Menjadi anak kos haruslah benar-benar mandiri, dan peka dengan kondisi lingkungan sekitar. "Berbagi saat susah, jauh lebih baik dibanding saat senang," kata ibuku mengiringi kepergianku saat pertama kali kerja di kota ini. Pesan ibu ini yang sering kulakukan, sehingga ketika memasak, aku buat lebih untuk berbagi dengan tetangga kamar kos terutama ahir bulan.
Tetangga kos yang selalu berbinar ketika aku berbagi lauk adalah Ayu dan Ana, teman kos tetapi beda tempat kerja. "Enak pasti, bikin ngiler, " kata Ayu ketika aku berikan sayur asem dan udang balado. Sedangkan Ana hanya mengacungkan jempolnya dengan ekspresi senang dan terburu-buru menerima lauk yang aku berikan.
Hari Minggu waktunya libur godaan pulau kasur benar-benar membuatku terlelap habis bersih-bersih dan mencuci. Apalagi Ayu lagi kumpul dengan rekan kerjanya membuat coto makassar. Gantung piring dan tunggu kiriman saatnya tidur. Jam 12 lewat aku terbangun, karena gedoran di pintu kamarku. "Pinjam piring dong!" kata Ayu depan pintu kamarku. Akupun bergegas memberikannya dan berharap ada kiriman. Jam tiga berlalu, cemilan ringan di toples tidak membuatku kenyang. Akhirnya aku ke luar rumah mencari makan dan tidak pernah berharap lagi sama tetangga kamarku, karena ini yang ketiga kalinya.