tiga hari sebelum keberangkatan soonyoung
"tiba-tiba banget, won? kenapa?"
gue menggaruk kepala gue saat soonyoung melemparkan pertanyaan itu pada gue lewat sambungan telfon.
"mmhm.. iya gapapa sih, soon. ada yang emang gue pengen omongin juga." jawab gue yang membuat soonyoung diam tak membalas selama beberapa saat.
"soon?" panggil gue lagi, soalnya soonyoung tak kunjung merespon.
soonyoung berdehem kemudian baru menjawab, "ah iya, yaudah nanti kasih tau aja alamatnya dimana. gue besok free gak kemana-mana."
setelahnya gue menyetujui dan sambungan telfon terputus.
ada sesuatu hal yang pengen gue kasih ke soonyoung. sebenernya ini juga bukan punya gue, tapi punya anna. beberapa minggu lalu dia ngasih amplop ini ke gue. bentuknya sedang dan gak begitu besar, ada tulisan untuk kwon soonyoung di depan amplopnya. gue sebenarnya masih sangat penasaran tentang isi amplop itu. tapi rasanya gak sopan banget kalo ngebuka ini—apalagi ini bukan untuk gue.
keesokan harinya, gue dan soonyoung akhirnya bertemu di salah kafe yang soonyoung rekomendasikan ke gue. katanya suasananya gak ramai, jadi pas buat ngobrol serius dan personal gitu.
"lo mau ngomong apaan, won?" tanya soonyoung pada gue setelah minuman kami sampai.
gue menelan air liur gue susah payah saat soonyoung menatap gue dengan tatapan serius dan cukup mengintimidasi. kemudian setelahnya gue mengambil amplop itu dari tas selempang gue dan meletakkannya di atas meja.
soonyoung sempat agak keheranan, "lo mau nikah?"
mata gue langsung terbelalak kaget dan buru-buru menggeleng, "enggak-enggak! bukan gue."
kening soonyoung berkerut saat menyadari ada yang janggal dari jawaban gue tadi, "bukan lo? terus siapa?"
"buka aja." kata gue menyuruh soonyoung untuk membuka amplop itu, "tapi kalo mau buka di rumah juga ga—"
soonyoung langsung mengambil amplop itu cepat dari atas meja dan merobek bagian pembuka amplopnya tak sabaran.
gue mulai sedikit ketakutan apalagi saat mata soonyoung menatap dan membaca tulisan di isi amplop itu dengan serius. rasanya kayak mau dijatuhin dari lantai 10, apalagi gue tau banget kalau soonyoung sesayang itu sama anna.
setelah selesai membaca isinya, soonyoung tersenyum kecil, "ini juga gue udah tau." katanya santai. tapi gue bisa melihat ada kilatan kesedihan di matanya.
gue mengerjapkan mata bingung. lah kok bisa dia tau anna bakal tunangan?
"lo tau dari mana?" tanya gue yang terdengar seperti tidak percaya.
soonyoung balik senyum ke gue, "orangnya sendiri."
gue langsung bener-bener lemes. padahal bukan gue yang mengalami. tapi rasanya runtuh banget, gue paham. dan soonyoung masih dengan tegarnya tetap tersenyum walau gue tau hatinya sekarang lagi gak baik-baik aja.
"gapapa won, i'm fine now." ucapnya lagi seolah tau kecemasan dalam otak gue.
gue jujur gak bisa berkata-kata lagi, tapi wajah dan ekspresi soonyoung seolah mengatakan, "gue udah gak papa, tapi mungkin harus nangis 10 kali lagi deh."
gue bisa mendengar helaan nafasnya, "yah gimana, won. namanya gak jodoh. mau dipaksa bersatu gimana pun pasti gak bisa."
"gue ngerti perasaan lo, soon." kata gue, "apa.. lo bakal datang ke acaranya nanti?"
soonyoung menerawang langit-langit kafe dengan wajah yang gue gak bisa deskripsiin lagi, "gak tau, won. kalau sekarang gue belum siap." jawabnya, "belum siap untuk semakin hancur lagi."
"lo gak perlu maksain buat datang, kok."
"gue pengen banget datang, won. tapi gue hancur banget sekarang, takutnya kebawa-bawa. masa jadinya ngerusuh diacara bahagia orang?" setelahnya soonyoung terkekeh, tapi gue tau itu kekehan terpalsu yang pernah gue denger dari bibir soonyoung.
langit jakarta semakin gelap seolah tau ada seseorang yang hatinya sedang sangat tidak baik-baik saja. kemudian hujan turun begitu deras sehingga daratan kembali basah. sudah begini sejak lima hari lalu.
"caranya kuat gimana ya, won?" tanya soonyoung tiba-tiba, "gue jujur belum tau caranya. kalau belajar ikhlas udah, sih."
pertanyaan itu diucapkan oleh soonyoung dengan nada sesantai itu, memang. gue gak bayangin rasanya jadi dia dan masih kuat.
gue senyum, "gue juga belum tau caranya. kalo lo gimana-gimana, lo bisa cerita sama gue, soon."
gue mengerti sekali perasaan soonyoung karena gue pernah berada di posisinya.
terakhir, soonyoung menyesap kopinya pelan sampai akhirnya gue sadar ia meneteskan air matanya dan mulai mengusapnya cepat-cepat.
"gue jahat ya gak suka liat anna bahagia?"
//
END.
nangis dulu yuk when summer never ends akhirnya kelar 😭😭😭😭
gak ada happy ending nih buat soonyoung dan anna, jadi bagaimana perasaan kalian ehehehehehe?
gue mau bilang makasih banyak banget buat readers yang selama ini udah support dengan cara nge-vote cerita ini hueeee😭
pls jangan bosen-bosen baca cerita gue yang lain, ya!
masih ada LIE nya jeonghan yang on going dan itu bakal gue lanjutin soon ya! kemaren sempet gue hold karena mau fokus nulis ini dan kuliah hectic bgt😭 jadi insyaAllah secepatnya LIE nya jeonghan dikelarin juga.
thank uuu!! ❤️💜
KAMU SEDANG MEMBACA
when summer never ends ; ksy
Fanfiction[A SEQUEL of KETOS] "whenever i'm with you it feels like summer never ends." -ksy written in bahasa lower case intended copyright 2020, bloomingkim.