18

4.5K 559 118
                                    

Maap kalo ada Typo.

Halo kalian yang baca ini, boleh dong bagi Lope ijo buat aku 💚💚








===

"Lo suka sama Thalassa?"

Sean terdiam memikirkan pertanyaan yang baru saja di lontarkan oleh Arkan.

Suka?

Sama Thalassa?

Arkan salah persepsi deh sepertinya. Sean kan cuma nanya. 'Boleh gak dia deket sama Thalassa?'  dekat dalam Artian pertemanan. Sean ingin jadi teman Thalassa, Sean ingin menjahili Thalassa setiap hari, dan Sean ingin membuat Thalassa misuh-misuh setiap hari.

Yang harusnya tanya seperti itu seharusnya Sean. 'Arkan suka ya sama Thalassa' mengingat Arkan sangat perhatian dengan Thalassa. Bahkan Arkan rela walau lelah ia tetap menjenguk Thalassa, memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja.

Sean menahan tawanya, ketika melihat ekspresi Arkan yang sangat mengintimidasi.

"Kenapa lo nahan ketawa gitu?" Tanya Arkan masih dengan raut wajah sinis nya.

Sontak saja Sean langsung tertawa terbahak-bahak tepat di depan wajah Arkan. Kurang ajar emang!

Arkan mendorong wajah Sean agar menjauh dari wajahnya, masalahnya mulut Sean ini bau neraka. Kalo gak percaya, cobain aja sendiri!

"Emh! Mulut lo bau dakjal anjing!" Umpat Arkan.

Sean menghentikan tawanya, lalu ia mencium bau mulutnya sendiri.

"Halah lebay lo nyet! Wangi kok mulut gue. Nih cium nih  HAH!"

duak!

Jangan tanya itu suara apa, itu suara Sean yang terjatuh dari sofa karna di tendang oleh Arkan.

Sean meringis, mengusap-usap bokongnya yang habis mencium lantai ruang osis. Sakit Bor! Tendangan Arkan gak main-main cuy. Sakit nya sama kayak di tinggalin pas lagi sayang-sayangnya.

"Sakit bangsat!" Umpat Sean.

Arkan hanya memutar bola matanya malas, sambil memandang tanpa minat pada Sean.

Sambil masih meringis, Sean kembali duduk di tempatnya. Lalu cowok itu menyedot Hilo miliknya hingga tandas tak bersisa.

Tuk!

Sean menaruh cup kosong nya di atas meja lalu matanya memandang dengan serius ke arah Arkan.

"Arkan kali ini gue serius"

Arkan hanya mengangguk santai sebagai jawabannya.

"Kalo gue suka sama Thalassa, emangnya kenapa?" Tanya Sean dengan pandangan yang masih serius.

Arkan yang tadinya duduk santai, kini menegakan bahunya dan membalas tatapan Sean tak kalah serius. "Sejak kapan?" Tanya Arkan.

Sean terkekeh kecil dengan sudut bibir terangkat sebelah. "Sejak kapan? Urusan nya sama lo apa?" Tanya Sean.

Arkan terdiam. Ia juga bingung mau menjawab apa.

Sean lagi-lagi terkekeh, lalu cowok itu menepuk pundak Arkan dua kali. "Becanda kali, tegang amat muka lo" ucap Sean sambil di iringi dengan tawanya.

Arkan mengehela nafasnya dan kembali menyenderkan tubuhnya di sofa tanpa menghiraukan perkataan Sean barusan.

"Lo suka sama Thalassa ya?" Tanya Sean.

Still UnfairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang