Aku mencintai orang yang seharusnya tidak boleh kucintai. Tapi maaf, egoku untuk memilikinya lebih besar.
Apa jalan yang kupilih akan membawa kita pada ending bahagia, Bakugou?
⚠️Warning: OOC
Maap kalo jatohnya cringe
- ꒰‧⁺ ⌨︎ aisen project 𝗘𝗡𝗘𝗠...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• • • • • • •
"Kau lambat, Katsuki"
"Kau yang terlalu cepat oi!"
"Ahahaha, kau payah. Masa lomba mendaki bukit dengan anak perempuan saja kalah?"
"Berisik! Ayo tanding ulang!"
"Sayangnya aku harus pergi sekarang..."
"Tunggu! Apa harus pergi sekarang? Sampai sekarang pun aku belum tau nama—"
"Sampai jumpa, Katsuki! Mari bertemu lagi!"
Gadis itu tersenyum, lalu hanya atap kamarnya yang ia lihat setelahnya.
"Sebenarnya anak itu siapa... kenapa aku selalu memimpikannya empat tahun belakangan ini..." lirih Katsuki sembari memejamkan matanya kembali. "Mari bertemu di mimpi selanjutnya..."
💥💥💥
"Lihat, bukannya itu Katsuki Bakugou?"
"Ah! Iya, dia pemenang festival olahraga kemarin bukan?"
"Katsuki Bakugou kelas 1-A, ya?"
"Apa benar dia yang mengalahkan anak Endeavor kemarin? Tidak bisa dipercaya!"
"Maksudmu anak Endeavor, Todoroki Shouto itu? Padahal dia kuat sekali. Dan tampann!!!"
"Kalau dilihat-lihat Bakugou itu ternyata cukup tampan juga ya,"
"Hei, apa kau tidak mau mengajaknya berkenalan? haha"
"Jangan bercanda! Kudengar dari kelas 1-B dia anaknya sangat emosian. Bukan tipe ku sekali"
"Shht, jangan keras-keras! Nanti dia dengar!"
Pagi yang cukup mengganggku untuk seorang Katsuki Bakugou. Bagaimana tidak? Mendadak menjadi topik pembicaraan satu sekolah, dan di sepanjang lorong hanya terdengar namanya yang dibisikkan. Tidak adakah topik lain? Sungguh tidak ada kerjaan.
Sudah cukup, Bakugou muak. Ia menang pun bukan dengan cara yang dia inginkan, melainkan karna Todoroki yang mengalah. Andaikan manusia setengah-setengah itu bertarung dengan serius, tch.
"HOI HOI OMAERA, URUSAI! BISA DIAM TIDAK SIALAN?!" suara—atau lebih pantas dibilang bentakan—Bakugou terdengar sampai ujung lorong, membuat hening seketika.
"Uwah... d-dia marah"mereka mengalihkan pandangannya, tidak berani walau sekedar melirik lelaki pemilik sebutan "lelaki bom" itu,apalagi berbisik-bisik tentangnya. Bakugou yang masih kesal berlalu menuju kelasnya, dengan hentakan disetiap langkahnya tentu saja.