2.1 𝐂𝐚𝐮𝐬𝐞 𝐉𝐮𝐬𝐭 𝐘𝐨𝐮 𝐈𝐧 𝐌𝐲 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭

1.7K 306 31
                                    

Dearest Husband

©2020, Ayyy04

【Cause Just You In My Heart】

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

【Cause Just You In My Heart】

"She's yours? Really?" Tanya Devano sembari mengeratkan genggaman tangannya pada (namakamu).

"But I don't care." Lanjut Devano yang berhasil membuat Iqbaal mengepalkan tangannya erat.

Dengan gesit, Iqbaal berjalan cepat menuju ke tengah lapangan dan langsung melayangkan bogeman keras ke pipi kiri Devano. Devano hampir saja terjatuh jika dirinya tidak menjaga keseimbangan. Ibu jarinya bergerak mengusap sudut bibirnya yang sobek.

(Namakamu) bergetar di tempatnya. Ini adalah kali pertama dirinya melihat Iqbaal melakukan hal sekeras ini. Mata hitam yang biasa menatapnya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang itu pun tampak memancarkan emosi. Tangan Iqbaal mengepal erat seolah mengisyaratkan bahwa laki-laki itu masih tetap berusaha menahan emosi.

"Kakak..." Panggil (namakamu) dengan mata memerah. Bibir mungil gadis itu pun sudah mencebik menahan tangis.

"Jangan main-main sama gue." Ucap Iqbaal penuh penekanan. Ia bisa merasakan tangan (namakamu) memegang kepalan tangannya. Jemari gadis itu berusaha menelusup ke sela jemarinya.

"Siapa yang mau main-main sama lo? Gue cuma nyatain perasaan gue ke (namakamu)." Devano beralih menatap (namakamu). "(Namakamu), jawaban kamu apa?" Tanya Devano dengan suara lembutnya. Bibirnya menyeringai melihat Iqbaal maju selangkah mendekatinya.

(Namakamu) mengeratkan genggamannya pada tangan Iqbaal. "Kakak, ayo kita pergi. (Namakamu) mau pulang aja." Ajaknya dengan rasa takut yang semakin membesar. Ia takut Iqbaal menghabisi Devano di sini.

Perlahan, (namakamu) menarik tangan Iqbaal untuk pergi dari hadapan Devano. Bahkan gadis itu tidak menghiraukan tatapan Devano yang tertuju kepadanya, meminta jawaban. Gadis itu melenggang begitu saja sembari menarik Iqbaal yang emosinya masih berada di puncak.

"Anjir, Dev! Itu... lo di tolak?" Tanya Juna, teman sekelas Devano.

Devano hanya diam. Matanya menatap kepergian (namakamu) bersama Iqbaal. Kenapa gadis itu susah sekali di dekati? Pawangnya juga sepertinya tidak bisa melepaskan pengawasan begitu saja. Secara bagaimana bisa laki-laki berseragam SMA itu tahu bahwa dirinya tengah menyatakan perasaan kepada (namakamu) jika laki-laki itu tidak memiliki pengawas untuk (namakamu). Sepertinya akan sulit mendekati gadis cantik polos itu.

❃ ❃ ❃

Seperti permintaan (namakamu), Iqbaal membawa gadis itu pulang dengan alasan ada urusan keluarga mendadak yang harus mereka datangi. Iqbaal kini tengah fokus pada jalanan di depannya. Sorot matanya tidak mereda sedikitpun. Tangannya mencengkeram erat kemudi. Laki-laki itu diam, berusaha meredam emosinya yang sudah mencapai puncaknya.

𝐃𝐞𝐚𝐫𝐞𝐬𝐭 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang