04

82 19 0
                                    

Sun Hee perlahan membuka kedua matanya, hal yang pertama kali wanita itu rasakan adalah rasa sakit di kepalanya dan suasana hangat disekitar, Sun Hee yang merasa heran dengan apa yang dialaminya berusaha melihat kearah sekelilingnya. Sun Hee melihat suaminya yang tidur di lantai dan terus memegangi tangan kanannya dengan erat, dinding-dinding rumah kayu yang di haluskan agar tidak tajam dan bisa memberikan suasana yang hangat disaat musim dingin.

Beberapa lukisan yang harganya mungkin berjumlah puluhan kion dan barang-barang yang tidak pernah ada di dalam rumahnya, Sun Hee benar-benar merasa sangat keheranan. Dimana dia sekarang dan apa yang terjadi kepada dirinya dan juga suaminya, Sun Hee bertanya-tanya di dalam hatinya. Hal terakhir yang Sun Hee ingat adalah mereka berada di tengah hutan dan bertemu dengan kuil yang memiliki pohon apel yang tumbuh subur, sampai mereka bertemu dengan sesosok makhluk rupawan yang memiliki sepasang mata berwarna merah dan ekor berjumlah sembilan.

Sun Hee ingat sekarang, setelah bertemu dengan Gumiho wanita itu pingsan dan tidak mengingat apapun lagi. Sun Hee juga baru sadar jika dia sedang berbaring di atas kasur empuk dan diselimuti dengan selimut yang hanya di miliki oleh para bangsawan, Sun Hee mendudukkan tubuhnya dan mencoba membangunkan suaminya yang masih tertidur dengan lelap. Sun Hee berulang kali menggoyang lengan suaminya dan perlahan Dae Jung terbangun.

"Sayang kau sudah bangun?" tanya Dae Jung dengan perasaan senang.

"Dimana kita? Apa kita berdua sudah mati?" bukannya menjawab Sun Hee malah bertanya kepada suaminya sambil melihat kearah sekelilingnya dengan perasaan ngeri.

"Apa yang kau katakan sayang, kita berdua masih hidup." Dae Jung memeluk istrinya.

"Aku senang kau sudah membuka kedua matamu, aku sudah menunggumu bangun selama satu bulan." ucapan dari Dae Jung membuat Sun Hee mendorong tubuh suaminya yang memeluknya.

"Apa? Satu bulan? Aku tidur selama satu bulan?" tanya-nya berusaha memastikan.

"Iya sayang, setelah kau pingsan kau tertidur selama satu bulan penuh." Sun Hee terdiam dan mengingat Gumiho yang muncul di hadapan mereka malam itu.

"Bagaimana kita bisa pergi dari kuil itu dan bagaimana kita bisa kabur dari Gumiho itu?" Sun Hee memberikan pertanyaan yang berada di dalam pikirannya kepada suaminya.

Dae Jung menghela nafas "Sayang, aku akan menceritakan kejadian, tapi kau harus makan dan minum terlebih dahulu. Aku belum memberikan makan, aku takut bayi kita kelaparan."

Sun Hee membulatkan kedua matanya "Bayi? Bayi apa? Siapa yang hamil?"

Dae Jung tersenyum lembut dan mengelus perut Sun Hee yang tampak membesar "Kita memiliki bayi sayang, kita akan menjadi orangtua."

Tangan kanan Sun Hee bergetar sambil meletakkan tangannya di atas perut buncitnya "A...aku aku hamil? Aku akan punya seorang bayi? Ahh... Hikss, kita akan jadi orangtua?" Sun Hee yang sudah tidak bisa membendung perasaannya hanya bisa mengeluarkan air mata.

"Iya, kita akan jadi orangtua sayang..." Dae Jung kembali memeluk istrinya dengan erat.

"Hikss... aku akan jadi seorang ibu, hikss, aku sangat bahagia..." Sun Hee terus menangis di dalam pelukan suaminya.


7 tahun kemudian...



Sun Hee dan Dae Jung yang tinggal di salah satu rumah pejabat di desanya, seperti biasa melakukan pekerjaan rumah tangga. Mereka berdua ditugaskan untuk menjaga dan mengurus rumah milik pejabat yang tinggal di istana, Yoona nama putri satu-satunya dari pasangan Sun Hee dan Dae Jung sudah tumbuh besar menjadi gadis kecil yang cantik dan baik hati. Yoona memiliki kulit putih dan wajah yang kecil, alis yang tebal, hidung yang mancung dan kedua pipi serta bibir yang merah merona seperti buah cherry.

Tale Of The Lonely Gumiho Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang