Ha Yoonbin
Unfriended"JUNKYU!" Yoshinori memanggil nama Junkyu berkali-kali. Awalnya Yoshinori mengira bahwa Junkyu sedang berjalan ke arahnya dikarenakan Yoshinori mendengar suara tapak kaki yang semakin dekat ke arahnya.
Tapi suara tapak kaki itu bukanlah kepemilikan Junkyu. Melainkan ketiga temannya. Yoshinori mengeluh. Padahal baru saja mereka berkumpul tapi Junkyu tiba-tiba menghilang dihadapan mereka.
"Yosh, mending ke kamar Asahi aja, palingan Junkyu ke kamar mandi." ucap Onda. Yoshinori menatap Onda dengan tatapan yang tidak suka. Sekejap dia meninggalkan Yiren dan Jihoon, akibatnya Yiren tewas dan Jihoon cedera parah.
Apakah ini saatnya Junkyu ke kamar mandi?
"Mengada-ngada lu njing!" teriak Jihoon. Jihoon juga meneriaki nama Junkyu. Tidak ada jawaban sama sekali. Mereka semakin khawatir jika Junkyu menjadi korban selanjutnya.
"Kita cari Junkyu dulu," kata Yoshinori. Jihoon dan Onda mengangguk. Ben disisi lain juga menyetujui ucapan Yoshinori dan juga ingin mengikuti arah langkahnya. Karena dirinya masih belum stabil untuk berjalan dan seharusnya Junkyu yang menuntunnya, Yoonbin harus berjalan sendiri.
Tidak mungkin Yoonbin meminta bantuan kepada Onda yang saat ini membantu mereka mengurangkan beban berat. Lagian Onda sedang menuntun mereka yang berarti Onda harus berada di depan.
Jihoon juga terluka parah di kaki dan trauma yang di alaminya saat ini benar-benar parah jika disandingkan Yoonbin yang melompat dua lantai.
Yoshinori merupakan peran penting dari kejadian ini. Jika dirinya hanya mengurus Yoonbin, maka presentase mereka untuk selamat kurang lebih menempati angka sepuluh persen.
Maka dari itu Yoonbin memilih untuk jalan meskipun pincang. Yoonbin kelelahan mengejar mereka. Jihoon memang cedera tapi Jihoon sangat kuat sampai-sampai dia tidak mengerti Jihoon masih sanggup berdiri.
"Woi, tungguin." ucap Yoonbin. Dia hendak mengejar Onda, Yoshinori, dan Jihoon. Tapi, badannya di tahan oleh seseorang. Dari bentuk penahanan yang dia lakukan terhadap Yoonbin, bisa Yoonbin spekulasikan bahwa yang menahannya saat ini adalah anak seumuran dengan anak sekolah.
"Asahi?" tanya Yoonbin memastikan yang menahan badannya ini adalah Asahi.
"Bang...gue ga bisa lama-lama, bisa mati pendarahan gue kalau gue nyentuh kalian di dunia ini." jelas Asahi. Yoonbin ingin menanyakan sesuatu tapi Asahi tetap melanjutkan kalimatnya agar Yoonbin bisa menelaah setelahnya.
"Bang Junkyu mau bunuh gue, plis jangan biarkan Bang Junkyu bunuh gue. Konsekuensinya bakal lebih parah," jelas Asahi.
"Cuma lo yang bisa gue percaya," sambungnya. Begitu Yoonbin ingin membuka suara, Asahi langsung berlari menjauhi Yoonbin. Dia meninggalkan Yoonbin banyak misteri yang belum terjawab.
Saat itu juga, datanglah Onda dengan keringat yang membasahi rambutnya serta nafasnya yang tak beraturan menghampiri Yoonbin yang masih terdiam layaknya batu.
"Lo ngapain disini? Ayo kita ke kamar Asahi," ucap Onda. "Dia minta dibangunin biar bisa bunuh Pak Patrick,"
"J-jangan percaya sama Junkyu." ucap Yoonbin tiba-tiba. Onda mengerutkan dahinya, apakah situasi seperti ini harus digunakan untuk memberi rasa kepercayaan terhadap teman masing-masing.
"Yaudah lo aja yang gausah percaya, tapi kita perlu ke kamar Asahi." Onda menarik tangan Yoonbin. Onda tidak tahu bahwa Yoonbin itu pasien rumah sakit ini. Padahal jika dilihat dari setelan baju yang dikenakan oleh Yoonbin, semua orang pasti menyadari bahwa dirinya adalah pasien. Apalagi di tambah dengan perban yang menempel di sekujur tubuhnya.
"Pelan-pelan anjing," bentak Yoonbin. Onda tidak begitu perduli. Dia menuntun Yoonbin ke kamar Asahi. Onda menuntunnya dengan jalan yang benar, mungkin lima langkah lagi mereka bisa masuk ke dalam kamar Asahi.
Namun, tiba-tiba pintu itu tertutup dan tidak mungkin pintunya tertutup sendirian, pintu itu ditutup oleh seseorang. Dan orang itu merupakan orang yang mereka berdua kenal.
Tanpa aba-aba, Yoonbin meneriaki sesuatu yang penting agar mereka tahu apa yang harus dilakukan.
"JANGAN PERCAYA JUNKYU! DIA IMPOSTOR!" teriak Yoonbin. Meskipun dia tidak tahu apakah Yoshinori atau Jihoon mendengarnya, dia pastikan bahwa dia telah menyelesaikan tugas yang diamanahkan oleh Asahi.
Permasalahan selanjutnya yang akan dilaluinya saat ini adalah, bagaimana mereka berdua selamat dari pembunuh yang sudah ada di ujung pandangan mereka.
Yesh punya ide buat apdet
KAMU SEDANG MEMBACA
It Comes at Sleep {Treasure}
HorrorSetiap tidur Asahi bermimpi, setiap Asahi bermimpi maka kejadian yang ada di mimpinya akan menjadi kenyataan, jika mimpinya akan menjadi kenyataan, maka disetiap Asahi tidur dia bermimpi bahwa dia bertemu dengan pembunuh yang sudah mati yang ingin m...