[8/10]

5.9K 1K 249
                                    

Aku sangat benci ...

♡♡♡

Kenjiro panik.

Pasalnya, saat dia ada di gym, dia tak melihat kembaran tersayangnya itu. Sudah menjadi kebiasaan seorang (Name) ada di gym. Bahkan pelatih, guru, dan anggota lain pun tak mempermasalahkan.

Tapi, entah mengapa si gadis manis itu tidak terlihat batang hidungnya. Bahkan setelah Kenjiro bertanya pada penghuni gym dan anak sekelas pun, tak ada yang tahu dimana keberadaannya.

Kenjiro mengacak surainya kasar. Sampai dia tak sengaja menabrak seseorang—yang bahkan Kenjiro salah mengira bahwa itu adalah mumi berjalan.

"Ah maaf— tunggu. Sepertinya anda bukan murid sekolah ini?"

"Oh tentu saja bukan. Aku sudah berkepala dua loh. Dan aku hanya ikut mencari tempat bunuh diri yang nyaman dan sejuk,"

"..."

"..."

"Okay, abaikan. Aku yakin dia gila,"

Kenjiro menggeleng lalu kembali fokus pada tujuan.

"Apa anda melihat gadis berambut panjang, dan mirip dengan saya?"

Lelaki mumi itu tersenyum lalu mengangguk dengan bodohnya.

"Aku lihat kok, dia sedang menangis di taman belakang. Lebih tepatnya, di bawah pohon besar,"

"Anda ... tahu dari mana?"

"Kan aku baru saja mencoba bunuh diri dengan menggantung diriku dan lompat dari atas sana,"

"A-ah ... Ya, terima kasih—"

"HOI DAZAI SIALAN! KAU BAHKAN KABUR KE ANIME INI?!"

"Wah~ kau juga ikut kabur loh, Kunikida-kun~

"Cih. Ayo pulang!"

"EH EH KUNIKIDA-KUN MESUM!"

"HA?!"

"ITU—"

Oke abaikan.

Kenjiro berlari ke taman belakang sekolah. Dilihatnya seorang gadis yang tengah meringkuk. Baru satu langkah, ia dapat mendengar isak tangis.

Hati Kenjiro seakan tersayat mendengarnya. Kenjiro menatap sendu gadis itu lalu melangkah maju.

"(Name) ... "

Gadis itu tersentak lalu menenggadah. Dari jarak satu meter, dapat dia lihat Kenjiro tengah berdiri.

"Ken-chan ... "

"Mengapa kau menangis?"

(Name) berdiri lalu menatap sendu Kenjiro.

"Ken-chan ... apa benar kau membenciku?"

Kenjiro tersentak. Ia menatap tak percaya kembarannya.

Apa semua cinta, semua kasih sayang, dan semua perhatian yang diberikan Kenjiro belum cukup untuk membuktikan betapa cintanya dia pada (Name)?

"Dari mana ... kau menyimpulkan itu?"

Oke, Kenjiro mencium sesuatu yang tidak beres sekarang.

"Ken-chan tak perlu tahu!"

"Jelas bahwa aku perlu tahu!"

(Name) tersentak. Ia menunduk lalu mundur perlahan. Kenjiro tersadar.

"(Name) ... bukan seperti itu. Ini jelas urusanku juga. Aku berhak tahu. Dari mana kau menyimpulkan hal tak berdasar itu?"

"Teman-teman ... " cicit (Name) dengan suara kecil.

Kenjiro menghela napas kasar. Sudah dapat dipastikan bahwa ini hanya rumor tak berdasar.

Kenjiro tanpa ragu melangkah maju. Ia menarik paksa tangan (Name) lalu memeluknya erat. Tangan kiri ia lingkarkan pada pinggang (Name), sementara tangan kanan ia gunakan untuk mengelus surai copper milik si gadis. Kepala Kenjiro tumpukan pada pucuk kepala (Name).

Gadis itu tersentak lalu meronta.

"Ken-chan lepaskan—"

Bukannya melepas, Kenjiro malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Dengarkan aku! Siapa yang berani bilang seperti itu huh?! Kau tahu, aku mencintai kedua setelah—"

Manik si gadis membola.

"Tuhkan! Kedua—"

"Ya! Kedua setelah Okaa-san. Okaa-san adalah wanita yang paling kucintai. Dan setelah itu, ada kamu. Aku juga mencintai dan menyayangimu melebihi apapun. Semua perhatian dan segala yang kulakukan untukmu menjadi bukti. Apa belum cukup?! Berhenti mendengarkan mereka. Cukup dengarkan aku,"

(Name) terdiam.

"Tapi ... Ken-chan jadi jarang menghabiskan waktu denganku ... "

"Oh astaga (Name). Aku sedang sibuk latihan untuk pertandingan bulan depan. Bukankah kau juga tahu? Bahkan kau juga ikut memperhatikan di dalam gym,"

"Kalau begitu, nanti kita tidur bersama ya!"

(Name) melepas pelukannya. Ia memegang kedua sisi pinggang Kenjiro lalu menatap sang kembaran dengan senyum lebar.

Wajah Kenjiro merah padam.

"A-apa ... "

(Name) mendadak murung.

"Ken-chan tak mau—"

Cup!

Kecupan di kening (Name) dapatkan. Kini giliran si gadis yang merah merona. Ia menyentuh permukaan keningnya lalu menatap Kenjiro.

Lelaki itu mengulas senyum lembut.

"Baiklah kalau itu maumu,"

Meanwhile Satori others ...

"Aduh! Geseran dong, fotonya jadi blur nih!" pekik Satori tertahan. Eita mendelik.

"Cih, diamlah Tendou! Kau tak kasihan dengan yang di bawah?!"

"Ambigu sangat kalimatmu~"

"Astaga kalian. Mengapa kalian repot-repot seperti itu, padahal bisa mengintip sepertiku?" tanya Reon—sebagai satu-satunya yang waras— tak paham.

"Padahal kau juga ikut mengintip," cibir Satori.

"..."

"Ano, Senpai. Bukankah ini tak sopan?"  tanya Tsutomu.

"Ck ck ck, lihatlah mereka. Seperti kekasih saja. Aku menyerah. Aku akan membuat kapal (Name)xKenjiro berlayar~" Satori berkata seraya bergoyang.

"Oh tentu tidak. Aku akan membuatnya menjadi mempelaiku,"

"Bisakah kalian diam? Selain berat, kalian membuat punggungku sakit,"

"..."

"..."

"Dan mengapa kau mau saja dijadikan pijakan oleh mereka, Ushijima?" tanya Reon sweatdrop.

Omake

"Oh ya Ken-chan. Kau tak ada latihan?"

"..."

"..."

"ASTAGA AKU LUPA!!!"

... ketika melihatnya menangis.

𝐓𝐖𝐈𝐍𝐒! shirabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang