Tinggal pencet bintang Yaa ko Gk Susah
😢.
.
.
"Ah ... gue capek aduh. Sampe kapan gue mesti berurusan sama makhluk gak jelas, gak berguna? Gue capek banget sumpah."
"Yaudah kalo gitu, kan, lo tinggal minta putus aja."
"Gak bisa gitu dong. Nanti dia gede kepala. Disangkanya gue yang duluan nyerah lagi." Taehyung bertopang dagu.
Lima belas menit lagi jam istirahat berakhir, tapi dia masih enggan pergi ke kantin. Kalau ke kantin, nanti dia ketemu lagi. Ketemu juga sama beberapa cewek kecentilan yang tidak terima karena si murid baru yang mirip Almarhum pacarnya itu, kini berstatus sebagai pacarnya.
"Lah ... elonya juga gengsian. Biarin aja lah ngalah sama dia." Lisa yang duduk di bangku sebelahnya komentar sambil makan kwaci.
"Jungkook itu beda banget sama Younghoon, ya? Padahal katanya selisih umur mereka Dua tahun. younghoon. harusnya sekarang udah jadi anak kuliahan."
Mengingat Younghoon, memang selalu menjadi rasa sakit tersendiri untuknya. Tapi taehyung tidak pernah menyesalinya. ia orang yang benar-benar baik. Dia murah senyum dan pengertian. Dia juga pintar dan ramah pada semua orang. hoonie itu tipe cowok idaman semua cewek, yang kurang darinya hanya Satu hal ; sejak kecil Raka sakit-sakitan.
Younghoon mengidap paru-paru basah sejak kecil. Dia sempurna di seluruh mata pelajaran kecuali olahraga. Pakaiannya rapi, tidak acak-acakan tidak jelas seperti jungkook. Baju separuh dikancing separuhnya dibiarkan terbuka. Dasi orang lain pakai di kerah, jungkook malah dililitkan di lehernya. Itu pun dia pakai kalau waktunya upacara.
Orang lain belajar di kelas, Jungkook asyik main seruling bambu berkeliling sekolah membuat bising. Sumpah deh. Bikin geleng-geleng kepala.
Anehnya, para cewek justru senang melihatnya. Semakin banyak yang mengaguminya.
"Hoonie, kamu baik-baik kah di sana?" taehyung menggumam sendu, tercekik rasa rindu.
.
.
.
"Taehyung, tolong kamu bilangin sama jungkoo. Biar dia ngerti gak seenaknya ngerusak inventaris sekolah terus. Orangtuanya memang bersedia ganti rugi, tapi tetep aja kebiasaan jeleknya itu gak bisa dibiarin. Dia harus dididik, udah kelas Tiga. Gak boleh bersikap seenaknya lagi kayak gitu."
"Kenapa Ibu gak ngomong sama orangnya langsung, sih, Bu?" taehyung protes.
Sejak kabar dirinya berpacaran dengannya, setiap kali cowok itu berbuat masalah pasti taehyung yang dipanggil ke ruang guru. Memangnya apa hubungannya coba antara dia dan tingkah laku jungkook yang semakin susah diatur saja?
Baru juga pacaran Dua bulan. Itu juga Taehyung harus terus-terusan makan hati karena cowok itu perlakukan kurang ajar. Ditoyor, disenggol, didorong, dan lainnya.
"Karena kamu pacarnya. Dia dipanggil ke ruang guru gak pernah nurut. Kalo dikeluarin dari sekolah, justru dia kesenengan. Makanya, tolong bantuin Ibu nasihatin dia, ya." Bu Sunmi tersenyum manis. taehyung semakin cemberut. Tapi toh, akhirnya dia mengangguk.
Mempersingkat waktu gitu.
"Saya coba, Bu." Setelah yakin Bu Sunmi tidak akan bicara lagi, ia mohon pamit kembali ke kelasnya. Di depan pintu ruang guru, dia menghela napas lelah.
.
.
.
"Muter Lima kali terus gonggong!"
Keluar ruang guru, refleks taehyung muter Lima kali dan bersuara, "Guk-guk!"
Kebiasaan."Ahahaha! Bagus!" Jungkook menghampirinya. Dia menepuk-nepuk puncak kepala taehyung yang tingginya tidak mencapai pundaknya.
Bahkan, ia termasuk salah Satu cowok paling tinggi di sekolah. Si berandalan yang terlihat sekali habis berkelahi karena pakaiannya berantakkan mengangguk-angguk puas.
"senengnya punya hewan peliharaan di sekolah ampe kelulusan nanti."
"Berisik lo!" taehyung menghempas tangan jungkook kasar. Dia melirik tangan kanannya yang diperban awut-awutan. Pasti ia mengganti perbannya sendiri. Lagian, cowok ini semacam ada kelainan di otaknya. Rokok kok dimatikan dengan cara diremas? Memangnya dia tidak merasa sakit apa?
"Ngapain lo keluar ruang guru? Bikin masalah, ya?"
"Gara-gara elo!" taehyung benar-benar gemas. Cowok yang bertolak sebelah pinggang di depannya mengangkat dagu angkuh, tidak mengerti kenapa tiba-tiba jadi dia yang salah?
"Hah?"
"Elo jangan bikin masalah terus di sekolah. Gue mulu yang kena marah. Bisa gak, sih?"
"Enggak!" menjawab jutek. Cowok ini memang luar biasa bossy-nya. Dia sama sekali tidak merasa terintimidasi, sekali pun seringkali dipanggil kepala sekolah dan juga diceramahi.
Lagipula, setiap dipanggil dia lebih sering mangkirnya,
"lagian lo jadi peliharaan makin lama makin ngelawan. Minta gue hukum?"
taehyung mengerutkan keningnya, menatap kesal.
"Tentunya, lo gak lupa dong sama apa yang udah mulut lo omongin?"
taehyung tidak akan pernah lupa kejadian Satu bulan yang lalu itu.
Tidak-akan-pernah.
TBc....