Kembali Bertemu

2.3K 253 25
                                    

Dua hari sebelum keberangkatan.

Allan menatap Ibu tiri dan Pamannya yang diberingkus oleh pihak kepolisian karena sudah menggelapkan dana perusahaan cukup besar. Mereka tak menyangka rencana menggulingkan Allan dari kursi CEO di rapat pemegang saham malah berimbas dengan di bekuk oleh pihak yang berwajib.

Irene terus meronta ronta saat di giring polisi menuju mobil untuk di interogasi. Andrew White pamannya menatapnya bengis tapi Allan hanya tersenyum senang.

"Brengsek kau, Allan!!"

Allan tertawa terbahak-bahak mendengar umpatan Andrew. Ia berjalan mendekati mobil polisi dimana Irene dan Andrew duduk di dalamnya dengan kedua tangan telah di borgol.

"Ya aku brengsek. Kalau tidak, kalian berdua tidak mungkin berada disini sekarang. So, nikmatilah kebebasan kalian sebelum membusuk di penjara. Ku pastikan kalian tidak akan menghirup udara segar lagi," ucap Allan sembari menyunggingkan senyum kemenangannya.

"Ku harap semua bukti yang selama ini ku kumpulkan cukup untuk meringkus kedua penjahat itu dipenjara selama-lamanya. Tak ada kesepakatan apapun dari ku untuk membebaskan dua makhluk yang tak tahu diri itu."

Allan menatap pengacara pribadinya yang terbiasa menangani kasus-kasusnya. Pria botak itu mengangguk dan ia pun menyusul mobil kepolisian untuk menyerahkan bukti kejahatan Irene dan Andrew.

Allan menepuk pundak Bennedict, "Satu masalah teratasi tinggal masalah satunya. Apa Erick sudah mengirimkan yang ku minta?" tanya Allan sambil berjalan menuju mobilnya.

"Sudah Tuan. Erick memberi tahu ku kalau berkas yang anda minta sudah terkirim."

"Bagus. Aku tak sabar melihat hasil kerja mantan intelligent FBI."

Allan dan Benneth bergegas kembali ke kantor. Setibanya disana, Allan langsung masuk ke ruang kerjanya sementara Benneth kembali ke mejanya dan menunggu perintah Allan selanjutnya.

***

"Tak sia-sia aku menyisipkan kau ke dalam tim intelligen FBI. Kerja mu memang tak perlu diragukan lagi." Puji Allan saat menghubungi Erick yang berada di Indonesia.

Pria itu tertawa, "Sialan kau! Memangnya aku buku yang bisa di selipkan di rak."

"Ini benar-benar mengagumkan. Kau mendapatkan data gadis itu dengan begitu detail."

"Itu hal paling gampang yang pernah ku lakukan. Anggap saja pemanasan," Kedua pria itu tertawa.

"Kau juga menemukan alasan gadis itu datang ke Bali, wow kau sangat keren. Baiklah aku akan segera menemui gadis itu. Aku jadi tak sabar ingin bertemu dengannya."

"Jangan bilang kau mulai tertarik padanya?" Selidik Erick. "Maybe yes, maybe no. Mungkin dia bisa menjadi partner bisnis ku nanti. Keluarganya cukup kaya juga ternyata."

"Yeah... Ayahnya memiliki perusahaan properti yang cukup ternama di Jakarta. Ibunya juga seorang dosen disebuah kampus elite. Ya bisa di bilang dia bukan anak orang sembarangan."

"I see. Baiklah aku cukup puas dengan kinerja mu kali ini. Kita akan bertemu di Jakarta."

"What?! Jakarta? No Allan. Restoran ku bagaimana?" Erick protes.

"Restoran mu tak akan ada yang berani memindahkan. Sudah jangan banyak bicara temui aku di Jakarta. Malam ini juga aku akan berangkat menuju Jakarta."

Erick hanya bisa menggerutu karena tak bisa menolak Sultan Muda New York untuk datang ke Jakarta. Alhasil ia pun segera memesan tiket menuju Jakarta untuk menyambut pria itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Billionaire's BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang