Nabila Irene Syafanny

181 158 36
                                    

Aku Nabila Irene Syafanny, biasa dipanggil Bil atau Nabila.

Aku seorang gadis manis, berperawakan tinggi, rambut sebahu.

Keluargaku yang awalnya mempunyai kebahagiaan, sekarang hancur karena satu wanita paruh baya, boneka jalang. Anaknya tak kalah jalang, mereka licik, cuma mandang hartanya saja.

Ayahku lebih memilih orang baru, ketimbang orang yang sudah menemani nya bertahun-tahun.

Aku hancur, Ibu hancur, aku dan Ibu kecewa. Ketika Ayah akan menikahi Tante Winda.

Kenapa Ayah tega menduakan Ibu dan nyakitin Ibu, karena gak nerima keputusannya itu? Dulunya Ayah yang aku kenal penyayang banget, sekarang nyakitin.

Setelah Ibu nerima keputusannya itu, aku hanya pasrah. Aku tahu Ibu terpaksa menerimanya.

Aku sangatlah penyuka hujan, senja, bintang dan warna biru.

Kenapa? Pasti semua ada alasannya.

Hobinya aku? Main gitar, dan bermain bola basket.

Aku brokenhome? Iya, aku seorang brokenhome yang harus kuat menghadapi kenyataan ini.

Brokenhome itu, menjadi dirimu jadi lebih kuat, mandiri, jadi kan pelajaran dari semua sakit yang kamu terima masa depan, bukan malah mengulang hal yang sama. Jangan lemah, Allah SWT. memberikan ujian untuk orang yang kuat menghadapinya.

Memakai topeng dihadapan semua orang itu sulit. Harus berusaha terlihat tegar, namun nyatanya rapuh. Di luar rumah terlihat begitu tertawa lepas tanpa beban. Namun ketika tiba di rumah semuanya kembali semula, terdengar sedikit mengerikan mungkin. Tapi keadaan memang tampak begitu jahil di suatu waktu. 

Katanya keluarga tempat berkeluh kesah. Nyatanya, keluarga tempat memberi luka.

Untuk Ayahku.

Dulunya ialah lelaki yang kucinta mencintaku, ia adalah darah yang mengalir ditubuhku. Pengorbanan tiada tara untukku, ia tak pernah menangis, bahkan mengeluh didepanku. Aku tahu lelaki ini sungguh lelah, raga nya butuh istirahat, jiwa nya butuh ketenangan.

Walau hujan melanda, petir beriuh ia tetap tangguh untuk mencari nafkah, ia lelaki terhebat dihidupku. Ku panggil ia dengan sebutan Ayah.

Tapi sekarang? Waktu berlalu bergerak dengan cepat, Ayah yang sekarang selalu bentak aku, berbuat kasar, dan mengatakan hal yang sangat menyakitkan.

Aku ingin bisa terbuka seperti anak pada umumnya. Menceritakan semua kejadian ataupun perasaan lalu diberikan nasihat, pelukan hangat, dan dukungan. Tapi aku tidak mendapatkan hal itu.

Tubuh Ayah memang ada, tetapi seringnya bentuk kasih sayang Ayah fana.

Aku tidak ingin menjadi pelampiasan amarah Ayah.

Aku masih dalam proses menginginkan perhatian dan kehangatan dalam keluarga. Bukan kata-kata kasar yang ingin aku dengar, bukan cara Ayah yang membentak.

Semakin aku tidak dekat dengan Ayah karena kebencian yang tercipta dengan sendirinya, semakin aku akan kesulitan untuk mengendalikan emosi negatif yang akan terus ada di kehidupan aku mendatang.

Ayah, ada banyak hal yang ingin ku cerita kan :)

Tetapi ketika aku bertemu dia, dan mengenal lebih dekat. Hidup aku perlahan berubah, setiap harinya penuh dengan canda tawa yang receh, dan selalu membuat ku tertawa. Dia mempunyai hobi sama kayak aku.

Dia cowok humoris, Alvaro Gibran Resmana.

~~~

• Happy Reading

| Billa Girl Rain |

Gadis Hujan [On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang