1.6 𝐇𝐢𝐬 𝐒𝐰𝐞𝐞𝐭𝐲 𝐅𝐢𝐫𝐬𝐭 𝐏𝐞𝐫𝐢𝐨𝐝

2K 321 14
                                    

Dearest Husband

©2020, Ayyy04

【His Sweety First Period】

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

【His Sweety First Period】

Sabtu ini sedikit berbeda. Iqbaal dan (namakamu) baru saja kembali dari bandara setelah mengantar orang tua mereka yang akan pergi keluar kota sekitar dua minggu. Dan mulau hari ini, (namakamu) akan menetap sementara di rumah Iqbaal.

Iqbaal melirik (namakamu) yang baru selesai menangis. Biasanya jika ada pekerjaan di luar kota, Anhar tidak pernah mengajak Marsha. Tapi untuk kali ini mau tidak mau dirinya harus mengajak sang istri karena memang dirinya membutuhkan Marsha di sampingnya. Dengan sangat terpaksa akhirnya harus meninggalkan putri mereka bersama dengan Iqbaal.

"Sweety, are you hungry?" Tanya Iqbaal dengan tangan kiri yang bergerak mengusap kepala (namakamu).

Bibir (namakamu) mencebik dengan puppy eyes yang di tujukan kepada Iqbaal. "Yeah. I'm hungry. Very-very hungry. Don't you hear my stomach sound? My stomach worms scream!" Keluh (namakamu) sembari mengusap perut datarnya.

Tawa Iqbaal meledak mendengar keluhan (namakamu). Ada-ada saja ucapan (namakamu). Selalu berhasil membuatnya tertawa seperti sekarang ini.

"Okey, okey." Iqbaal masih saja tertawa.

"So, what do you want?" Tanya Iqbaal sembari membelokkan kemudinya.

Jari telunjuk (namakamu) menyentuh bibir bawahnya. Otaknya memutar berbagai macam makanan enak, mulai dari yang manis hingga yang sedap. "Mie ayam!" Serunya antusias.

Iqbaal kembali tertawa, kali ini karena gemas. Hampir saja dirinya melepaskan kemudi untuk memeluk (namakamu). "Okey, let's go!"

Dan (namakamu) bertepuk tangan dengan gembira.

Uhh! Iqbaal benar-benar ingin memeluk gadisnya itu sekarang dengan erat.

❃ ❃ ❃

Tangan kanan Iqbaal merogoh saku hoodie-nya, mengeluarkan sebuah kunciran berhiaskan bunga matahari yang sengaja ia bawa untuk (namakamu). Kedua tangannya bergerak meraih rambut (namakamu) dan menyisirnya pelan dengan jemarinya. Sedangkan (namakamu) tengah sibuk menikmati semangkuk mie ayam yang baru saja sampai di meja mereka.

Dengan telaten, Iqbaal merapikan rambut (namakamu) dan mengikatnya. Setelahnya, memberikan usapan lembut di kepala gadis itu. Barulah Iqbaal mulai ikut menikmati mie ayamnya.

"Kakak mau sayur?" Tanya (namakamu) sembari meletakkan sayur-sayur yang ada di mangkuknya ke dalam mangkuk Iqbaal. Padahal Iqbaal juga belum memberikan jawaban.

"Kenapa di kasih ke kakak?" Iqbaal menatap wajah (namakamu) dari samping. Tangannya bergerak menyangga kepalanya. Kemudian satu tangannya lagi menyeka keringat yang memenuhi dahi (namakamu).

𝐃𝐞𝐚𝐫𝐞𝐬𝐭 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang