kamu gaakan pernah bisa nemuin diri aku yang dulu, di masa sekarang
dan catat itu .
Jakarta, 28 November 2020Setelah beberapa menit film itu selesai. Nara dan Devano segera bangkit dari tempat, namun sudut mata Nara melihat bahwa pacarnya sedang berdua dengan perempuan lain. Nara mencoba untuk masih berfikir positif meyakinkan bahwa itu bukannya Andra. Teman-temannya mengajak untuk makan setelah ini, Nara hanya mengiyakan ucapan teman-temannya.
Setelah menemukan meja yang pas untuk tempat kita makan malam ini, Nara mengambil ponsel dari tasnya dan membuka room chat Andra.
Andra♡
20.37Andra?
By?
P
P
P
Andra kamu dimana?
Semangat untuk berkumpul bersama temannya hilang hanya karena pacarnya. Andra tidak membalas chat nya. Namun Nara harus bersikap profesional dia sedang bertemu dengan temannya tidak mungkin ia memikirkan pacarnya saat seperti ini.
"Nar lu mau makan apa?" Tanya Acha yang melihat Nara dengan tatapan kosongnya.
"Apapun gue ikut." Jawab Nara dengan senyum tipis di bibirnya.
"Oh oke." Saat sedang melihat ke sekeliling tempat ini, Nara melihat sosok yang sama seperti orang yang di bioskop tadi. Andra.
Melihat orang yang sama Nara bangun dari tempat duduknya dan segera pamit untuk pergi ke toilet. Itu hanya alibinya, sebenarnya Nara ingin mengikuti jejak lelaki itu pergi kemana. Mereka jalan ke arah atap.
Nara melihat semuanya, air mata yang ia tahan sudah membasahi pipinya. Dia Andra, lelakinya sekaligus pacarnya yang ia percayai selama ini.
Andra jongkok di depan perempuan itu dengan membawa bunga yang ia sembunyikan di belakangnya.
"Karina." Ucap Andra dengan senyum manis di bibirnya. Nara melihat ada kebahagiaan di senyum lelakinya itu.
"Gua Andra. Udah lama gua suka sama lu, udah lama gua nyimpen perasaan ini. Karin, gua bukan lelaki yang baik buat lu, tapi gua bakalan berusaha buat yang terbaik buat lu. Lu mau jadi pacar gua?"
"Nara? Bukannya lu masih pacaran sama dia?" Ucap Karina yang sedikit kebingungan
"Gua sama dia udah putus."
Putus? Nara bahkan ga pernah berfikiran Andra sebejat ini, tapi kenapa? Kenapa ia memperlakukan Nara seperti ini. Nara tidak bisa menahan tangisannya disana, ia mencoba menahan hisakan tangisannya.
"Andra gua mau, gua mau jadi pacar lu."
"Serius?" Jawab Andra yang masih tidak percaya dengan jawaban Karina.
"Yeah, gua mau jadi pacar lu."
Andra berdiri dan memeluk erat Karina, sudah jelas bahwa Karina sangat bahagia malam ini begitupun Andra. Andra memajukan wajahnya dengan wajah Karina, saat sudah tidak ada jarak Andra memajukan wajahnya dan mencium bibir manis Karina.
"Udah cukup sampe disini lu liat adengan menjijikan itu." Bisik Devano yang menutup mata Nara secara tiba-tiba. Devano sudah peka sedari tadi dan dia mengikuti gerak-gerik Nara, namun sayang Nara tidak menyadarinya.
"De-vano hiks." Devano yang tidak kuat melihat Nara yang seperti ini dengan segera membawa Nara ke pelukannya.
"Keluarin tangisan lu Nara, abis ini ga akan gua izinin lu ketemu dia." Ucap Devano mengelus rambutnya pelan.
"Andraa hiks... Kenapa dia ngelakuin itu di belakang gue."
"Udah gua kasih tau, tinggalin dia. Lu gapercaya, gua lebih tau dia daripada lu Nara." Nara melepaskan pelukannya dan menatap mata Devano. Lelaki itu mengangkat alisnya bingung mengapa perempuan di depannya melihat seperti itu.
"Bawa gue pulang. Gue mau pulang." Devano menggangukan kepalanya sebagai jawabannya. Saat berbalik badan tatapan Nara bertemu dengan Andra, sebaliknya Andra yang terkejut melihat Nara di depannya.
"Nara dengerin gua dulu." Andra mencoba menarik paksa tangan Nara. Nara cukup kecewa dengan sikap dia dibelakang Nara.
"Apalagi ndra!! Mau kasih alasan apa lagi ke gue Andra!" Andra menarik tangannya untuk pergi dari tempat ini, Nara melepaskan genggamannya dengan kasar, melihat mata Andra dengan penuh kebencian.
"Ayo kita putus." Ucap Nara tiba-tiba, Andra yang mendengar itu mencoba untuk menjelaskan semuanya
"Gue tau semua. Lu malam ini jadian sama Karina kan? Gue tau. Lu malam ini ciuman sama dia pun gue tau. Kurang sabar apa lagi gue selama ini Andra! Lu kalau mau udahan kenapa ga dari dulu? Kenapa harus main di belakang gue?" Ucap Nara dengan penuh emosi yang dia tahan sedari tadi, dan untungnya disini sepi hanya ada Nara , Devano , Karina dan Andra.
"Nar lu salah faham sayang." Andra mencoba menenangkan nara, mencium tangannya. Namun sayang, Nara melepaskan dengan kasar.
"Bisa-bisanya lu masih bilang salah faham?" Ucap Devano tiba-tiba. "Cewe lu liat semua ndra."
"Gua tau, ini suruhan lu kan anjing! Puas lu rusak hubungan gua sama Na
ra?"
"Ini gimana? Tadi lu bilang, lu putus sama Nara? Sekarang?" Jawab Karina yang kebingungan disana.
"Nah! Gue jelasin ya Karina, gue belum putus sekarang. Dan hari ini, detik ini juga. Andra Mahesa sama gue gaada hubungan apapun." Ucap Nara dan pergi meninggalkan mereka yang masih disana.
"Berani nyentuh Nara, lu berurusan sama gua Andra." Ucap Devano dengan penuh penekanan.
Devano menarik tangan Nara dan membawanya ke area parkir mobil, namun langkahnya tiba-tiba berhenti membuat Nara kebingungan dengan sikapnya.
"Dengerin gua. Kalau Andra masih ngejar lu, bilang ke gue ataupun yang berbau dengan Andra lu bilang ke gua. Nara." Ucapnya dengan tatapan yang tajam. Nara melihatnya mengangkat alisnya heran.
"Kenapa?" Jawab Nara
"Tinggal ikutin apa yang gua bilang. Bawel banget lu jadi cewe." Ucap Devano yang meninggalkan Nara disana, Nara tidak suka dengan jawaban yang dia berikan perempuan itu mengejar Devano.
"Gue cuma nanya, kenapa lu yang sewot."
"Diem atau ga gua anterin balik." Ancam Devano
"Bilang dari tadi kalau lu gamau anter gue balik. Gue bisa balik sendiri." Ucap Nara
"Eh anjir, iyaiya ayo gua anterin." Balas Devano menarik tangan Nara yang hendak pergi.
"Pundungan." Gumam pelan
"Apa van?" Tanya Nara yang mendengar gumaman lelaki itu.
"Bukan apa-apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever And A Day
Teen FictionBenar kata orang "Jangan terlalu banyak bereskpetasi dengan manusia, jika nanti tidak sesuai dengan ekspektasi mu, kamu juga yang sakit hati." Itu yang Nara rasakan, Memang salah Nara yang menaruh ekspetasi terlalu tinggi kepada orang itu Dan Bodoh...