3

803 94 0
                                    

.

.

.

...

Di mana-mana badboy itu memang selalu jadi incaran cewek. Apalagi badboy ganteng bermodal macam seorang Jeon Jungkook. Sepanjang perjalannya menuju kelas, yang dia gumamkan hanya sumpah-serapah untuk si pelaku yang merusak paginya hari ini.

Cewek-cewek yang naksir sama cowok  tersebut ingin menyapa tapi takut. Mata kelabu tajam itu masih saja memberikan sorot jahat nan tidak bersahabat seperti semula.
Sekali pun, pesonanya sama sekali tidak berkurang

Jungkook tidak pernah pacaran. Selama tinggal di Aussie pun, yang dia lakukan hanya bersenang-senang dengan para teman sebayanya. Kembali ke korea, tingkahnya semakin menggila. Orangtuanya tidak berani melarang apalagi marah. Karena api yang berkilat dari netra matanya itu, jelas mereka sadar siapa orang yang harus bertanggungjawab karena mengobarkannya?

jungkook tidak akan seperti ini kalau saja orangtuanya dulu tidak pilih kasih.

Nasib sudah menjadi bubur.

Yang bisa mereka lakukan saat ini hanya bersabar sampai luka di hati si bungsu tertutup sendiri. Hanya jungkook saat ini harapan mereka satu-satunya setelah younghoon pergi. Mereka tidak ingin kian dibenci oleh putera bungsu mereka lagi.

"Kak jung-"

"Minggir jelek! lo minta gue hajar?" adik kelasnya yang hendak memberikan cokelat langsung mundur, dia menyingkir karena sudah menghalau jungkook yang hendak masuk kelasnya.

Meja cowok itu tendang.

Dia tidak peduli kalau dipanggil kepala sekolah 'lagi' karena sudah merusak inventaris kelas. Murid-murid yang tidak mau jadi korban 'salah pukul' memilih menyingkir. Meninggalkan si trouble maker menjadi Satu-satunya penghuni di dalam kelas.

Namun, orang itu memang kepo tanpa batas. Tidak kalah keponya dengan warga sipil yang justru nonton saat polisi sedang baku tembak dengan teroris. Mereka diam-diam memperhatikan jungkook dari balik jendela. Beberapa ada yang cari perkara dengan memperhatikannya di depan pintu.

"Minggir."

Semua orang menyingkir memberi jalan. Selama di sini, hanya ada Satu orang yang bisa menyaingi keganasan si kelereng abu tanpa rasa takut. Dia masuk ke dalam kelas tersebut membuat orang-orang yang menonton kian bisik-bisik.

jungkook menoleh dan menatapnya dengan sorot hendak membunuh.

Yang dipelototi balas menatap beringas tidak mau kalah.

Dia justru menghela napas berat lalu menghampiri pacar tapi musuhnya dan menarik tangan kanannya. Menatap luka bakar bernanah itu dengan sorot prihatin. jungkook sama sekali tidak peduli.

"Luka lo, biar gue obatin dulu."

ia tidak pernah mengerti. Dia tau taehyung membencinya, cewek itu terlihat jijik dekat-dekat dengannya, selalu marah setiap kali mereka berdua bertatap muka.

Tapi taehyung jadi satu-satunya orang yang selalu memedulikannya.

Dia pasti akan berubah menjadi dokter gadungan setiap kali Jungkook terluka.

"Terlalu baik." jungkook mengumam.

Membuat taehyung meluruskan pandangannya sebelum sempat merekatkan perban dengan perekat.

"Hm?"

"Gue gak ngomong apa pun." jungkook meralat.

Dia meluruskan pandangannya dan bergumam,
"Lo itu ... cuma hewan peliharaan gue aja."

"Serah lo, !"

Kalo mengingat kejadian Satu bulan yang lalu, taruhan yang membuatnya saat ini terpaksa harus mengikuti semua yang Jungkook perintahkan, rasanya Taehyung ingin segera mengakhiri hidupnya saja.









Tbc....

Ingat Guys jangan lupaa Bintang Yaa

Sweetheart (KookTae/Kookv Gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang