' Hanya harapan di hati, tak mungkin akan berbuah nyata '
.
.
.Setelah pulang dari taman. Aqila bersiap untuk berangkat ke studio, guna melakukan rekaman album pertamanya.
Dimasa mudanya karir Aqila sungguh sangat menakjubkan, banyak yang menyukai dirinya dari kalangan anak anak, remaja/dewasa hingga orang tua.
Setelah perjalanan dari rumah akhirnya Aqila sampai di studio, dan langsung menuju studio rekaman.
Karena dirinya sudah di tunggu dengan para staf dan managernya sendari tadi.
" Maaf kak, lama ya" ujar Aqila kepada salah satu staf disitu.
" It's okay" staf itupun menyuruh Aqila langsung masuk kedalam studio rekaman. Sekarang Aqila sedang rekaman dengan beberapa staf yang membantunya.
Sekitar 2 jam lebih Aqila bergulat dengan microfon dan dentuman dentuman musik yang mengirimi dirinya bernyanyi. Baru saja gadis cantik itu keluar dari ruangan, alhasil Aqila sudah menyelesaikan tugasnya hari ini.
Bangku kosong dekat balkon adalah tujuan Aqila untuk sekedar merebahkan bokongnya yang teramat berat ini. Sambil memainkan ponsel, menscroll scroll Instagram melihat lihat foto idolnya, siapa lagi kalo bukan In Joon.
" Untuk yang tadi kami bicarakan, tolong di pikirkan baik baik ya" tiba tiba salah satu stafnya menghampiri Aqila dan memberikan surat pemberitahuan dan kontrak kerja kepada Aqila.
" Iya" kekejaman Aqila dimulai lagi. Jawaban singkat muka datar, padahal stafnya sudah bicara panjang lebar tapi hanya satu kata yang di ucapkan Aqila untuk membalas.
Aqila beranjak dari tempat duduk, memutuskan untuk pulang. Kini Aqila menuruni tangga sendirian, tak mau ambil pusing dengan kontrak kerja.
Yang dia butuhkan saat ini adalah ketenangan,sebab gedung ini sungguh sangat banyak orang yang berlalu lalang.
Aqila masuk ke mobil dengan supir pribadinya, melaju membelah jalanan sore kota Jakarta.
" Pak mampir ke resto biasa ya" Aqila sudah sangat lapar hari ini, tadi tak sempat makan akibat kebut pembuatan video clip untuk besok jadi olah vokal hari ini harus benar benar siap.
" Baik Non" jawab Slamet yang sekarang sudah membelokkan stir mobil ke sebuah restoran mahal. Memarkirkan mobil di tempat yang sudah di garis putih.
" Bapak pulang duluan aja," Aqila menyuruh sopirnya pulang duluan, tanpa membantah Slamet langsung menjalankan mobilnya. Dirinya tidak mau membantah jika Aqila sudah menunjukkan muka datarnya.
Buah cinta memang tak selalu manis, Aqila lebih sering merasa pahit untuk masalah percintaan.
Masih saja Aqila terpikirkan dengan hal yang seharusnya dia lupakan, bahkan hal jijik itu harus dia buang jauh jauh.
Aqila Sampai rumah sekitar pukul 8 malam,,
" Dek,,besok kamu beneran mau berangkat ke Korea?" Aisyah menanyakan hal yang sendari tadi Aqila masih ragu.
" Iya Mah" jawab Aqila
" Ya udah mamah bantu beres beres ya"
Aisyah mengambil koper dari dalam lemari pakaian milik Aqila , membantu anaknya untuk berkemas kemas apa saja yang dia butuhkan untuk 5 hari kedepan di sana.
Selesai berkemas Aqila memutuskan untuk tidur, sebab dia tak mau menguras tenaganya besok pagi pagi sekali dia harus berangkat ke bandara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Dream, Huang Renjun
FanfictionAyla Aqila As Sidiq Huang Renjun [ Sebuah rasa dari penggemar untuk idolnya dengan bertajuk kehaluan ]