"Ada yang bisa di bantu?"
Kakinya mulai melemas, takut yang berbicara tadi tidak berwujud. Dengan gerakan cepat Ndraa menoleh ke belakang, menatap pemuda dengan seragam persis seperti dirinya sedang memegang kardus besar berisi buku. Akhirnya, rasa takut yang selama ini mengacu detak jantung Tiandra menghilang. Gadis ini menghembus lega mengetahui jika dia tidak sendiri lagi di perpustakaan.
"Ahh.. iya.. itu.. gue murid baru kelas sebelas, tadi disuruh buat ngambil buku pelajaran disini, lo tau dimana?"
Pemuda itu diam sebentar sampai akhirnya mengangguk singkat. Mulai berjalan, mengarahkan Tiandra ke tempat buku yang ia cari. Tak lama, dia menurunkan kardus ke meja lalu beralih ke rak yang berada tepat di belakang meja. Mulai mencari, tangan nya menunjuk sambil membaca tulisan di punggung buku.
Satu, dua, tiga buku dengan mata pelajaran yang berbeda sudah berada di pegangannya. Dua menit kegiatan pencaharian, akhirnya dia menoleh ke arah Ndraa yang sedari tadi hanya bengong melihat dari belakang. Tanpa basa-basi pemuda ini menyerahkan sepuluh buku pada Ndraa.
"Thanks." Ndraa diam sejenak, matanya mengedar, terlihat sedang mencari sesuatu. "Btw, tempat petugas perpustakaan nya dimana? Gue mau laporan untuk peminjaman buku."
"Gue petugasnya." Pemuda itu kembali mengangkat kardus cokelatnya.
"Hah?"
"Petugas perpustakaan kemarin cuti, jadi gue yang gantiin dia sementara waktu. Buku nya bawa aja, nanti gue catat."
Ndraa mengangguk mengerti, namun di detik kemudian dia mengulurkan tangan. "Nama gue Tiandra, makasih udah bantuin."
Tanpa menerima uluran tangan, ia langsung menjawab, "Grey."
Ndraa mengangguk lalu menarik cepat tangan nya saat sadar dua tangan Grey sedang memegang kubus besar.●●●
Sepuluh menit setelah perkenalan nya dengan petugas 'KW' perpustakaan, akhirnya dia kembali memasuki ruang kelas. Sepi, hanya ada Ndraa serta murid laki-laki yang tengah sibuk membaca buku di bangku samping meja Kira, yeah, dia itu teman sebangku sahabatnya.
Persis saat Ndraa menaruh buku-buku itu ke laci meja. Pemuda yang duduk tepat di depannya beranjak dari kursi, berjalan ke luar kelas.
"Tunggu." Satu kata seketika menghentikan langkahnya yang berada di ambang pintu. Sang pemilik suara terburu-buru mencari sesuatu di dalam tas.
Saat perkenalan tadi pagi, Ndraa sempat menyadari satu hal. Dia memang sekelas dengan sahabat nya, namun dia juga sekelas dengan pemuda yang menjatuhkan barang nya saat di jalan. Ini sungguh memudahkan pekerjaan nya dalam mencari sang pemilik barang. Hanya bermodal ingatan, ia menebak ciri rambutnya yang hitam legam dengan model undercut.
Ndraa menghampiri, lalu menunjukan gantungan puzzle transparan yang ia yakini milik pemuda di depan nya. "Ini punya lo, bukan?" Tanya nya memastikan.
Ia menatap sebentar benda itu sembari menjawab. "Bukan, buang aja."
"Masa sih? Tadi pagi gantungan puzzle ini jatuh dari tas lo."
"Bukan punya gue. Buang aja."
"Tapi gue yakin ini punya lo."
"Siniin." Benda kecil transparan itu sekarang sudah berpindah alih pada pemiliknya, akhirnya, misi mengembalikan barang itu sudah terpenuhi. Ndraa tersenyum lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selenophile
Romance{NOTE} Judul awal : rembulan ●●● Ini kisah seorang selenophile bernama Tiandra Belva. Tentang perasaan sukanya pada pemuda yang terselimuti dendam. Juga tentang masa lalu yang kembali datang mencari pernyataan. Di sisi lain, perjanjian nya dengan 'd...