Bab 4 : Raina Terlambat

3 0 0
                                    

"Arghhh! Ibu tolong aku bu." Teriaknya

Tidak ada yang datang. Seperti ada sesuatu yang menghalangi teriakan Raina. Tak ada pilihan , satu satunya cara adalah dengan bersembunyi dari kejaran makhluk itu. Sebisa mungkin Raina mengontrol deru nafasnya tatkala dia melihat sosok itu berjalan ke tempat persembunyiannya.

Sebuah kepala muncul tepat di samping Raina, seraya memamerkan sederet gigi runcing, hantu itu berhasil membuat bulu kuduk Raina bediri dan kakinya bergetar hebat.

"Jangan ganggu aku, pergi sana!” sembur Raina tepat di hadapan muka sang hantu.

Sosok itu tertawa melihat ekspresi ketakutan di wajah Raina, melayang ke atas langit langit kamar dan menghilang, dan lampu kamarnya pun kembali menyala.

Raina mengatur seru napasnya, sialan sekali. Hantu itu hampir membuatnya terkena serangan jantung.

"Siapa dia, setahu ku aku tak pernah mempunyai masalah dengan nya, tapi kenapa dia datang meneror ku."

Raina duduk di tepi ranjang, menetralisir nafasnya yang kembang kempis, menenangkan pikirannya dan melanjutkan kegiatannya yang terganggu.

***

Pagi yang sial pasalnya Raina baru saja sampai kesekolah tepat pada jam 7 bersamaan dengan suara bel yang berdering kencang, kejadian tadi malam masih membuat Raina sedikit trauma, dia tidak bisa tidur semalaman, untungnya semua tugasnya sudah dia kerjakan malam itu juga, setidaknya hari ini akan berjalan cukup normal tanpa adanya masalah susulan, seperti dihukum guru atau masalah lainnya.

Dewi keberuntungan sedang berpihak kepadanya, Guru matematikanya belum datang mendahului Raina, membuatnya bisa sedikit lega, dan langsung duduk diantara ketiga sahabat yang sedang menunggu Raina.

"Raina? Tumben kamu telat, biasanya selalu berangkat pagi, kenapa?" Tanya Gisella menatap bingung Raina.

"Mm, mungkin karena kejadian malam tadi, makannya aku telat." jawab Raina Ragu.

"Kejadian tadi malam? Apa yang terjadi?" Sambar Edrea saat mendengarkan percakapan mereka.

"Kemarin malam, ada arwah yang datang kekamarku, dia menerorku saat aku sedang fokus mengerjakan tugas matematika," jelas Reina.

"Dasar hantu blegug mbok ya kalau mampir kerumah seseorang itu izin dulu, bukannya izin malah maen trobos aja, kan gak sopan," kata Bella kesall sambil menggebrak meja dihadapannya.

"Woii santai Bella, lagian semua hantu emang barbar, hadir kapan saja mereka gak perlu izin buat neror manusia, kamu gimana sih?" Sewot Gissel kepada pendapat aneh Bella mengenai hantu.

"Tapi'kan seenggaknya si hantu bisa ngucapin permisi, biar orang yang di terornya enggak jantungan." Sedangkan Bella masih keukeuh mempertahankan pendapat anehnya.

"Astagaaa, anak ini." Geram Edrea

"Ah kalo berantem gini, aku tidak akan melanjutkan ceritanya lagi." Kini giliran Raina yang angkat bicara, karena kesal melihat kedua temannya bertengkar saat dia sibuk bercerita.

"Jangan hiraukan mereka Rain, ayo lanjutkan cerita mu." ucap Edrea.

"Aku aneh dengan hantu itu, kenapa dia meneror ku dengan sebuah pesan? Dan mendadak muncul di kamarku padahal Aku sama sekali tidak mengenalnya." Ucap Raina melanjutkan ceritanya.

"Sebuah pesan? Pesan apa itu Rain?" Tanya Gissel penasaran

"Ya pesan, pesan itu ada di riwayat sms ku." Ucap Raina sambil mengeluarkan ponsel yang ada disaku roknya.

Tetapi baru saja Raina ingin menunjukkan pesan itu, Bu Fransiska datang kedalam kelas, seketika semua murid yang sedang mengobrol pun kembali ketempatnya masing masing, termasuk Raina, dia memasukkan kembali ponsel kedalam saku roknya.

"Ku perlihatkan nanti saat istirahat tiba." Bisik Raina kepada Gissel.

My School Secret (Ina Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang