Flash Fiction (Cerita Mini) by Flash Card

0 0 0
                                    

Tiga Kali Dasawarsa

Bukan hari, bulan atau tahun, tetapi tiga kali dasawarsa. Tidak hanya jarak, tetapi waktu seolah menggiring pada amnesia. Saat bunga mekar menunjukkan warna sejatinya, banyak alasan bagi kumbang untuk mendekat. 

Reyhan, meninggalkan seorang sahabat bernama Medi. Dia harus pergi menimba ilmu di luar provinsi. Saat itu usia Medi masih tujuh tahun. Meski hati berat, tetapi waktu telah menjadi obat yang teramat mujarab. 

Saat Reyhan kembali, orang yang pertama dicari adalah Medi. Segenap rindu dan kenangan masa lalu menjadi perbincangan hangat saat bertemu. Di bangku taman, canda tawa menghias bibir merah jambu wanita berambut setengah pirang itu. Penampilan tenang sang pangeran masa kecilnya,  membuat debaran keras di dalam dada. 

"Kamu sudah menikah, Dik?" tanya Reyhan.

"Belum, Mas." jawab Medi tersipu. 

"Mengapa belum menikah?" Reyhan mulai penasaran.

"Aku menunggu seseorang di masa lalu," jawab Medi berharap Reyhan akan paham maksud hatinya. 

"Baiklah. Aku berharap orang itu akan datang sebelum hari pernikahanku, karena aku ingin kamu datang bersamanya," kata Reyhan sambil memberikan sebuah undangan pertunangan.

Langit masih biru dan matahari tak sedikitpun redup. Namun, sepertinya badai baru saja meluluhlantakkan rasa. Harapan untuk menyatu telah sirna bersama sepucuk undangan warna biru berlapis motif garis abu-abu. 

"Kamu tidak ingin melihat isi undangan dariku? Aku ingin sekali mengenalkan gadis itu padamu, tetapi kurasa itu tak perlu." kata Reyhan.

Dengan tangan gemetar, dia mencoba untuk membuka undangan itu. Matanya membulat saat melihat nama Reyhan Abimanyu dan Mediana Rahma tercantum sebagai pasangan yang akan mengikat janji suci. Air matanya mengalir tak terbendung. Kemudian pelukan hangat Reyhan bereaksi seperti sabu-sabu. 


Journey To The WriterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang