part_04

69 5 0
                                    

  Setelah merapihkan susunan pakaiannya dan membereskan kamar barunya, Widia segera turun ke dapur untuk memasak. Yah, Adrian tidak mau sekamar dengannya.

Widia tak mendapatkan bahan makanan yang dapat ia olah, beraspun tak ia dapati di rice box. Ia sungguh pusing, di satu sisi ia tak memiliki uang sepeser pun dan di sisi lain, ia takut untuk meminta kepada suaminya.

"Aduh ... harus bagaimana ini?" Pikir Widia dengan mondar mandir.

Ia tak mendapatkan solusi untuk masalahnya. Dan satu-satunya jalan adalah suaminya.

Widia langsung berjalan menuju kamar sang suami. Ia langsung masuk ke dalam karena kamar sang suami tak terkunci.

Widia takjub melihat kamar suaminya, yang begitu rapih dan bersih. "Ternyata ia sangat pembersih," kata Widia dan mendudukkan dirinya di ranjang suaminya.

"Clekk," bunyi kamar mandi yang terbuka.

  Adrian keluar dari kamar mandi hanya dengan selembar handuk yang melekat di pinggangnya.

Adrian kaget melihat Widia yang tertidur sangat lelap, di kasurnya.  Ia langsung berjalan menuju ranjang dan mendorong tubuh kecil istrinya

"Brukkk," Widia langsung terjatuh.

Widia membuka matanya dengan tubuh yang seakan remuk karena terjatuh dari kasur. "Aku mimpi apa yah? Sampai jatuh begini." kata Widia dengan polosnya.

"Dasar bego!" Jawab Adrian.

Widia menolehkan pandangannya ke arah suara Adrian, dan langsung menutup matanya melihat penampilan suaminya. "Pakai baju dulu mas," titah Widia.

Widia terus menutup matanya, sampai ia merasakan rambutnya yang sakit akibat di Jambak.

"Awww ... Lepas mas! sakit," ringis Widia dengan memegang rambutnya.

"Ngapain lo tidur di kasur gue? jijik tau nggak."  kata Adrian.

"Widia bukan anjing mas! jadi nggak menjijikkan." Jawab Widia dan membuat Adrian marah.

Adrian menampar istrinya, dan langsung mendorong tubuh kecil itu, hingga terbentur ke tembok. "Berani Lo yah? menentang gue "

"Ampun mas," jawab Widia dengan memeluk tubuhnya, yang sangat sakit.

"Lo ngapain masuk ke kamar gue?" tanya Adrian dengan suara tinggi.

"Laila butuh uang untuk belanja bahan makanan mas, soalnya kulkas kita kosong." Jelas Widia dengan sesugukan.

"Jual saja tubuh kotormu itu. itu pun, kalau mereka mau." kata Adrian dengan tertawa.

"Tega kamu mas, aku ini istrimu!" kata Widia dengan mengelap air matanya dengan lengannya.

"Istri yang nggak di anggap lebih tepatnya." Jawab Adrian.

Adrian menarik tubuh Laila dan membantingnya dengan kasar, di atas sofa yang berada dikamarnya. 

"Lo butuh duit kan?" tanya Adrian dan di jawab anggukan oleh Widia.

Adrian tersenyum dan mendekatkan bibirnya ke telinga istrinya. "Lo puasin gue sore ini!"

"Aku bukan pelacur mas," bantah Widia Dangan memberontak agar terlepas dari tubuh Adrian yang mulai menindihnya.

"Nggak usah sok suci. Nikmatilah sayang," kata Adrian.

Istri Yang Tak di HarapkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang