[ twelve ]

1K 196 52
                                    

Author’s point of view

 

“Bagaimana kabarmu, Luke?” tanya Calum.

“Ah, aku baik-baik saja di sini. Kau sendiri ada perlu apa ke London?” jawab Luke sambil menyeruput kopinya.

“Aku hanya berlibur bersama teman-teman high school-ku. Kau mau aku kenalkan?” tanya Calum.

“Wah, boleh juga.” Jawab Luke. Calum langsung memainkan ponselnya lalu melepon seseorang. Aku rasa Calum menelepon temannya, batin Luke.

**

London, 7.20p.m

Harry dan Niall menancapkan gas kencang. Mereka berencana mencari Barbara, Luke, dan Ariana yang entah di mana keberadaannya. Sedangkan Louis dan Liam menjaga rumah. Siapa tahu nanti Barbara pulang. Zayn? Zayn sedang menjaga Milan di rumah sakit bersama Mommy sedangkan Daddy Gerrard ada tur sepak bolanya di Spanyol.

Di lain sisi, Barbara tengah memeluk lututnya di sudut Hyde Park. Suhu -16 derajat celcius dan badai salju membuat Hyde Park sangat sepi. Jarak antara Hyde Park dan rumah Mommy Shakira cukup jauh, sekitar 20 km. Ditengah malam yang sunyi dan dingin ini, Barbara tetap menunggu Luke di sini. Mungkin saja Luke dan Ariana terjebak di salju, pikir Barbara.

Untungnya, Barbara sendiri tahan akan suhu ekstrem. Tapi, sekuat apapun Barbara menahan dingin, pasti ada batasnya juga. Hanya dengan sweater panjang—mantel yang dipakai Barbara sudah dikembalikan ke Luke—dan legging, membuat udara dingin lebih bisa menusuk permukaan kulit Barbara.

Perlahan, darah keluar dari hidung Barbara. Dan semuanya gelap.

**

“Kita mau cari ke mana, Hazz?” tanya Niall.

“Ke mana ya? Aaah, kukira kau tahu!!” protes Harry.

“Hehehehe, aku tidak tahu,” cengir Niall.

“Duh, kau ini! Coba kita lacak menggunakan GPS,” coba Harry. Harry menepikan mobilnya ke pinggir jalan.

Niall berdecak kesal, “Bagaimana kalau mereka tidak menyalakan GPS mereka?!”

“Kita coba saja.” Harry mengutak-atik ponselnya. Sekitar 10 menit, pencarian Harry membuahkan hasil.

“Menurut GPS, terakhir kalinya Barbara menyalakan GPS dia ada di Hyde Park. Kalau Luke ada di Vintage Coffee Shop, Western London Mall. Kalau Ariana ada di Forever 21, Western London Mall.”

“HAH? Kok....Luke dan..Ariana?” ujar Niall tak percaya. Ia mengacak rambutnya.

“Kita cari ke mall dulu, deh! Lebih dekat,” kata Harry.

“Hyde Park dulu saja! Bagaimana kalau Barbara berada di Hyde Park sendirian? Kan, kalau di mall akan lebih ter—“

Ddrrtt... Mr. Tommo’s calling...

**

Louis’s point of view

 

London, 8.10p.m

“Ewwww! Masa’ aku kalah untuk yang ketiga kalinya?!” pekikku.

Shame on youuuu, Tomlinson!” ejek Liam.

“Ayo kita tanding lagi!” tantangku.

Tiba—tiba...

Tok tok tok...

Terlihatlah Ariana dan Luke yang sedang menenteng kantong belanjaan milik mereka. What the heck?! Jadi... Barbara?! Ku lihat Liam yang sedang menyipitkan matanya seperti sedang mencari sesuatu.

Out of LimitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang