P.H.K (Pemuda Harus Kuat)

6 0 0
                                    

Pemuda itu bernama Nawan. Dia adalah pemuda yang tangguh. Kesulitan dan ketakutan akan kegagalan baginya adalah sebuah musuh besar yang harus ditumpas habis. Tak pernah ada kata menyerah dalam sebuah peperangan. Itu menjadi landasan hidupnya. Pada zaman merdeka seperti saat ini, musuh tidak lagi bersenjata pedang, senapan, atau meriam tetapi berupa kebodohan, rasa malas, dan mudah putus asa.

Awalnya Nawan adalah seorang account officer pada sebuah bank perkreditan rakyat. Dia telah mengabdi di sana hampir sepuluh tahun. Sebuah penghargaan sebagai karyawan dengan produktivitas terbaik pernah diraihnya. Namun, persaingan kredit di antara bank-bank semakin ketat. Banyak yang menawarkan bunga lebih rendah. Selain itu, krisis ekonomi karena dampak pandemi menyebabkan banyak perusahaan keuangan mengalami kemerosotan omzet.

Banyak perusahaan yang merumahkan karyawannya dengan hanya satu alasan tidak mencapai target. Tidak terkecuali Nawan. Prestasi yang pernah dia berikan untuk perusahaan seperti di-peti es-kan. Kecewa pastinya. Berusaha membela diri dan meyakinkan perusahaan pun telah dilakoninya. Namun, keputusan pimpinan perusahaan adalah mutlak.

Hari itu seperti mimpi buruk baginya. Seperti sedang terombang-ambing di tengah lautan. Ibunya sedang sakit keras. Tidak sedikit biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan alternatif Ibunya. Lalu kemana aku harus mencari penghasilan untuk membiayai pengobatan Ibu? Bisiknya dalam hati.

Nawan terus mencari pekerjaan. Bahkan menjadi seorang kuli panggul rela dia lakukan demi Ibu tercinta. Hingga dia menemukan sebuah peluang usaha baru. Seorang teman mengajaknya untuk melakukan usaha budidaya ikan hias.

Dengan restu Ibu, dia memulai usahanya. Dalam sebulan omzet yang dihasilkan melebihi gajinya saat menjadi account officer. Walau demikian, kerendahan hati masih menjadi ciri khas pemuda bertubuh jangkung itu. Tak hanya itu, dia juga telah melebarkan sayap dengan membeli ikan dari petani kecil untuk dipasarkan hingga ke luar pulau.

"Kamu luar biasa, Mas. Nggak percuma aku milih kamu buat jadi calon kekasih halalku," kata Nia. Gadis bermata jernih, dengan lesung pipi itu selalu mendukung keputusan sang kekasih.

"Terima kasih, Dik. Bukankah pemuda harus kuat? Kalau kita lemah, maka kita akan mudah terjajah," kata Nawan.

"Betul sekali. Kita adalah generasi penerus yang harus terus berkarya sesuai dengan minat dan kemampuan yang ada dalam diri kita," lanjut Nia.

Dengan penghasilannya sekarang, Nawan mampu membiayai pengobatan Ibunya hingga sembuh. Bahkan beberapa bulan kemudian, dia telah mampu menghalalkan Nia.

Sebuah kesuksesan tidak harus dengan menduduki sebuah jabatan tertinggi dalam suatu perusahaan. Namun, kesuksesan adalah ketika seseorang mau melawan ketakutan dengan keberanian. Lawan ketakutan akan kegagalan dengan berani mencoba melakukan sesuatu! Selama sesuatu itu positif, maka tak ada salahnya untuk dilakukan.

Journey To The WriterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang