Hello gaes! I'm back! Aku update 2 kali ya untuk nebus keterlambatanku kemarin. Terimakasih!
____
(Jisung POV)
Karna panik, gue langsung ninggalin Daera sendirian di kafe tanpa pamit. Gue tau gue bodoh banget. Tapi mau gimana lagi. Gimanapun juga Yuna tetep manusia, gue gamau jadi cowok yang ga tegas dan ga tanggung jawab.
Ini pasti ulahnya sendiri, dan juga pasti tentang perjodohan yang gak kunjung pasti. Gue udah gagal jadi cowo yang sigap.
Harusnya waktu itu gue ga perlu kabur dari rumah, mungkin permasalahan ga akan seburuk ini dan Yuna juga ga tersakiti. Dia sebenernya baik, cuma kondisi keluarganya yang amburadul bikin dia stres ga karuan.
Meskipun nanti di rumah sakit pasti ada mama sama papa, gue sudi mau ditampar, ditendang, diusir. Gue mau ngerasain semua itu.
.
.
.___________
Rumah sakit
_______________Adik Yuna udah berdiri didepan kamar rawatnya, gue pun segera masuk tanpa banyak basa basi.
"Yuna?"
Sekujur tangannya yang penuh sayatan, dia sama sekali ga berkutik saat gue panggil. Gimana ini?.
Belum ada papa sama mama, tapi ada mama Yuna yang lagi tidur di samping ranjang putrinya.
_____
(Author POV)
Sekujur tubuh Jisung gemetaran, wajahnya pucat. Mengetahui bahwa ini sebab ulahnya yang terlalu egois. Ia hanya berdiam diri, membeku melihat 'tunangannya' yang tengah tertidur pulas, yang tak tahu kapankah ia terbangun.
Dari balik pintu, terlihat sosok laki laki tinggi yang membalikkan badan Jisung lalu menghajarnya. Tentu saja ibu Yuna terbangun. Adiknya 'Kang Yejin' lantas memasuki kamar kakaknya.
"Sudah kubilang jangan macam²!" Sentak pria tua itu yang berhasil melemparkan sebuah tamparan keras untuk Jisung.
"Sudah puas kau!? Sudah puas membuat semuanya hancur!? Hah?!" Nada sosok pria itu semakin melonjak.
"Lihat saja, jika terjadi sesuatu pada putriku. Aku tidak perlu ragu untuk membunuhmu, mengerti!?"
Suasana menjadi mencekam, semuanya terdiam. Tidak ada satupun yang berani menyela pria tua itu."Sudahlah, pa. Ini salah putri kita" sahut wanita paruh baya yang mencoba untuk melerai peristiwa ini.
Lalu pria itu menjauh dari pintu dan pergi dari hadapan mereka semua, emosi yang membara membuat dirinya tak lagi bisa menahan kedua tangannya. Ia telah sengaja melukai seseorang demi kebahagiaan putrinya.
______
'Gapapa, gue bisa terima ini. Gue yang salah.'-batin Jisung
Saat ingin melangkah keluar kamar rawat, langkahnya terhenti. Melihat sosok perempuan yang tadi ditemuinya, Daera.
"Daera? Ngapain lo kesini?" Tanya Jisung khawatir.
"Gue anter pulang ya? Maaf tadi langsung gue tinggal." Lanjutnya.
"Gausah, gue udah tau semuanya." Matanya yang memanas mulai mengeluarkan tetesan kecil.
"Sorry, gue ikut campur. Gue bakal langsung pulang" perempuan itu membalikkan badannya dan mulai berjalan menjauh dari hadapan lawan bicaranya.
Dari jauh, Jisung melihat temannya, Chanyeol. Yang menatapnya kesal. Chanyeol menggandeng tangan Daera dan mengajaknya pulang.
Ya, kini semuanya telah hancur.
.
.
.(Daera POV)
Pikiran gue kosong, gue ga bisa mikir jernih saat ini. Yaa, lagi lagi gue kehilangan orang yang gua cintai. Mungkin masih ada papa. Tapi gue bahkan gatau itu cinta atau hanya pelampiasan saja.
Sebenarnya gue gamau ikut campur.
Tapi gue juga pengen tau apa yang terjadi sama kak Yuna. Gue dianter Chanyeol pulang. Saerim sama Nakyung sebenernya ikut juga, tapi mereka gamau keluar mobil."Thankyou, nyeol. Gue balik dulu"
Sebelum gue ngelangkah maju, Chanyeol narik tangan gue sambil bilang...
"Oi, jangan nangis, oke?"
Gue pun cuma ngangguk. Nge-iyain kata dia, meskipun gue juga gatau nanti beneran nangis atau ternyata sebaliknya.
.
.
.Gue masuk rumah dan ternyata...
"KAMU UDAH BERANI NGEBANTAH!?"
Keributan.
Lagi-lagi papa main tangan sama bang Doy. Entah apalagi masalah yang dibesar-besarkan sama papa.
"Ada apa ini?" Kata gue
"Sudah dewasa bukannya kerja malah malas² an begini, sebentar lagi kalian berdua lulus. Masih mau nyusahin papa?!"-papa
"Maaf, pa. Daera akan berusaha lagi"-gue
"Gausah minta maaf. Sudah kewajibannya nanggung kita berdua"-bang Doy
/plak!
"Papa! Udah dong!" Kata gue sambil narik bang Doy ke kamar gue. Saking jengkelnya... gue gebrak pintu sekenceng kencengnya.
"Bang Doy, jangan cari gara² mulu dong sama papa. Udah tau papa lagi stres"-gue
"Dia yang cari gara², stres kenapa emangnya?"-bang Doy.
"Stres karna... eu-eum.. kerjaannya mungkin?"-gue
"Yaudah, lu tidur aja. Lu tadi pulang sekolah kok ga langsung balik?"-bang Doy
"Eh, anu, abis dari rumah Saerim."-gue
"Yaudah gue balik ke kamar. Oh, iya. Lo udah makan belom?"-bang Doy
"Nanti aja gue makan sendiri"-gue
Bang Doy cuma ngangguk trus pergi dari kamar gue. Mata gue perlahan tertutup, saking capenya hari ini.
(Author POV)
Daera pun tertidur pulas. Ia mengisi energinya untuk esok hari, entah apa masalah yang akan dia hadapi besok.
Lagi lagi, sosok Soonyoung muncul didalam mimpi Daera.
"Cape ya...?"-sy
Sosok itu meletakkan kepala Daera di pangkuannya lalu membelai surai hitam nan panjang milik Daera.
"Banyak masalah ya Dae? Mau unyong temenin ga tidurnya?"-sy
"Iya, mau. Temenin Daera ya Soonyoung? Jangan pergi..."-dr
Deg.
Mata Daera tiba tiba terbuka. Tiba tiba dadanya sangat sesak, ia mencoba mengambil obat yang ada di meja. Tapi tangannya tidak mencapainya. Sialnya, ia harus tak sadarkan diri ketika tak ada seorang pun di kamarnya.
.
.
.23 missed call from Chanyeol
12 missed call from Pwark Jiseong.
.
.Terimakasih telah membaca!
Wuv u🌱💚

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AGAIN | ParkJisung✔
Teen Fiction⭐UPDATE SETIAP HARI KAMIS & MINGGU⭐ "Cinta itu sulit, butuh perjuangan"-ldr "Gue bakal berjuang."-pjs . . . . . . GAS, yuk dibacaaa~ ^^ -Dipublikasikan [ 3 - Agustus - 20 ]