Chapter 4

1.4K 154 108
                                    

Anyeong yeorobun.. kembali dengan author kece buahahaha.. pengennya sih Aku lanjut ke The King, tapi ko ya ide ga da yang muncul..😭😭. Jadi ya aku teruskan aja dulu Broken Vow nya ya.. The King istirahat dulu, sampai nanti ada ide seger.. oke deh..

***

Soo Kyung menyingkirkan tangan yang melingkar diperutnya dengan posesif. Ia bisa melihat wajah calon suaminya tertidur pulas dari sesi Sex panas mereka. Ia meraih ponselnya yang tergeletak diatas nakas. Melihat waktu dan mengecek pesan atau telepon yang mungkin terlewatkan.

Ia melihat ada beberapa kali panggilan tak terjawab dari Jung Woo. Soo Kyung memutuskan menghubungi sahabatnya, namun ia tidak menjawab panggilannya. Aneh, pikir Soo Kyung. Sahabatnya itu akan selalu menjawab panggilannya kapanpun.

Soo Kyung tersadar dari lamunan seaatnya saat lengan kekar itu kembali menariknya kedalam pelukan hangatnya," jam berapa ini?", Tanya Joon Jae dengan suara agak parau.

" Jam 6 pagi, oppa. Kau akan berangkat dengan penerbangan jam berapa ke Seattle?".

" Aku akan memakai jet pribadiku. Jam 8 aku berangkat dan sepertinya aku masih bisa melakukan aktifitas pagiku", dan detik berikutnya Joon Jae sudah 'memulai aktifitasnya' dibawah pusat gairah Soo Kyung dan membuat Soo Kyung mau tidak mau mendesah keras diantara permainan Joon Jae.

***

Ini Kali pertama dalam hidup Soo Kyung menerima panggilan dari pihak Kepolisian. Ia hanya diminta untuk bergegas menuju kediaman Jung Woo, namun mereka tidak memberikan detail lainnya. Sepanjang perjalanan entah mengapa perasaannya benar-benar tidak tenang.

Sesampainya Soo Kyung di Flat kecil Jung Woo, dia bisa melihat garis polisi melintang, tetangganya juga beberapa berkumpul didekat Flatnya. Petugas medis, forensik dan kepolisian juga berkumpul disana. Ya Tuhan, jangan sampai, doa Soo Kyung dalam hati.

Namun sepertinya doa Soo Kyung tidak didengar. Saat tubuhnya melangkah masuk kedalam Flat Jung Woo, dikamarnya. Matanya melihat sosok sahabatnya, terbujur kaku, dengan simbahan darah disekitarnya. " Jung Woo-ya...", Soo Kyung hanya bisa menjerit, menangis tidak percaya dengan yang ia saksikan.

Seorang polisi memberikan sepucuk Surat yang bahkan sudah ternoda dengan darah sahabatnya. Soo Kyung gemetar saat menerima surat itu ditangannya dan akhirnya tidak sadarkan diri.

***

Soo Kyung menatap foto mendiang sahabatnya, hari ini hari ke dua pemakaman sahabatnya. Matanya nyalang, wajahnya sudah tanpa ekspresi, air matanya juga seakan kering. Ia sudah tidak bisa meneteskan lagi air matanya. Digenggamannya terdapat surat terakhir sahabatnya itu. Ia bahkan sudah hapal huruf demi huruf yang tertoreh disana.

Ia tidak tau kenapa sahabatnya memilih jalan ini. Namun ia juga merasa begitu bersalah, hari itu saat sahabatnya meneleponnya berkali-kali. Seandainya ia menjawab panggilannya. Seandainya ia ada disana untuk sahabatnya itu. Maka ia tidak akan pergi, ia pasti masih disini.

Broken VowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang