04. 𝐅𝐚𝐥𝐥 𝐢𝐧 𝐥𝐨𝐯𝐞

461 110 11
                                    

Mendengar kejujuran Nicholas membuat Sunoo bingung sekaligus malu, ia menundukkan kepalanya karena sudah terlalu percaya diri jika pengagum rahasianya selama ini adalah Nicholas nyatanya bukan.

Rasanya hatinya hancur sebelum merasakan bunganya tumbuh besar lalu mekar.

"Jadi Lo ternyata punya banyak pengagum rahasia ya, gue salut. Tapi emang Lo sebenernya lucu sih jadi pantes banyak orang yang suka sama Lo, gak kayak gue." kata Nicholas tiba-tiba, Sunoo mendengarkan dan menyadari jika perkataan Nicholas nadanya begitu pelan dan terlihat sedih.

"Maaf ya kak. Aku pikir selama ini orang yang sering kasih aku hadiah itu kak Nicholas, ternyata bukan."

"Gak papa."

Keduanya kembali terdiam, hanya suara angin yang menyapa. Tak tahu lagi harus membicarakan apa setelah kesalah pahaman yang terjadi, semakin Sunoo bertahan disana semakin ia juga merasa ingin cepat-cepat berlari jauh karena rasa malu yang terus menyerang dirinya. Wajahnya kini kembali memerah, bukan karena tersipu tapi kali ini karena rasa malu yang membara.

Belum pernah ia mengalami hal semacam ini.

"Pengagum rahasia Lo, kayaknya gue tahu siapa orangnya." kata Nicholas tiba-tiba.

Kini Sunoo kembali memandang Nicholas, sejujurnya ia tak ingin tahu siapa orang itu tapi tak ada salahnya ia mengetahuinya untuk mengatakan secara langsung kepada orang itu untuk berhenti memberinya banyak hadiah.

"Siapa?"

"Barang yang dia kasih, barang mahal semua kan?" tanya Nicholas membuat Sunoo mengangguk pelan. Nicholas kembali melanjutkan, "Murid terkaya di sekolah kita memang banyak, tapi yang patut di masukin list adalah Lee Heeseung, Park Sunghoon, Park Jay, dan Shin Jake. Gue rasa mereka tipe-tipe orang yang bucin banget tapi agak penakut buat ngomong langsung dan paling penting mereka kaya."

"Jay? Aku rasa dia gak perlu kakak sebutin, aku tahu orangnya. Dia nyebelin banget, gak mungkin ngasih aku hadiah bahkan jadi pengagum rahasia aku."

"Hati orang gak ada siapapun yang tahu kecuali dirinya sendiri. Lo cukup cari sesuatu yang menunjukkan siapa sebenernya yang sering ngasih Lo hadiah."

Sunoo menunduk, "Aku udah pernah nyoba sama Doyoung buat nyari petunjuk bahkan nungguin orang itu tapi hasilnya nihil justru malah Doyoung kena marah sama satpam dan orang tuanya."

"Gue bisa bantuin lo."

.......

Hal pertama yang Nicholas lakukan adalah menaruh kamera kecil di dalam loker Sunoo dan juga kolong meja. Melihat tindakan Nicholas membuat Sunoo malu sebab tak pernah terpikirkan sebelumnya, begitupun dengan Doyoung yang hanya memalingkan wajah.

Mendengar ternyata bukan Nicholas yang merupakan pengagum rahasia Sunoo sebetulnya Doyoung merasa sedikit lega dan berharap jika seseorang yang menyukai Sunoo bukanlah orang-orang dalam benaknya sebelumnya.

"Kita tunggu besok. Gue yakin sih pengagum rahasia Lo bukan cuma satu orang?"

"Jadi ada lebih dari satu?"

Nicholas mengangguk, "Gue pikir begitu, soalnya kalau cuma satu orang. Gak mungkin dia nyimpen barang di dua tempat dalam waktu yang bersamaan. Jadi menurut gue satu orang tahu password loker Lo sementara yang satunya lagi cuma bisa nyimpen sesutundi kolong meja lo."

Kedua mata Doyoung menyala-nyala, "Ternyata kak Nicholas pinter juga."

"Emang Lo pikir gue bego?"

"Enggak. Bukan gitu maksudnya kak." Doyoung langsung berucap, takut-takut jika Nicholas marah kepadanya. Sejauh yang ia tahu jika Nicholas marah akan sangat berbahaya.

Ketika pulang sekolah, Doyoung lebih dulu melarikan diri sebab ayahnya menjemput. Tak disangka Doyoung mendapat hukuman dari ayahnya sebab ujian Minggu lalu nilainya kurang memuaskan hingga akhirnya harus mengikuti les malam.

Sungguh kasihan nasib Doyoung.

Maka dari itu Sunoo pulang sendiri, tetapi tanpa di duga Nicholas menunggunya di gerbang sekolah, ia mengajak pulang bersama. Keduanya berjalan berbarengan dengan sesekali saling melempar kata, meski hanya suatu topik yang kadang tidak nyambung.

"Kata orang kak Niicholas itu berbahaya, tapi aku pikir kakak baik orangnya. Meskipun perkataannya kadang terlalu lugas tapi itu lebih baik daripada pura-pura berkata halus tapi hatinya sebaliknya." kata Sunoo tiba-tiba.

Nicholas disampingnya hanya diam tak membalas, tapi Sunoo kembali lagi meneruskan ucapannya, "Gak tahu kenapa aku..."

Sebelum Sunoo melanjutkan kembali Nicholas menarik tubuhnya kedalam pelukannya ketika melihat seseorang yang mengendarai sepeda hampir saja menyerempet Sunoo. Mendapat tindakan yang tiba-tiba, Sunoo tentu saja terkejut apalagi kini ia kembali dihadapkan dalam pelukan Nicholas. Lagi-lagi kedua pipinya merona kemerahan karena tersipu.

Setelah sadar barulah Sunoo menjauh dari Nicholas, lelaki itu kemudian berucap, "Maaf, Noo."

"Gak papa kok kak. Aku baik-baik aja, makasih udah nolongin."

"Sama-sama. Lagian itu juga bukan apa-apa."

Sunoo menghentikan langkahnya, "Aku udah nyampe kak. Kak Nicholas mau mampir?" tanya Sunoo pelan.

"Enggak, makasih. Buat kali ini gue gak bisa mampir dulu mungkin lain kali."

"Kenapa? Kakak lagi ada urusan lain ya?"

Nicholas menggeleng pelan, "Bukan. Kalau sekarang gue masuk terus ada orang tua Lo nanya gue harus jawab apa? Makannya untuk sekarang enggak. Mungkin lain kali kalau status kita udah naik pangkat." jawab Nicholas yang kemudian tersenyum kecil lalu melangkah pergi dengan salah satu tangannya yang melambai.

Sunoo terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya masuk rumah. Status naik pangkat? Ya, Sunoo masih memikirkannya. Entah apa yang dipikirkan Nicholas dengan mengatakan hal tersebut padanya, membuatnya kembali ke-geer-an untuk yang kedua kalinya.

Karena malu Sunoo langsung berlari ke kamarnya yang ada di lantai dua, tak menghiraukan teriakan ibunya yang menasehatinya untuk tak berlarian di tangga. Ia langsung mengunci pintu lalu membenamkan kepalanya di bantai. Terlalu panas wajahnya sudah memerah.

"Kak Nicholas kenapa sih?"

"Arghhhh...."

"Mamaaaa! Sunoo baper."

........

BERSAMBUNG

Satu chap lagi tamat soalnya cuma 5 chapter doang:)








Only Look At You | NichoNoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang