~Bertemu disatu waktu, dan berharap suatu saat nanti..kau dan aku disatukan bersama penghulu~
Rumah mewah dan luas berlantai 2, sepi dan sunyi di malam hari. dalam rumah tersebut terdapat seorang ibu pemilik rumah, seorang orang siswi SMA yang tak lain putri kandungnya, seorang pembantu dan seorang Satpam penjaga rumah tersebut.
"Sayang... Kamu mau bunda masakin apa malam ini?" Ucap seorang wanita setengah paruh baya berhijab cantik yang biasa di panggil bunda oleh Fasya.
Mereka saking berbincang bincang di ruang tengah, sambil duduk di sofa ditemani TV yang menyala
Ratih, mama kandung Fasya mempunyai sifat keibuan, berkulit putih. Tinggi ia tinggal satu rumah bersama Fasya"Gak usah bun... Aku bisa masak mie instan, mamah pasti capek abis pulang dari kantor"
"Atau bunda mau aku masakin mie instan juga? Biar kita bisa makan bareng"
Sambung Fasya,Sikap Fasya ketika dirumah berubah menjadi seorang anak yang mandiri dan pengertian kepada Ratih ibu kandungnya, namun ketika berada ditempat umum, Fasya akan berubah drastis menjadi remaja cuek, jutek dan sangat tertutup kepada siapapun.
" Yaudh kalo kamu mao makan mie instan masak aja, barusan bi ijah beli simpan di Rak, bunda mao tidur dulu ya, bunda ngantuk heheh"
"Hm, ya sudah deh bun... Fasya mau masak dulu ya bun, bunda jangan lupa istirahat, kalau ada bantuan panggil Fasya aja ya"
Ratih hanya tersenyum melihat putri bungsunya yang penuh perhatian terhadap nya, dan kemudian Fasya berlalu menuju Dapur untuk memasak mie instant.
Namun ketika dia ke dapur dia tidak menemukan keberadaan saos yang dipakai untuk melengkapi mie instant nya, dengan inisiatif Fasya keluar sebentar untuk membeli saosSuasan yang sunyi sehabis hujan, diiringi angin malam, dengan baju yang Fasya gunakan sangat feminim yaitu kaos hitam polos lengan pendek dan agak tipis, dengan celana diatas lutut rambut di kuncir asal.
Fasyapun berjalan kaki menuju warung yang berada di komplek nya.Tak lama di persimpangan jalan yang sangat sepi, Fasya bertemu dua orang pria berbadan tegap bertampang preman yang mendekati nya dan menggodanya
"Neng cantik...sendiri aja nih, mao abang temenin?"
Salah satu dari mereka memegang lengan tangan Fasya, dengan sigap Fasya sekuat tenaga melepaskan cengkraman preman tersebut namun hasilnya nihil.
"Tolong... Tolong.. Tolong..."
Permohonan Fasya yang keadaan komplek masih sangat sepi membuat Kedua preman tersebut hanya tertawa ria melihat target korbannya ketakutan bukan kepalang.
kemudian, dari jauh terlihat seorang remaja laki laki berjaket bomber yang berwarna merah bata, bercelana hitam yang berlari menuju ke arah ke dua preman tersebut, remaja itu dengan sigap mengeluarkan jurus andalan karatenya yang telah ia bekali sewaktu SMP, dengan keadaan tangan kosong melawan kedua preman tersebut.
Sampai akhirnya kedua preman tersebut kalah di medan perkelahian bersama seorang remaja tersebut, tanpa disuruh kedua preman tersebut pergi meninggalkan remaja itu.
Di balik pohon terlihat Fasya yang terlihat sedang gugup ketakutan melihat pertikaian yang telah terjadi. Remaja itu dengan santai berjalan mengarah ke arah Fasya.
"lain kali jangan keluar malam malam dengan memakai baju seperti ini" Sambil memberikan jaket bomber ke pada Fasya, memberi isyarat agar ia memakai jaket yang di berikan oleh Zafran"Buat gue?"
"Dipinjemin"
"Huft... Iya iya...Makasih ya, oh iya gue Fasya, Lo!!! Yang tadi pagi ketemu gue di perpus kan?"
"Hm"
"Siapa nama lo?"
"Zafran"
"Oh.. "
Zafran hanya mengangguk dengan sikapnya yang dingin
"Oh iya gue anak kelas XII IPS 1, lo kelas berapa?"
"XII IPA 3"
''Rumah lo dikomplek sini?"
"Saya tinggal di kampung sebelah"
"Eh tapi Kok sebelum nya gue belum liat lo ya selama gw sekolah di SMA Cakra Sakti?"
"Saya pamit... Sudah mulai larut malam lebih baik kamu segera pulang, Assalamu'alaikum ukh.."
"Waalaikumsalam... Ukh? Ukhti?" Dan kemudian Zafran terlebih dahulu yang pergi meninggalkan Fasya.
Fasya pulang dengan pikiran herannya setelah bertemu Zafran dan mengurungkan niat nya ke warung karena takut bertemu kedua preman itu lagi.Pagi yang cerah di salah satu sekolah yang terlatak di Ibukota. Kantin sekolah, bangku dan meja panjang berwarna coklat tua. Fasya menyantap nasi uduk yang dipesannya bersama Adel disamping sebelah nya.
"Tumben banget lo sarapan di kantin sya"
"Ya gue kangen aja gitu sama nasi uduk ibu kantin, udah lama gk makan''
"Makan tuh napas dong sya... Masa lo makan kek mulut kuda nil mangap nya gede gitu, mengalahkan luas kutub utara dan kutub Selatan, udah mana takaran suapannya kayak suapan kingkong, terus juga lo itu..."
Belum sempat Adel meneruskan ucapannya mulut nya sudah di selipkan kerupuk oleh Fasya
"Lu diem deh... gue lagi makan enak enak, cocot lu keluar mulu ya gue sumpel lah"
"ish... Yaudh sorry sya"
Fasya pun kembali makan dengan asyiknya
"Eh sya... Ada Ikhwan!!!" Sambil teriak membuat Fasya yang sedang minum segelas air putih menjadi tersedak
"Fasya gila sya, lo liat gk itu ikhwan yang ada disana?" Sambil menunjuk ke arah Zafran yang sedang mengetik Hadphonenya dengan Fokus
"Ikhwan?"
"Iya tuh cowo yang lagi maen HP yang duduk di depan teras ruang guru"
"Zafran?"
"Lo kenal dia sya? Darimana? Kok bisa?" Mata Adel kaget hingga bola matanya yang melotot hampir keluar dari tempatnya.
"Gk tau"Tak lama Zafran yang sedang di perhatikan oleh Adel, pergi meninggalkan kantin sekolah
"Yah baru aja pagi pagi Liat pemandangan udah pergi aja tuh ikhwan gue, coba aja gue jomblo udah pasti gue gebet"
Fasya hanya fokus makan sarapan nasi uduk nya tanpa membalas ocehan Adel yang tak terarah
"Sya itu dia loh yang dipanggil Ikhwan, murid yang lagi hangat di bicarain sama siswi siswi sini, OMG!!! cogan banget deh dia huaaa"
"Cogan?"
"Cogan itu Cowok ganteng fasya..."
Fasya hanya mengangguk dan menghiraukan ucapan Adel
"Sya lo tau gk sih? Dia itu pindahan dari pondok pesantren yang ada di bandung, nah dia sekolah disini dapet beasiswa full 100%, dan dia itu penghafizh Qur'an loh sya, wah gila calon imam yang baik"
"Oh..."
"Oh doang?"Fasya pun bergegas pergi meninggalkan Adel yg masih berada dikantin
"Dan terjadi lagi gue ditinggal pergi begitu aja sama fasya, bikin gue bad mood aje" ~batin FasyaAdel pun pergi menuju kelas dengan sendirinya ditemani muka yang di tekuk
Seperti biasa berjalan santai pandangan lurus ke depan dan dengan muka juteknya berpolesi wajah cantik yang menjadi pusat sorotan para murid lainnya.
Fasya yang berjalan sendirian namun langkah nya berbelok kearah masjid sekolah. Sudah sangat lama ia tidak pernah sholat dimasjid tersebut, terakhir kalinya Fasya sholat di masjid tersebut pada saat kelas 10."Gue sholat ah, gue akhir akhir ini jarang banget ibadah deh kayaknya sampe lupa kalo gue punya tuhan" Batin Fasya.
Author : Astaghfirullah Fasya😌Tak sampai lima menit Fasya sudah berada di luar teras Masjid yang bertuliskan Mushola Al hikmah, sambil melepaskan alas kaki sepatu yang berwarna putih dan melepaskan kaos kaki pendek berwarna pink fanta yang terselip di kedua kakinya yang mulus dan putih.
Saat hendak memasuki Pintu masjid namun ada ke janggalan dan terdengar suara...
🌹Assalamu'alaikum reader's... Heheh aku upload lagi,
Kira kira Fasya mendengar suara apa ya?
#Staytune...
tinggalkan jejak, vote+komen🤗🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilema Ikhwan
SpiritualBerparas cantik, penampilan yang selalu feminim, Wanita yang banyak di sukai oleh para laki laki yang berada disekitar nya, namun berperangai jutek dan cuek terhadap laki laki, salah satu anak pengusaha terkenal di Jakarta, Fasya Adisty Maharani Put...