Warning: Ini akan menjadi bab terakhir dari buku ini dan akan ada adegan dewasa disini. Jadi saya berharap yang masih polos atau suci saya harapkan tak membaca bab ini, saya tak ingin menanggung dosa kalian jika kalian masih tetap membaca. Saya peringatkan lagi dosa di tanggung pembaca saya angkat tangan untuk sekarang. Selamat membaca ^^
****
Burung-burung yang semula bertengger di atas pagar berterbangan dengan rasa takut. Suara riuh kepakan sayap mereka memecah keheningan di antara dua pemuda yang kini saling bertatapan.
Kepingan kaca cokelat milik Mahiru menatap tak percaya ke arah rupa pemuda yang ada di hadapannya. Sekilas raut kesal tercetak jelas di wajah yang lebih muda. Tangannya mengepal di sisian tubuhnya dengan gigi bergelutuk menahan amarah.
Sosok Kuro masih tetap berdiri pada tempatnya, satu sisian wajahnya yang memerah tak ia hiraukan walau terbekas rasa perih dan panas di saat yang bersamaan. Tatapan kepingan kaca merah itu masih setia memperhatikan sang Eve yang terdiam menahan amarah.
"APA MAKSUDMU HAH?!" Seruan spontan keluar dari mulut Mahiru. Nampak bahwa pemuda itu nampak sangat marah.
Kuro tak bergeming di tempatnya, dia hanya menunduk dan hanya memperhatikan ke bawah. Seolah dirinya tak bersalah atas apa yang barusan ia lakukan.
"Jawab aku Kuro!" Mahiru benar marah, dia menatap servamp tersebut dengan emosi meluap.
"Tck, untuk melakukan kontrak!" Jawab Kuro dengan berdecih, dia memalingkan pandangannya ke arah lain.
"H-hah?! A-apa maksud-"
Sebelum ucapannya selesai, Kuro sudah terlebih dahulu menarik tubuhnya ke hadapan servamp kemalasan tersebut.
Iris sang vampire berkilat penuh nafsu, sebuah seringai menyeramkan nampak di wajah Kuro kala melihat wajah ketakutan Mahiru.
Tubuh tingginya membuat Mahiru ciut, seolah dirinya sedang di dominasi oleh sebuah aura yang sangat kuat sehingga ia harus tunduk oleh lawannya.
"Hajimaru yo Mahiru-chan~"
****
S
uara nafas saling bersahutan, peluh mengalir membasahi raga yang sejak tadi bergumul di atas kasur. Sang dominan sejak tadi terus bergerak memberikan tanda di sekitar tubuh yang di dominasi.
Gigi taringnya tak henti-hentinya mengigit lapisan kulit luar tersebut hingga meninggalkan bekas kemerahan yang mungkin saja akan menjadi ungu ke depannya.
Suara desah nafas kadang terdengar begitu keras dari sosok yang ada di bawah. Tubuh yang lebih mungil beberapa kali memberontak, mencoba menyadarkan kawannya yang ada di atas tubuhnya agar mau melepaskan dirinya.
Namun semuanya nampak sia-sia kala Kuro menekan titik sensitif miliknya, desahan keluar begitu saja dari mulutnya. Tak tanggung-tanggung pemuda yang berstatus sebagai seme dalam permainan tersebut kembali memainkan bagian selatan ukenya.
"Hah.. Ahh.. Ahhh.. Yah-yame.. tteh.. Ah!"
Lidah menjilat sisian wajah, merambat mendekat ke cuping telinga yang ikut memerah karena permainan panas mereka.
Dikulum nya cuping telinga si surai mahoni dan sesekali meniup ke dalam nafas panas miliknya yang mana membuat pemuda itu berjengkit dan kembali mengeluarkan suara surgawi miliknya.
"Kawaii"
Suara berat serta serak terasa begitu nyata di pendengarannya, dia menoleh ke samping kanan dan menemukan seringai menyebalkan kawannya. Tengkuk yang lebih tua di tarik ke bawah hingga mempertemukan kedua belah bibir mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cat's Contract ☑
RomanceSikap Kuro aneh akhir-akhir ini. Dia seperti menghindari Mahiru yang notabene nya adalah Eve-nya. Dia lebih sering menyendiri dan berkeliaran di sekitar apartemen daripada diam bermalas-malasan di apartemen. Tentu hal itu membuat Mahiru heran, tak...