5. Jualan

33 7 20
                                    

~Ada yang berbeda saat jumpa, Rasa yang hadir mengarah cinta, Inginku ungkap namun tertunda,
takut terjerat didalam Dosa,
biarlah kusimpan rasaku sementara,
hingga Takdir yang akan
menjawabnya~

_Muhammad Zafran Al Baihaqi_





Sabtu pagi yang cerah, matahari mulai terbit dari arah Timur, mulai terdengar suara ayam berkokok, Hawa dingin masih menyelimuti, Namun berperang dalam polusi, dimana lagi jika bukan Ibukota?

Toples tenteng berbentuk kotak yang berukuran lumayan sedang dan bertuliskan Roti coklat, Strawbery, keju Rp. 5000,- per pcs terangkut di tangan kanan Zafran.
Toples itu berisikan Roti isi yang dibuat oleh neneknya.
Berhenti di pertigaan komplek, Zafran menaruh toples tersebut tepat didepannya.
Kemudian ia menata rotinya agat terlihat menarik bagi parapembeli.

30 menit pun berlalu, Seorang ibu berhijab hitam menghampiri Zafran untuk membeli Roti
"Dek rasa Coklat ada?"
"Oh iya ada bu silahkan dipilih".

Semakin lama, banyak ibu ibu komplek yang datang menghampiri Zafran, dan semakin lama Roti yang Zafran jual semakin berkurang.

Namun di seberang sana di dalam mobil hitam ada seorang remaja perempuan yang sedang menunggu Rifa mampir belanja di warung dekat komplek nya. ia dari tadi memperhatikan gerak gerik Zafran lewat jendela kendaraan beroda empat itu, kaca mobil sengaja ia buka agar bisa memperhatikan langsung gerak gerik fasya
Fasya yang dari tadi diam memandangi Zafran yang berdagang hanyut dalam pikirannya

" Hm...Zafran mandiri banget orangnya " Pikirnya sambil terlihat lengkungan kecil di bibirnya.

Sadar akan diperhatikan oleh Fasya, Zafran yang sedang menghitung uang hasil penjualan nya, matanya bertemu dengan Fasya yang sedang memperhatikannya di seberang sana.
Terlihat jelas oleh Zafran Lengkungan yang ada di mulut Fasya, namun dengan sigap Fasya langsung membuang mukanya ke arah lain, dan segera menutup kaca mobilnya.

"Anjir... Dia ngeliat lagi, aduh mati gue, ntar dia kepedean, trus mikir yang macem macem. Aduh bodoh banget sih gue sya..."

Tiba-tiba pintu mobil yang Fasya tempati terbuka, dan datanglah Rifa yang berhijab coklat, membawa barang belanjaannya membuat Fasya yang sedang salting tingkat dewa kaget pada lamunannya.

"Fasya, kamu kenapa?" Tanya Rifa padanya
"Eh.. Eng eng engga bun.. Anu..."
"Una anu una anu, ada apasih?" Rifapun masuk ke bagian deoan mobil tempat dimana ia mengemudikan mobilnya yang berwarna putih"
"Hehe itu bun, lagi liat teman Fasya, jualan di sebrang sana" Fasyapun menujuk Zafran yang sedang berjualan roti di seberang sana
"Loh... Ganteng sya, kamu suka ya? Hm..."
"Apasih bun? Gk ah, Fasya mau fokus sekolah dulu"
"Hm... Iya iya, dia Satu sekolah sama kamu?"
"Iya bunda"
"Anaknya mandiri banget ya, kelihatannya orang nya Sabar"

Fasya yang tiba-tiba teringat kejadiannya saat bertemu Zafran dengan sikap cueknya hatinya langsung membatin.
"Prettt... dia sabar dari ujung monas kali bun, orang sifat nya kaya es batu, dingin gitu" Batinnya

Kemudian Rifa langsung menyalakan mesin mobilnya dan berjalan pulang menuju rumahnya.

Rumah megah dan mewah berlantai 2, yang diisi dengan barang mahal dan antik. Membuat seisi rumah terkesan elegan dan mewah yang dihuni oleh seorang ibu cantik bersama putrinya, tak lupa seorang pembantu bernama ijah, dan seorang satpam yang menjaga rumahnya bernama pak jaya.

"Tin... "

Terdengar suara klakson mobil yang menandakan pemilik rumah tersebut pulang.
Dengan cepat, Jaya segera membuka pintu gerbang hitam yang akan dilalui mobil yang dikendarai Rifa.

Suasana rumah yang seperti biasa, nampak sepi. Yang hanya ada seorang pembantu didalamnya

"Assalamu'alaikum" Ucap Rifa dan Fasya berbarengan.
"Waalaikumsalam sudah pulang non, bu?''
"Alhamdulillah sudah, oh iya bi ini belanjaannya simpan di kulkas ya" Rifa memberikan kantong plastik berwarna putih kepada Ijah.
"Baik bu..." Ijahpun menerima Belanjaan yang telah Rifa berikan dan menuju ruang dapur.
"Bun... Fasya ke kamar ya"
"Iya sayang"

Ruangan bercat putih dilengkapi hiasan hiasan yang terletak didalam kamarnya, menambah kesan Aesthetic pada kamar Fasya.
Fasya membaringkan tubuhnya ke tempat tidur dengan bad cover yang berwarna coklat susu,
Dia pun membuka benda elektronik pipihnya yang biasa dia gunakan untuk berkomunikasi.
Terdengar suara ketukan pintu dari luar memecahkan keheningan dikamar Fasya.

"Masuk aja gk di kunci" Sahut Fasya

Rifa memasuki kamar Fasya sambil membawa pakaian yang di bawanya. Rifa duduk di atas kasur sebelah Fasya

"Ada apa bun?"
Rifa memberikan Gamis berwarna merah maroon lengkap dengan hijab segi empat berwarna hitam dan ciput berwarna hitam.
"Besok kamu pakai ini ya... Kamu ikut bunda menghadiri kajian"
"Pake baju emak emak kayak gini bun? Ini bukan style Fasya banget bun, Fasya gk mau pakai Gamis lagi pula kalo Fasya mau pake hijab plus jeans ketat dan kemeja, itu juga kalo Bunda nyuruh Fasya berhijab"
"Astaghfirullahalazim... Fasya berhijab itu kewajiban untuk seluruh wanita muslimah, lagi pula percuma berhijab tapi lekak lekuk tubuhnya masih terlihat." Dengan nada yang agak meninggi
"Fasya takut keliatan kayak emak emak bun" Sahut Fasya yang tak kalah meninggi suaranya
"Kamu belum mencoba makanya kamu takut, bunda gk mau tau, kamu harus ikut arahan bunda kalo kamu anak yang patuh!!!"

Rifa pun segera keluar dengan keadaannya yang sedang emosi.Fasya yang melihat Rifa tidak seperti biasanya, hanya diam dan berfikir panjang menggunakan gamis yang diberikan untuk Kajian besok.




Assalamu'alaikum reader's... 🤗
Nah loh... Kira kira Fasya mau gk ya ikut kajian?
Stay tune terus biar gk ketinggalan 💕
Jangan lupa tinggalkan jejak, vote dan komen...

Dilema IkhwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang