05

14 4 0
                                    

pergi atau berjuang sekali lagi?
-Keynara

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

17.24

Nara melihat jam tangan yang berada di pergelangan tangannya. Gadis itu sengaja pulang terlambat, dia menghindari ajakan Andra untuk pulang bersama, Nara hanya butuh waktu untuk sendiri.

Sepertinya cuaca hari ini faham akan kondisi hati Nara, hujan lebat yang mengguyur jalanan, Membuat nara terlarut oleh emosinya.

Perasaan sakit hati yang ia pendam sedari tadi akhirnya pecah. Nara menahan tangisannya, tangan kanannya memegang dadanya. Untuk pertama kalinya Nara sesakit ini hanya karena satu lelaki yang ia percayai.

"Kalian pasti denger perbincangan jalang di kamar mandi tadi?" Tanya Anya, nara menggangguk karena dia mendengar semuanya.

"Dia alan, gue gatau itu alan cowok gue atau bukan." Jawab nara dengan keadaan muka yang mulai di menunduk. Acha yang melihatnya mencoba menenangkan dengan menggenggam tangan Nara.

"Gue yakin itu bukan Alan cowo lu Nara." Balas Acha dengan senyuman untuk menyakinkan nara bahwa itu bukan Alan yang ia maksud.

"Gue berhar-"

"Dia Andra Mahesa."

Tangisannya semakin menjadi-jadi mengingat apa yang di ucapkan Anya tadi siang. Kecewa? Jelas. Tapi Nara tidak bisa seperti ini terus, Nara harus membuktikan bahwa itu bukan lelakinya.

Triiing Triiinggg

Nara melihat nama yang tertera di ponselnya. Aldi Pratama. Gadis itu mengangkat panggilannya

"Kenapa?" Tanya nara sembari menahan tangisan yangmulai reda.

"Lu abis nangis?" Balas Aldi yang mulai sadar akan perubahan suara nara.

"Gue gapapa, ada apa?"

"Gua jemput lu jam 7 ya? Kabarin Acha sama Anya juga. Gua sekalian bawa temen nih, gapapa kan?" 

"Bawa aja, makin banyak yang ikut. Makin asik kumpulnya."

"Oke."

Sambungan panggilan terputus, Nara segera menelpon supir pribadinya untuk menjemput dirinya.

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

"Sayang!!! Nara!!! Aldi udah datang ini."

"Iya tunggu sebentar."

Nara yang mendengar panggilan dari mamanya dengan segera turun kebawah. Tatapan Aldi jatuh saat melihat Nara keluar dari kamarnya. Wajahnya yang di polesi sedikit make up menambah kesan manis di wajahnya. Tanpa sadar sudut bibir Aldi ikut tersenyum. Namun dengan segera Aldi menutup senyumnya dengan wajah yang seperti biasa.

 Namun dengan segera Aldi menutup senyumnya dengan wajah yang seperti biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Forever And A DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang