02

8 11 1
                                    

Selamat malam kalian-!!,
Jangan lupa vote dan komentar nya ya.
Semoga kalian suka sama ceritanya🤩

Nara membereskan tas sekolahnya, gadis itu melihat bahwa kelas sudah sepi sedari tadi. Kabarnya seluruh siswa telah di pulangkan 15 menit yang lalu. Gadis itu sibuk menguruskan data-data di ruang OSIS, sampai tidak mendengar bel berbunyi. Sebenarnya Acha mengajak Nara untuk menonton bioskop sekarang, namun Nara tidak bisa. Ia harus pergi ke tempat les privatnya, Nara juga ingin merasakan seperti remaja-remaja lainnya. Yang menghabiskan waktunya dengan pacar, atau teman lainnya. Namun sayang, Keluarga Nara selalu mementingkan pendidikan itu no 1.

Nara berjalan melewati koridor kelas, Ponsel Nara berdering membuat langkahnya berhenti. Ia mengambil ponsel yang berada di saku roknya.

"Iya Ma?"

"Hari ini pergi ke tempat les kan?" Tanya mamaku

"Seperti biasa. Memangnya kenapa?"

"Pulang ini antarkan Mama ke supermarket, bisa?"

"Bisa, tapi jam 7 Nara bisanya."

"Its okay sayang. Hati-hati di jalan."

"Love you mah."

Nara memutuskan panggilannya. Gadis itu menghembuskan nafasnya kasar, rasa lelah membuat gadis itu berfikir yang tidak-tidak. Nara melihat dari kejauhan supir pribadinya telah menjemput dengan segera Nara menghampiri mobil tersebut.

"Jemput Nara jam 5 ya pak." Ucapnya kepada supirnya itu. Nara memasuki tempat les privat nya. Banyak guru-guru yang sedang mengajar di ruangan lain, berhubung Nara di ruangan 18 yang berada di lantai 2 dan juga ruangannya berdekatan dengan kantin. Gadis itu membeli roti dan susu sebagai pengganjal perutnya.

Seseorang dari jauh melihat Nara yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya. Langkah kecilnya itu segera menghampiri meja yang ditempati Nara.

"Apa kabar Nar?" Tanya lelaki itu, Nara yang sedang sibuk dengan ponselnya secara tidak langsung pandangannya dialihkan oleh suara yang ia kenal.

"Aldiii?!!! Kok lu disini??" Antusias Nara setelah melihat teman lamanya itu, perasaan senang bisa bertemunya kembali. Sedikit cerita tahun lalu pergi mengikuti ayahnya dan meneruskan pendidikannya ke negara sakura, Jepang.

"Lu ga seneng gue balik lagi ke Jakarta ya?" Mendengar ucapan itu, Nara menggeleng kan kepalanya cepat.

"Gimana bisa lu balik kesini? Sekolah lu juga gimana?" Tanya Nara penasaran. Aldi yang melihat sahabatnya ini penasaran dia segera menjelaskan alasan mengapa dia kembali ke Jakarta. Alasan utamanya pekerjaan ayahnya sudah selesai disana.

Perbincangan mereka berhenti setelah mendengar bell berbunyi yang menandakan bahwa jadwal les mereka akan dimulai. Nara dan Aldi segera membereskan tempat mereka, dan bergegas ke ruangan les.

Setelah sampai ruangan Nara dan Aldi segera menduduki tempat mereka masing-masing. Aldi masih memakai tempat duduk yang dahulu, tempat les kami termasuk les pribadi. Yang mungkin hanya 10 orang bisa memasuki tempat ini.

"Baik kalian sudah siap untuk pembelajaran hari ini?" Ucap Bu Shinta selaku Guru terpercaya kelas ini.

"Sudah bu." Jawab seluruh orang yang berada di kelas itu.

"Sebelumnya, Selamat datang untuk Aldi dan kalian akan mendapatkan teman baru lagi. Berarti kelas ini sudah pas 10 orang. Devano silahkan masuk nak." Ucap Bu Shinta ramah kepada lelaki itu. Nara yang sedang berbincang singkat dengan Aldi teralihkan dengan sebutan nama yang Bu Shinta panggil. Merasa tidak asing dengan namanya, Nara segera fokus ke depan.

Pandangan Nara teralihkan oleh anak baru yang perlahan memasuki kelas ini, Dia Devano Alderick lelaki yang Nara temukan di lapangan sekolah dengan kedua temannya tadi siang.

"Lu kenal dia?" Bisik Aldi kepada Nara, refleks Nara mengiyakan ucapan Aldi barusan.

"Saya Devano Alderick. Saya berada di SMA RAVENJA." Ucapnya dengan gaya yang cool, membuat semua gadis disini tertarik dengan tampangnya yang berkarisma.

"Ahh itu bukannya sekolah Nara? Iya kan Nara??" Tanya Bu Shinta kepada Nara. Semua pandangan beralih melihat Nara, gadis itu di buat salah tingkah karena temannya melihat Nara dengan tatapan mengintrogasi. Mau tidak mau Nara mengiyakan ucapan Bu Shinta.

Setelah perkenalan selesai, Devano berjalan ke arah belakang tempat duduk Nara, hanya tempat itu yang tersisa. Namun anehnya dari pertama Devano datang dan terus melihat Nara. Aldi menatap Devano dengan tatapan tidak suka, tidak tahu alasannya kenapa.

❤️🍒❤️🍒

"Kita tutup pembelajaran hari ini, untuk tugas kelompok kalian atur masing-masing maunya dengan siapa oke? Selamat sore kalian, hati-hati di jalan." Tutur Bu Shinta. Melihat Bu Shinta sudah pergi meninggalkan ruangan, Nara dan anak lainnya segera membereskan meja dan mempersiapkan untuk pulang ke rumah masing-masing.

"Nar?" Panggil Aldi, Nara yang masih sibuk membereskan buku-bukunya hanya berdeham sebagai jawaban panggilan Aldi barusan.

"Malam ini lu sibuk?" Nara menghentikan kegiatannya dan menatap heran Aldi. Mengapa dia nanyain itu ke gue? - batin Nara.

Sadar akan perubahan mimik muka Nara, dengan segera Aldi menjelaskan yang akan dia tanyakan.

"Jalan yuk?" Ajaknya dengan wajah antusias. Nara bingung harus menjawab bagaimana, dia mempunyai janji nanti malam dengan mama nya. Dia bisa aja izin, tapi Nara takut mengecewakan Mama nya.

"Maaf banget, jangan hari ini. Lusa gimana? Gue ajak temen-temen lain biar rame. Hari ini gue punya janji sama Mama mau ke supermarket belanja bulanan." Jawab Nara dengan perasaan tidak enak telah menolak ajakan Aldi.

"Boleh. Lusa ya? Ajakin temen lu biar gue yang tlaktir deh." Jawabnya dengan muka sombongnya. Nara hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Aldi yang seperti itu.

"Lu sepupu Andra kan?"

"Hah?!"






Eh? Kata kalian siapa sepupu Andra itu? Devano atau Aldi??
Ohya bagaimana harinya? Baik kan? Tetap jaga kesehatannya kalian.
Maaf jika terjadi kesalahan dalam penulisan.

Forever And A DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang