Bagian 6

1.7K 82 8
                                    

Melupakan sejenak kebimbangan Dani dan Intan, sekarang terlihat Leslie tengah terduduk di bawah batu besar dengan nafas yang cukup memburu.

Keringat bercucuran di dahinya, sebagian besar tenaganya habis karena berlari. Leslie menengadahkan wajahnya kelangit. Serintik air langit jatuh, mendarat tepat di bawah matanya.

Tahilalat kecil di bawah matanya itu sekarang mempunyai teman, setetes air yang entah kenapa bisa jatuh. Padahal tidak ada awan, atau pun pohon yang bisa saja menjatuhkan air.

Leslie menghela nafas gusar. Ia termenung dengan apa yang baru saja terjadi. Dunia damainya, keresahan, rasa ingin kabur sekarang bertukar menjadi masalah diluar nalarnya.

Darah segar terlihat di tangan Leslie, hanya menempel dan sedikit tetesan. Terkesan itu bukan miliknya.

Sebelah mata Leslie sekarang berubah  lagi menjadi biru kekuningan. Melotot tajam ke arah depannya. Seketika angin berhembus, menyibak surai lembut Leslie ke arah belakang.

"Ra,,"

"Hei bocah!"

Suara bariton yang lebih menyerupai robot itu menyapa telinga Leslie sebelum dia menyelesaikan kata-katanya. Sorot kebencian sangat jelas terpancar dari mata Leslie.

Belum lagi keringat dingin yang muncul. Ia tahu betul makhluk di depannya ini, ia sering melihat lukisan-lukisan makhluk ini di desa.

Makhluk yang dihormati oleh warga desanya. Bertubuh manusia dengan ukuran besar, berkepala kerbau. Matanya semerah api. Inilah ragon, dedemit serakah yang selalu meminta imbalan atas pekerjaan yang tidak dilakukannya.

"Cih! Kau sudah ditandainya"

Leslie mendesis, ia tak paham apa yang di ucapkan dedemit itu. Namun, ketakutan jelas terpancar dari wajahnya.

Ragon meraung marah, suara khas kerbau bercampur kucing terdengar memekakan telinga Leslie. Leslie menutup telinga dan matanya.

Kemudian tubuh Leslie melayang, terhenpas ke samping dan berguling di lereng bukit.

Sekarang kita bisa melihat dengan jelas keberadaan Leslie. Ia tepat di perut bukit, lebih dekat ke puncaknya. Tanah yang begitu miring membuat Leslie terpental cukup jauh.

"Aarrkhh"

Leslie menubruk batu. Pelipisnya berdarah, punggungnya melengkung menahan sakit akibat benturan.

Ragon melayang ke arah Leslie, ia memukul Leslie dengan tangan besarnya. Lalu menarik kerah Leslie dan mengangkat pria itu dengan mudah ke udara.

"Setan busuk!"

Makian Leslie semakin membuat amarah Ragon naik. Makhluk itu mendengus kesal, asap keluar dari hidungnya, terasa sangat panas begitu mengenai wajah Leslie.

"Terima akibatmu, bocah sialan!"

Leslie kembali di hempaskan ke tanah, Ragon menampari pipi pria mungil itu dengan tangannya yang berkuku tajam. Bekas tamparan dan kukunya membuat wajah dan leher Leslie penuh luka.

Tak hanya itu, Ragon kemudian mencabik pakaian yang di kenakan Leslie. Pakaian itu telah compang camping, tak berbentuk, hingga memperlihatkan tubuh putih Leslie yang penuh lebam dan luka.

"Bajingan kau! Makhluk laknat!"

Ragon sangat marah, badannya membesar, hingga baju yang terbuat dari kulit binatang itu robek tak berbentuk.

Leslie bergidik ngeri melihat tubuh penuh bulu yang di miliki Ragon, ia sangat membenci makhluk itu. Namun ketakutan lebih mendominasi ketika Ragon berjalan mendekat.

TUMBAL DESAHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang