#4#

2 1 0
                                    

_______________________________________
"Yang ku harap kan semoga terjadi, tuhan"

_______________________________________

bell pulang berbunyi, para siswa dan siswi yang sudah tak sabar ingin keluar dari gedung sekolah itu berlalu lalang dengan tujuan nya masing masing.

namun berbeda dengan alicia, dirinya tampak mengibas kan tangan nya untuk menahan rasa panas nya dari trik matahari yang membuat wajah putih nya memerah.

"alicia?"

Dengan menyipitkan matanya alicia bisa melihat kedua teman nya sedang berjalan menuju dirinya yang tengah bersandar pada gerbang masuk area sekolah itu.

"kamu sedang nunggu adik mu ya, alic?"

alicia mengangguk kecil, tatapan nya tak mengartikan apapun sehingga aulidy dan syeriel berdecak sebal karena mulai kesal dengan respon dari alicia, namun berselang beberapa menit akhirnya orang yang ditunggu oleh alicia muncul dengan wajah mungil nya.

"kak alic, kak auli dan kak eriel menunggu alivia ya?"

"iya, tapi kakak alicia tidak meminta mereka untuk menunggu alivia"

ucap alicia membuat senyuman terpancar dari bibir aulidy, syeriel dan alivia.alicia itu bisa saja membuat orang cepat tersenyum.

"Yaudah, ayo"

ajak nya dengan menggenggam tangan alivia, lalu mereka berjalan menuju halte untuk menunggu angkutan umum datang.

...

"Jadi seperti itu cerita nya?"

Axel mengangguk, tatapan nya lurus, dilihat dari wajahnya saja sudah tergambar kan bahwa laki laki ini mempunyai banyak sekali masalah dalam hidupnya.

luna tidak menyangka akan bertemu dengan Axel ini, sekelabat pertanyaan yang hadir di pikirannya akhirnya terjawab sudah, dengan sosok laki laki yang masih dibilang misterius ini, luna mempunyai ketakutan saat bertanya dan mengajak nya mengobrol, itu pantas saja karena luna bertemu dengan Axel di tempat yang terkutuk, angker dan menakutkan.

namun, luna sangat kaget ketika mendengar pernyataan dari axel bahwa tempat tinggalnya memang di tempat itu, dan ia tinggal hanya dengan ibu dan ayah, ia tidak mempunyai saudara, keponakan atau apapun yang biasa dimiliki oleh orang orang umum, jadi menurut luna Axel ini orang tidak umum dan sangat misterius.

"oh ya, kamu ingin aku buatkan minum atau teh hangat?"

Axel menggeleng dengan tatapan lurus nya, dengan itu luna cukup mengerutkan kening nya, rasanya merinding saja jika ada di dekat axel entah kenapa.

"kenapa tidak mau?... emm, apa kamu tidak haus sesudah berlari hampir setengah jam itu?"

axel tetap saja menggeleng, namun sekarang tatapan mata nya sedikit tajam, luna menyipitkan matanya dan segera berjalan menuju kamar nya, biarkan saja axel sendiri karena luna rasa Axel lebih nyaman sendiri.

namun disaat luna baru melangkah ke-tiga kalinya, laki laki itu meringis seraya menghentikan langkahan luna dengan memegang pergelangan tangan nya, luna sangat terkejut melihat pergelangan tangan kiri nya dipegang, mata nya membulat, dada nya berdebar tak karuan, dan nadi nya berjalan dengan cepat tidak seperti biasanya. Luna merasakan ada nya ketakutan dan kegelisahan yang menyelimuti dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AliciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang