〔Novel Terjemahan〕Can We Become a Family?

✎Lima❧

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Tangisannya berangsur-angsur mereda, tetapi matanya sedikit bengkak karena kesakitan.

Tubuh rapuh Navia kelelahan karena semua ini. Dia berbaring di tempat tidur dengan lemah.

Gedebuk!

Suara aneh terdengar di luar pintu. Suara gemerincing bergema di luar ruangan diikuti dengan gelak tawa.

Dia menatap tanpa emosi ke pintu. Sekarang, semua perasaannya telah mengering. Dia bahkan tidak perlu mencoba dan menebak orang yang mencoba mengerjainya. Bagaimanapun, dia telah mengalami lelucon ini berkali-kali di kehidupan sebelumnya.

"Wood."

Wood sering mengunci Navia di kamarnya.

"Tolong buka kunci kamarku, kakak! Jika aku terlambat lagi kali ini, aku harus kelaparan selama tiga hari. Silahkan....!"

"Hanya tiga hari? Aku pikir kamu akan kelaparan selama seminggu jika kamu terlambat lagi! Ya ampun, sangat menyebalkan. "

Navia harus kelaparan selama lebih dari tiga hari seminggu karena Wood. Sudah menjadi rutinitas baginya untuk menenangkan rasa laparnya dengan air.

Dia tidak ingin mati karena kelaparan, jadi dia dulu berdiri di luar kamarnya dan menunggu kepala pelayan menjemputnya untuk pelajaran. Dengan cara ini, dia tidak akan terlambat atau dihukum.

Namun, bertentangan dengan apa yang dia harapkan, dia masih dihukum karena bertindak tidak seperti wanita dengan berdiri di luar pintunya.

'Akibatnya, dia melarikan diri dari kamar kuncinya melalui balkon.'

Untuk mencapai lantai pertama, dia merobek selimutnya dan mengikatnya seperti tali. Dia akan menyerahkan tali di tiang balkon dan kemudian turun.

Itu adalah hal yang berbahaya untuk dilakukan.

Sayangnya, alas tidur yang dimilikinya terbuat dari kain berkualitas buruk. Kain itu tidak tahan beratnya dan langsung terkoyak saat dia mencoba turun. Dia jatuh dan hampir mati.

Untungnya, dia berhasil selamat dari kejatuhan itu.

"Ha ha ha! Dasar bodoh! "

Wood tertawa dan menunjuk ke arah Navia, yang pakaiannya robek dan berdarah.

"Mengapa kau membenciku?" dia bertanya dengan tidak sabar.

"Status rendahan kamu telah menyebabkan status sosial keluarga ku menurun. Jika bukan karena kamu, maka aku tidak akan pernah dipermalukan di depan Sarah...! "

Wood sangat mencintai Putri Sarah Lucia sejak kecil. Namun, teman Wood telah mempermalukannya di hadapan Putri Sarah Lucia dengan menyebutkan kakak sulung Navia dan Narvia yang rendahan.

Pada awalnya, Wood sudah tidak menyukainya karena asalnya. Tapi setelah kejadian itu, dia mulai lebih menyiksanya.

Navia turun dari tempat tidurnya dengan ekspresi dingin di wajahnya.

Wood telah pergi setelah menguncinya di kamar.

"Ah, rajin sekali."

Wood selalu tidur. Hari ini, dia bangun saat subuh hanya untuk menggantung rantai di luar kamarnya dan mengunci pintu.

Nikan dan anak-anaknya tinggal di lantai tiga. Kamar Navia seharusnya juga terletak di lantai tiga karena dia adalah putri angkatnya.

Namun, Navia menghabiskan sisa hidupnya di ruang tamu lantai dua dari kelahirannya kembali hingga akhir hidupnya.

Meski begitu, dia menganggap tempat ini sebagai rumahnya yang berharga.

Dia percaya bahwa selama dia tinggal di bawah satu atap yang sama dengan mereka, maka dia akan dianggap sebagai bagian dari keluarga. Itu adalah pikiran yang menghangatkan hati.

Navia meledak menertawakan kebodohannya.

"Ha ha!"

Dia hanyalah seekor anjing yang dibuang begitu dia menjadi tidak berguna. Dia adalah alat kenyamanan bagi keluarga.

Navia berjalan ke pintu dan mencoba memutar kenop pintu.

DUG DUG

Seperti yang dia duga, pintunya terkunci. Navia mengulurkan tangannya dan menyentuh pintu.

Pintunya terbuat dari kayu gelap dan kotor. Ada lekukan yang berbeda di pintu, tapi tidak pernah diganti.

Mengapa dia merindukan sebuah keluarga?
Apa hebatnya sebuah keluarga? Itu semua tidak ada gunanya.

Tidak ada yang tiba-tiba muncul dan menyelamatkannya dari mimpi buruk ini.

Dia sendirian dan dia hanya bisa bergantung pada dirinya sendiri.

"Jika kamu mencoba menyakitiku, maka kamu harus membayar harganya."

Bukankah itu benar, Wood?

✎﹏﹏﹏Continue﹏﹏