02. 𝐁𝐚𝐝 𝐨𝐫 𝐠𝐨𝐨𝐝

655 115 4
                                    

Setelah di rasa aman, rengkuhan itu pun terlepas. Lelaki itu mulai membuka lemari tempat persembunyian. Tadi mereka bersembunyi di lemari yang ada di klub sejarah, untung saja ada lemari tua kosong yang bisa di jadikan tempat persembunyian.

“Udah aman kayaknya.” ujar lelaki itu sambil melihat keadaan. “Kak Nicholas?” Sunoo terkejut ketika mengetahui orang yang telah menyelamatkannya adalah Nicholas yang baru di temuinya siang hari tadi. “Kakak belum pulang?”

“Gue abis ketiduran di kelas makannya belum balik. Lo sendiri?” balik Nicholas bertanya.

“Aku tadi ada urusan sebentar sama sahabatku, Eh sahabat?” Sunoo seketika tersadar dengan keberadaan Doyoung yang kini sudah tak berada di sekitarnya. “Doyoung kemana? Tadi aku bareng sama dia.” Sunoo panik tapi segera saja Nicholas menenangkan. “Kayaknya dia udah ketahuan penjaga. Maaf gue gak bisa bantu dia juga.” sesal Nicholas.

“Itu bukan salah kakak kok, gak perlu minta maaf. Justru aku yang harus minta maaf karena udah ngerepotin. Makasih ya kak udah nolong aku.” kata Sunoo tulus.

Nicholas segera saja menarik tangan Sunoo untuk mengikutinya, “Simpen aja dulu ucapan makasih lo. Kita perlu cari cara buat keluar dari area sekolah sekarang.” Nicholas memandang kiri dan kanan terus waspada ketika melangkah, tanpa melepaskan pegangan eratnya pada tangan Sunoo.

Ketika mereka telah berhasil berada di halaman belakang sekolah, dimana terdapat benteng tinggi yang menjulang. Nicholas berusaha keras mencari cara untuk bisa melewati benteng tinggi tersebut. “Lo bisa manjat, Noo?” tanyanya, Sunoo yang ditanya melebarkan matanya terkejut. Ia saat kecil pernah memanjat pohon tapi untuk memanjat benteng tinggi ia merasa tak yakin.

“Manjat pohon, Noo. Kita manjat lewat pohon mangga itu.” Nicholas menunjuk salah satu pohon mangga di dekat benteng. “Gimana? Bisa, Noo? Gue bakalan bantu lo kok.”

Sunoo pun setuju, maka dari itu Nicholas terlebih dahulu memanjat di ikuti Sunoo yang berada di belakangnya, Nicholas bergerak cepat kembali meraih pohon lain di sebrang benteng agar ia bisa beranjak turun. Saat sudah dibawah barulah ia berusaha memberi arahan pada Sunoo untuk menginjak dahan yang benar. Meski awalnya takut tapi Sunoo berusaha untuk tetap tenang turun dari pohon lain. Nicholas sudah merentangkan tangan, takut-takut jika sampai Sunoo terjatuh.

Meraih tangan yang terentang itu, Sunoo berhasil turun. Nicholas menghembuskan napas dengan lega, tapi meski telah keluar dari area sekolah, Sunoo terlebih dahulu menelpon Doyoung. Ia teramat sangat khawatir dengan keadaan sahabatnya, wajahnya sudah risau memikirkan banyak hal, dengan tak sabaran menunggu telponnya segera di angkat oleng sang sahabat.

“Young, kamu gak papa?” tanya Sunoo ketika sambungan telah tersambung.

 [“Justru aku yang harusnya nanya, Noo. Kamu kemana? Kamu gak papa kan?”]

“Aku baik kok, Young. Aku udah bisa keluar dari sekolah tanpa ketahuan sama penjaga. Ada yang nolong aku. Kalau kamu sendiri, gimana?”

[“Bagus deh kalau gitu, aku juga gak papa sih. Sekarang aku lagi perjalanan pulang. Penjaga sekolah tadi cuma ngasih nasehat doang terus pesenin aku taksi buat pulang.”]

“Yodah hati-hati di jalan ya, Young. Sampe rumah langsung tidur, istirahat.”

[“Iya, Noo. Kamu juga.”]

Sambungan pun terputus. Sunoo merasa lega, karena Doyoung baik-baik saja. Ia bersyukur mendengarnya.

“Gue anterin lo pulang.” ujar Nicholas membuat Sunoo terkejut karena lagi-lagi merasa tak enak, “Gak papa kok kak, aku bisa pulang sendiri.” meski Sunoo sudah menolak tapi Nicholas tetap menarik tangan Sunoo, membawa lelaki itu agar menurut.

“Udah malem, takutnya lo kenapa-kenapa di jalan.” padahal Sunoo itu adalah anak lelaki tapi Nicholas seakan memperlakukannya bagai anak gadis. Sunoo ingin menolak pun tak bisa karena Nicholas terlalu menakutkan untuk dibantah.

     

........

Hari ini Sunoo tak lagi terlambat, berkat jam beker yang ia dapat dari pengagum rahasianya, padahal biasanya ia sangat malas untuk mengatur jam. Ibunya sudah berkali-kali mengomel, tetap saja tak Sunoo dengar dengan alasan malas.

Doyoung menyambutnya ketika masuk kelas, lelaki yang merupakan sahabatnya itu menunjukkan sebuah kotak berisi beberapa plester di dalamnya. Sunoo memandang bingung, tentu saja bingung karena Doyoung yang tiba-tiba memberikan banyak plester padanya.

“Ini bukan dari aku. Ini aku nemu di kolong meja kamu, dari pengagum rahasiamu.” ujar Doyoung lalu kembali duduk di meja dekat meja milik Sunoo.

Demikian pula Sunoo duduk, ia memandang jeli banyaknya plester, “Kenapa dia kasih aku banyak plester ya?” Doyoung tiba-tiba saja meraih bahu Sunoo, memandang setiap inchi tubuh sahabatnya, “Kamu terluka, Noo?”

Sunoo menggeleng pelan, tapi kemudian ia teringat sesuatu. “Cuma lecet di tangan doang gegara semalem manjat pohon.” Sunoo menunjukkan luka kecil di sikutnya. Sementara Doyoung memandang dengan raut dongkol mendengar Sunoo memanjat pohon. Ia menopang dagu. “Oh jadi penggemar rahasiamu tahu kalau kamu terluka karena manjat pohon, Oh ya kemarin kamu bilang ada yang nolong. Siapa?”

“Kak Nicholas, dari kelas 12-C.”

“Hah? Kak Nichol?! Gak mungkin Noo, yakali penggemar rahasia kamu orang kayak gitu, lebih baik kamu gak usah deketan sama dia, Noo. Aku khawatir.”

“Emang kenapa, Young? Kak Nicholas baik kok.” memang sepengetahuannya begitu, kemarin lelaki itu teramat baik padanya padahal belum lama mengenalnya.

Doyoung mendekatkan dirinya pada telinga Sunoo, ia berbisik, “Kak Nichol itu salah satu anggota geng berandalan. Meskipun akhir-akhir dia udah gak keliatan bareng geng nya lagi tapi tetep aja dia gak baik, Noo. Sering ngerokok, terlambat sekolah, bolos apalagi dan kasar orangnya.” jelas Doyoung memperingati Sunoo.

Tapi bukan Sunoo namanya jika belum melihatnya secara langsung, ia tak akan mudah membenci orang lain. Memang iya sangat tahu dari gestur dan gelagat Nicholas terlihat bukan siswa yang baik, tapi Sunoo sangat tahu jika Nicholas memiliki hati yang lembut.

Terbukti dari cara ia menolong Sunoo semalam, mengantarnya pulang dan bahkan dugaan jika Nicholas lah pengagum rahasianya selama ini. Tak bosan Sunoo memandangi plester yang baru di dapatnya hari ini.

Padahal plesternya hanya plester polos biasa yang hanya berwarna coklat tetapi dalam bayangan Sunoo justru di lihatnya saat ini terdapat wajah Nicholas yang memandangnya lekat seperti semalam ketika mereka bersembunyi di lemari.

“Noo, kamu gak papa kan?” Doyoung bertanya seraya melambai-lambaikan telapak tangannya di depan wajah Sunoo.

“Iya, gak papa kok Young.”

Setelah itu Sunoo lebih memilih untuk membuka beberapa bukunya saja.

Drrrt

Ponselnya bergetar ribut, melirik kiri dan kanan terlebih dahulu sebelum akhirnya membuka pesan. Meski sedikit kesal siapa gerangan yang mengiriminya pesan disaat guru telah datang memasuki kelasnya.

Gue penggemar rahasia lo, gimana sepatu yang gue berikan hari ini. Bagus gak?

Lo suka?

Oh ya gue dapetin nomormu dari seseorang.

Sunoo menyergit bingung, ia mulai memeriksa foto profil seseorang yang memberinya ia pesan. Hanya foto siluet banyangan yang bahkan tak begitu jelas, hampir saja Sunoo akan mengumpat jika tidak ingat saat ini tengah mengikuti pelajaran.

......

BERSAMBUNG

Only Look At You | NichoNoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang