Donghae berjalan lebih cepat dari biasanya menuju ruang rapat, disusul oleh Eunhyuk dibelakangnya. Eunhyuk tahu suasana hati sahabat – rekan kerja – juga atasannya itu sedang tidak baik akhir-akhir ini. Meskipun dia tidak tahu apalagi masalah yang dihadapinya sekarang.
Saat memasuki ruang rapat, Donghae disambut oleh lima orang lain yang sudah datang terlebih dahulu di dalam. Pria itu hanya tersenyum singkat kemudian melaju kearah bangku kosong khusus miliknya, dan Eunhyuk duduk di bangku di hadapannya, dengan meja berbentuk oval.
Mata Donghae menyelidik, melihat kearah satu kursi kosong lainnya yang masih belum memiliki tuannya. Lagi-lagi Donghae mendesah berat, kemudian membuka map yang diberikan oleh sekertaris pribadinya dengan kasar. Semula wajah para karyawan lain terlihat cerah, tapi kini berubah menjadi kaku karena tingkah Donghae barusan. Mereka tahu bos nya sedang tidak memiliki mood yang baik.
"Ah, siapa yang menaruh cemilan di atas meja?" Eunhyuk melepas keheningan yang tercipta oleh sahabatnya, dan mengambil sepotong kue di hadapannya. "Hm, rasanya luar biasa. Kalian mau mencoba? Silahkan ambilah. Kita masih punya banyak waktu untuk memakannya."
Donghae melirik Eunhyuk dan karyawannya yang mulai menyantap beberapa kue di atas meja. Awalnya Donghae melihat Eunhyuk dengan tatapan geram karena kelakuannya yang tiba-tiba dan tak meminta izin darinya, tapi akhirnya Donghae membiarkan mereka semua dan memilih untuk diam.
Waktu sudah terbuang kira-kira lima belas menit lamanya, tapi seseorang yang di tunggu-tunggu belum juga datang. Seseorang yang mengisi kursi kosong itu entah masih berada di mana. Dan hal itu jelas membuat Donghae semakin gusar.
"Aku tak memiliki banyak waktu. Bukankah presentasi hari ini adalah presentasi darinya? Kenapa dia berani membuatku menunggu hanya karena keterlambatan yang dibuat oleh dirinya sendiri?" Donghae mulai berkoar, dan itu membuat seluruh isi ruangan mulai berbisik dan kembali hening. Ucapannya sangat menusuk, tak ada yang berani menyaingi ucapan Donghae dalam hal apapun itu. Kecuali Eunhyuk.
"Tunggulah sebentar lagi, aku yakin dia memiliki alasan yang lebih penting kenapa dia harus terlambat."
"Tapi ini sudah lebih dari jamnya. Apakah dia tidak bisa menjadi karyawan teladan yang taat akan peraturan?"
"Maaf aku terlambat."
Semua mata kembali terfokus kepada suara asing yang datang dari ambang pintu. Donghae melirik seorang gadis yang berdiri dengan nafas yang terengah-engah itu dengan tatapan tajam. Namun gadis itu tak memperdulikan tatapan kemarahan bos nya. Dia mulai berjalan masuk dan duduk di bangku yang sudah disediakan sedaritadi tepat disamping Eunhyuk.
"Apakah kau tak bisa mengatur alarm di ponselmu sendiri nona Kim Shena?"
Gadis itu membuka blazzer yang digunakannya, dan disisakan kemeja putih ditubuhnya. Suhu ruangan yang dingin masih dirasa kurang karena dia baru saja berlari menaiki tangga dari lantai satu ke lantai lima. Shena menarik nafasnya dalam, dia tahu Donghae pasti akan membahas masalah tak penting dengannya. "Aku bisa, Vice President."
Bruk.
Seisi ruangan terkejut saat Donghae mengayuhkan tangannya dan menggebrak meja, matanya benar-benar terlihat marah yang tertuju kepada gadis bernama Shena itu. Namun Shena berusaha untuk menanggapinya dengan tatapan tenang.
"Berarti kau menganggap rapat hari ini tidak penting bagi dirimu sendiri? Bukankah kau yang akan mempresentasikan hasil kerjamu? Apa kau sedang mempermainkan kami semua sebagai atasanmu? Ataukah kau sudah menjadi angkuh hanya karena kau bisa memenangkan tander besar untuk perusahaan ini?"
"Bukan beg.."
"Bagaimana jika kita mulai saja? Waktu sudah terbuang sangat banyak." Lagi-lagi Eunhyuk menjadi penengah dari apa yang sahabatnya lakukan. Matanya melirik Shena dan menyuruhnya untuk segera memulai presentasinya, melupakan amarah yang diluapkan oleh Donghae tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
GLOOMY [Donghae x Shena x Eunhyuk]
FanfictionTak ada seorang pun yang bisa memilih jalan kehidupan. Semua orang pasti memiliki mimpi, tapi untuk menikmati hidup, tidak semua orang menyukainya. Katakan saja jika Shena adalah salah satu orang yang paling sial di dunia. Siapa yang ingin menjadi s...