1.4 𝐇𝐢𝐬 𝐒𝐰𝐞𝐞𝐭𝐲 𝐚𝐧𝐝 𝐏𝐚𝐫𝐭𝐧𝐞𝐫

1.8K 350 12
                                    

Dearest Husband

©2020, ayyy04

【His Sweety and Partner】

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

【His Sweety and Partner】

"Nanti kakak ada belajar bareng lagi sama temen olim. Boleh?"

Setelah mobilnya berhenti di depan gerbang sekolah (namakamu), Iqbaal tidak langsung membiarkan gadis kecil itu keluar dari mobilnya. Dirinya harus meminta persetujuan (namakamu) agar tidak ada kesalahpahaman lagi.

"Jam berapa?" Tanya (namakamu) tanpa ingin menatap wajah Iqbaal. Dirinya masih sedikit kesal soal kemarin.

"Pulang sekolah. Di kafe kemarin. Kalo kamu nggak bolehin, kakak bakal minta sama dia buat belajar bareng di rumah guru pembina olim aja." Tawar Iqbaal dengan hati-hati. Dirinya tahu jika (namakamu) masih kesal padanya.

(Namakamu) terdiam sejenak. "Iya, boleh."

Iqbaal tersenyum. Gadisnya benar-benar sangat pengertian kepadanya.

"Tapi (namakamu) ikut." Tambah (namakamu) tegas.

Iqbaal terdiam, setelah itu mengangguk mantap. "Oke, kamu ikut. Nanti pulang sekolah kamu tunggu di pos satpam. Jangan kemana-mana. Okay, Sweety?"

"Okey, Kakak!" Pekik (namakamu) dengan riang.

Gadis itu memeluk leher Iqbaal dengan gemas sembari mengusapkan pipinya ke pipi Iqbaal. Kemudian memberi sebuah kecupan singkat di pipi kiri Iqbaal yang membuat laki-laki itu terkejut.

"I love you, Kakak! Semangat sekolahnya. Aku keluar dulu. Bye!" Ujar (namakamu) dengan senyuman manis terukir di wajahnya.

Gadis itu segera membenahi rambutnya dan keluar dari mobil Iqbaal dengan hati-hati. Sebelum menutup pintu mobil, (namakamu) melemparkan flying kiss kepada Iqbaal dengan imutnya, kemudian menutup pintu dengan keras.

Iqbaal yang masih dalam keterkejutannya terkekeh melihat tingkah gadis kecilnya. Ah... jika begini Iqbaal tidak akan pernah melepaskan gadis kecil itu sedikitpun. Tidak ada yang boleh memiliki miliknya. (Namakamu) untuknya, bukan yang lain. Hanya untuknya.

❃ ❃ ❃

"Jangan lupa, nanti malem kita mabar. Yang menang harus traktir yang kalah." Ujar Gusti mengingatkan.

Irzan yang berdiri di samping Gusti langsung memberikan toyoran kecil di kepala Gusti. "Dimana-mana yang menang di traktir yang kalah." Ujar Irzan membenarkan.

𝐃𝐞𝐚𝐫𝐞𝐬𝐭 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang