kenal, semoga kita bisa jadi teman akrab." Seorang gadis di depan kelas sedang memperkenalkan dirinya. Hari ini adalah hari pertama ia memasuki sekolah menengah atas, Ia sangat berharap memiliki masa SMA yang menyenangkan, Ia tersenyun manis memandang semua temannya. Ini juga sekaligus menjadi sekolah pertamanya, pertama kalinya Ia masuk ke sekolah formal karena sudah dari sekolah dasar Moy homeschooling yang hanya berteman dengan beberapa anak, mungkin 4 atau 5 anak saja. Ia memohon pada Mamanya untuk dimasukan ke sekolah formal tahun ini, karena ia ingin memiliki banyak teman.

Ia kembali menuju tempat duduknya setelah menyelesaikan perkenalan, giliran siswa lain yang memperkenalkan dirinya. Moy berjalan menuju ketempat Ia duduk tadi.

"Hai, Moy! Kenalin aku Nanda." Moy tersenyum pada Nanda dan melambaikan tangannya pada gadis berambut pendek itu pertanda ucapan 'Hai'. Gadis berambut sepundak itu menepuk bangku sampingnya mempersilahkan Moy untuk duduk. "Moy, kenalin ini Bela. Dia keturunan Jepang loh."
"Wah, salam kenal. Kalian udah saling akrab ya?" Tanya Moy

"Ehehe ... , baru kok Moy. Kita baru aja kenalan tadi pas Lo perkenalan didepan." Ucap Bela dengan santai. Moy hanya bisa tersenyum dan mengangguk pelan.

Pagi itu suasana perkenalan terasa menyenangkan bagi Moy. Ia suka dengan sekolahnya ini. Terutama ruang kelas, memang tidak banyak siswa yang berada di ruang kelas itu karena sekolah hanya membatasi hingga 25 orang siswa. Moy harap ia akan menikmati masa sekolah menengah atas dengan penuh semangat.
"Moy, udah bel istirabat nih. Mau ikut ke kantin ga?" Moy terdiam sebentar. Kantin? Ia sebenarnya agak malas untuk pergi ke kantin karena pasti akan banyak orang dan akan berdesak-desakkan. Ia berpikir sejenak dan mengangguk setelahnya. "Ayo." Ucap Moy singkat.

Moy bukan tipe anak perempuan yang banyak berbicara seperti Bela yang suka bercerita apapun, padahal baru mengenal teman-teman dihari pertama, Bela adalah tipe anak yang mudah akrab. Mungkin Moy hanya bisa mengimbangi pembicaraan ringan seperti perkenalan dan seperti apa sekolah yang sebelumnya atau hanya sekedar membicarakan hobi, karena yaa ... dia tidak punya pengalaman bersosialisasi dengan orang banyak terutama orang-orang baru.

"Moy, Lo suka makanan apa dikantin ini biar sekalian Gue pesenin. Lo mau pesen apa Nan?" Tanya Bela.

"Aku mau siomay aja deh Bel." Ucap Moy, diangguki oleh Nanda "Samain aja Bel. Kalo gitu kita cari tempat dulu ya."

Sebuah meja kosong ditengah-tengah kantin seolah tak ada yang mau duduk disana, terbukti dari para siswa yang memilih duduk di pinggir jendela atau yang dekat dengan stan kantin supaya lebih mudah jika ingin memesan makanan.

Moy sedikit tidak percaya diri jika harus berada ditengah-tengah untuk duduk dikantin. Bukan karena Ia terlalu PD dan GEER karena akan menjadi pusat perhatian tapi Ia tak suka saja berada di tengah keramaian, Ia tak nyaman.

"Nan, kita makan di kelas aja ya." Ajak Moy. Nanda menaikan alisnya dan melihat Moy yang tampak tidak nyaman. "Kenapa Moy?"

"Disini rame banget."

"Moy, inget enggak kata wali kelas tadi? Peraturan sekolah gak bolehin kita makan di kelas." Ucap Nanda.

"Kita bisa makan di taman." Ide Moy.

"Aku enggak suka di taman Moy, pasti banyak uletnya." Ucap Nanda. Moy hanya mengangguk dan duduk di tempat yang tersisa,di tengah kantin. Moy rasa Ia harus menuruti saja keinginan teman barunya, Ia tak ingin berdebat hanya karena 'tempat' di mana mereka makan dan beristirahat.

"Siomay datang guys! Harus rebutan banget tadi siapa yang duluan. Aduh, tenggorokan gue sakit teriak-teriak." Ujar Bela sambil meletakkansepiring siomay dihadapan Nanda dan Moy.

UnspokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang