Prat 16: dua kali

5.1K 1K 119
                                    

Seorang gadis bersurai coklat tua bergelombang menatap layar ponselnya dengan wajah datar. Melihat jam di ponselnya dan sesekali menatap notifikasi grup guru tk yang masih bergosip di tengah malam.

Udara semakin dingin, hujan semakin lebat, dan waktu semakin malam. Ini malapetaka bagi Rose karena besok dia ada rapat dengan ketua yayasan. Rose takut kesiangan.

Iya, Rose kejebak hujan di depan alfamart. Dan sekarang hampir jam 12 malam. Ryujin sedang pergi camping dengan teman-temannya, Mama, dan Papanya sudah tidur waktu Rose pergi tadi. Dan Rose telepon pun tidak di angkat.

Sudah 1 jam Rose terjebak di hujan yang mungkin mengandung formalin ini, bersama orang yang dulu juga terjebak hujan bersamanya. Jaehyun.

"Deketan kenapa sih?"

"Nggak," tolak Rose mentah-mentah. Jujur Rose merasa malas berada di dekat Jaehyun karena pria itu terus berceloteh omong kosong dan menangkap gambar Rose tanpa izin menggunakan kamera DSLR-nya.

"Fine, gue tutup lensanya, gue masukin ke tas, dan gue taruh di meja. Beres kan? Sini lah gue mau cerita!" Jaehyun menyenderkan punggungnya pada kursi dan menatap Rose penuh harap.

"Telinga gue gak suka sama suara lo," jawab Rose sambil menyedot teh madu kotak.

"Ah ngelawak lo hahaha! Yaudah gue aja yang ngedeket," Jaehyun memindahkan bokongnya dua kursi mendekati Rose dan duduk di sebelahnya. Karena Rose duduk di pojokan tembok dan kehalang meja, dia jadi gak bisa menghindar.

Kenapa lo gak mikir dari tadi Jaehyun, dasar miring. Terdengar jelas, gadis itu menghela napasnya kasar.

"Apaan sih!"

"Lo gak mau pulang?" tanya Jaehyun.

"Jelas mau lah!" sembur Rose, membuat Jaehyun terkikik. Terkadang Jaehyun berpikir, Rose yang tukang ngegas lebih baik daripada Rose yang super dingin.

"Gue tadi gak bawa mobil sih, jadi ya gak bisa ngajak balik bareng. Kalau gue mau nerobos pun, sayang gue bawa kamera. Memang besok lo gak kerja?" Jaehyun menopang kepala bagian kirinya menggunakan tangan dan menatap Rose.

Rose yang ditatap melengos, "bukan urusan lo,"

Jaehyun diam, kemudian menyenderkan punggungnya pada kursi dengan wajah yang tiba-tiba kusut. Rose sih bersyukur karena pria ini udah gak kayak burung beo yang nyerocos terus.

"Gue putus sama cewek gue," ucap Jaehyun memecah keheningan.

Rose yang awalnya natap ponsel sontak menoleh dengan wajah cengo. "Cowok kemarin beneran selingkuhannya?" tanyanya.

Jaehyun tertawa kecil sambil mendorong wajah Rose, "muka lo biasa aja,"

Rose berdecak, kemudian kembali menoleh dan bertanya kepada Jaehyun. "Jadi lo nangis malam itu karena diselingkuhin?"

Mata Jaehyun langsung bergetar, terkejut. "G-gue gak nangis ya!"

"Gue denger waktu itu, suara cowok nangis sesenggukan. Sebelum lo ngadain konser ilegal di kamar bareng temen-temen lo," jawab Rose menatap Jaehyun dengan wajah datarnya.

Jaehyun mencibir dan menggaruk kepalanya asal, "gue nangis kan karena gue cinta tulus sama dia. Bagus dong?" tanyanya.

"Dianya enggak," jawab Rose membuat luka hati Jaehyun yang masih basah menjadi tambah basah.

"Keluarganya yang mutusin hubungan kita," ucap Jaehyun, Rose menaikkan sebelah alisnya. Menandakan bahwa ia tidak mengerti.

"Iya mantan gue ternyata udah di jodohin sama orang tuanya sejak masih SMA, bayangin anjir gue baru tau fakta itu setelah jalin hubungan selama bertahun-tahun," jelas Jaehyun sambil menggebrak meja di teras alfamart itu penuh emosi.

NEIGHBORS 🎀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang